Defenisi Operasional METODE PENELITIAN

53 8. Jangka waktu realisasi pembiyaan adalah rentang waktu pencairan pembiayaan dari awal permohonan sampai pemberian pembiayaan. 9. Jangka waktu angsuran adalah selang waktu yang diberikan pihak BMT kepada nasabah untuk mengangsur dan melunasi pinjamannya yang lamanya telah disepakati bersama antara pihak BMT dan pihak nasabah bulan 10. Sektor usaha responden dibagi menjadi dua kategori yaitu sektor pertanian dan non sektor pertanian. 11. Tahap pengajuan pembiayaan adalah permohonan dari nasabah untuk mendapatkan pembiayaan dari BMT Dana Insani. 12. Tahap penyaluran pembiayaan adalah pencairan dana pembiayaan dari pihak BMT kepada nasabah yang besarnya disesuaikan dengan kesepakatan kedua belah pihak. 13. Tahap pengelolaan pembiayaan adalah kemampuan nasabah dalam memanfaatkan pembiayaan yang diberikan BMT. 14. Tahap pengembalian adalah kemampuan nasabah dalam mengangsur sejumlah pembiyaan yang dipinjamnya dari BMT. Pengembalian pinjaman ini dibatasi oleh jangka waktu angsuran yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. 15. Dampak pembiayaan yang diberikan oleh BMT dilihat dari kondisi usaha, peningkatan pendapatan, peningkatan kesejahteraan, dan pemilikan asset.

V. GAMBARAN UMUM BMT

5.1. Sejarah Singkat BMT Dana Insani

BMT Dana Insani merupakan lembaga keuangan yang operasionalnya berdasarkan prinsip syariah dan prinsip koperasi atas dasar azas kekeluargaan. Dalam usahanya BMT Dana Insani berperan sebagai lembaga perantara intermediary antara mereka yang memiliki dana berlebih tapi tidak memiliki kemampuan untuk berniaga dengan mereka yang memiliki kemampuan berniaga tetapi tidak memiliki dana. BMT Dana Insani terdiri dari dua lembaga yaitu: 1. Baitul Maal yaitu lembaga yang bertugas menghimpun dana anggota dan masyarakat dalam bentuk zakat, infaq, shadaqoh dan hibah serta didistribusikan kepada yang berhak 8 asnaf dalam Al Qur’an yaitu faqir, miskin, ghorim, hamba sahaya, fisabilillah, mualaf, amil. 2. Baitul Tamwil yaitu lembaga yang bertugas menghimpun dana dari anggota dan masyarakat luas dalam bentuk simpanan, kemudian dana tersebut digunakan untuk pembiayaan produktif anggota. Dana yang disimpan di BMT Dana Insani merupakan amanah yang harus ditunaikan oleh BMT Dana Insani untuk mengembangkan usaha sehingga menghasilkan keuntungan. Selain itu karena BMT diberi amanah menggunakan dana tersebut untuk memperoleh keuntungan, maka BMT memberika bagi hasil atau bonus kepada para penabungpenyimpan sesuai pendapatan yang diperoleh BMT setiap bulannya. Kehadiran BMT Dana Insani berawal dari hasil kajian dan pendampingan dari ekonomi akar rumput yang diadakan oleh aktivis pemuda Yogyakarta dengan 55 beberapa aktivis pemuda Gunung Kidul pada akhir tahun 1999 sampai awal tahun 2001. Dari hasil pendampingan dan kajian yang dilakukan diperoleh bahwa banyak masyarakat yang mempunyai usaha ekonomi produktif seperti pedagang- pedagang kecil di pasar dan para pengusaha kecil lainnya sulit untuk memanfaatkan jasa perbankan. Sementara mereka terjerat dengan lembaga non formal atau rentenir yang memberikan bunga terlalu tinggi. Hal ini terpaksa mereka lakukan karena tidak ada lembaga keuangan alternatif lain yang memberikan pelayanan kepada mereka. Selepas dari pendampingan tersebut beberapa aktivis pemuda, tokoh agama, dan masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan ekonomi kerakyatan, pada tanggal 1 Februari 2001 diprakarsai berdirinya BMT Dana Insani dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Juni 2001. Pada tanggal 31 Desember 2002, BMT Dana Insani telah memiliki badan hukum koperasi dengan nomor badan hukum 518.003BHXII2002 sebagai lembaga keuangan alternatif yang dapat memberikan pembiayaanpinjaman kepada masyarakat yang mempunyai usaha ekonomi produktif. Setelah perjalanan selama 7 tahun, BMT telah membuka 2 kantor cabang di wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Kantor cabang pertama dibuka pada tanggal 19 Maret 2005, berlokasi di Kecamatan Semin yang sebagian besar anggotanya adalah pedagang. Kantor cabang kedua dibuka pada tanggal 15 Februari 2008, berlokasi di Kecamatan Ponjong yang sebagian besar anggotanya adalah petani yang tergabung dalam kelompok tani binaan BMT Dana Insani. Pada tanggal 30 Desember 2004, BMT Dana Insani memperoleh dana bantuan dari Kementrian Koperasi yang akan disalurkan kepada anggota yang