25 menghimpun dana dari anggota masyarakat yang berupa zakat, infak, dan
shodaqoh dan disalurkan kembali kepada pihak yang berhak menerimanya ataupun dipinjamkan kepada anggota yang benar-benar membutuhkan melalui
produk pembiayaan qordhul hasan pinjaman dengan bunga nol persen. Sementara Baitut Tamwil, berupaya menghimpun dana masyarakat yang
berupa simpanan pokok, simpanan wajib, sukarela dan simpanan berjangka serta penyertaan pihak lain, yang sifatnya merupakan kewajiban BMT untuk
mengembalikannya. Dana yang terhimpun diputar secara produktif bisnis kepada para anggotanya dengan pola syariah.
2.5 Aspek Legalitas BMT
Ketentuan pembentukan BMT berbadan hukum koperasi diperkuat oleh PP No.91995, dimana dalam penjelasan pasal 2 ayat 1 membolehkan penerapan
sistem bagi hasil pada koperasi, sebagai berikut: 1. Jumlah pendiri minimal 20 orang.
2. Jumlah pengurus minimal 3-5 orang 3. Jumlah pengelola mnimal 3-5 orang, dimana mereka telah mengikuti
pelatihan BMT dan manejer dengan pendidikan formal terakhir minimal D3. 4. Anggota terdiri dari anggota pendiri dan anggota biasa. Anggota pendiri
meliputi tokoh masyarakat yang bersedia menjadi sponsor dalam menyediakan modal awal. Anggota biasa adalah para penyimpan penabung
dan debitur. 5. Simpanan-simpanan yang ada meliputi: simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela, dan simpanan pendiri. Simpanan pokok adalah simpanan
26 tertentu yang harus disimpan oleh anggota pada saat pendaftaran diri atau saat
transaksi untuk pertama kalinya. Simpanan wajib adalah simpanan dalam jumlah tertentu yang diberikan anggota secara rutin. Simpanan pendiri adalah
modal awal yang berasal dari para pendiri dalam jumlah tertentu berdasarkan hasil kesepakatan bersama, dimana simpanan ini tidak dapat diambil dan
tidak memperoleh imbalan jasa bagi hasil tabungan. 6. Tumbuh dan berkembang di tempat-tempat yang belim atau tidak terjangkau
oleh lembaga-lembaga keuangan yang ada, dengan bentuk awal berupa KSM kelompok swadaya masyarakat.
7. Pengurus BMT sekaligus berfungsi sebagai Badan Pemeriksa dan mensupervisi manajemen pelaksanaan BMT.
2.6 Visi Misi dan Tujuan BMT
Visi BMT adalah menjadi lembaga yang profesional, terpercaya, dan terkemuka
di Indonesia
dalam penanggulangan
kemiskinan melalui
pengembangan LKM BMT dan Kelompok-kelompok usaha Mikro yang mandiri, berkelanjutan dan mengakar di masyarakat Aryati, 2006. Selanjutnya Misi yang
diemban BMT dapat dirumuskan sebagai berikut: “Pemberdayaan masyarakat bawah sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan tawar, kemampuan
mengakses sumber daya ekonomi, politik dan sosial. Sehingga terwujud hubungan kemanusiaan yang adil dengan berlandaskan pada syariat Islam”. Hidayat, 2004
Tujuan BMT diantaranya adalah: 1. Mewujudkan ekonomi umat yang produktif dan berkesinambungan.