Sistem Dan Prosedur Pembiayaan Syariah

14 Prosedur pembiayaan adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk memperoleh pembiayaan. Serangkaian proses tersebut dilakukan untuk meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dari kegiatan usaha calon peminjam. Setiap lembaga keuangan mikro memiliki kriteria dalam melakukan analisa pembiayaan yang diajukan peminjam. Dalam melakukan analisia pihak lembaga keuangan mikro menentukan beberapa aspek untuk menentukan kelayakan pemberian pembiayaan. Diantaranya adalah: 1. Layak nilai, yaitu kualitas akhlak calon peminjam pada lembaga keuangan mikro dapat memberikan jaminan kepercayaan. 2. Layak pembiayaan, yaitu bantuan modal yang diberikan oleh lembaga keuangan mikro dinilai dapat meningkatkan omset usaha calon peminjam sekaligus menaikkan pendapatannya. Secara umum jenis-jenis pembiayaan dapat digambarkan sebagai berikut Antonio, 2001: Gambar 1. Jenis-jenis Pembiayaan Sumber: Antonio 2001. Modal Kerja Produktif Investasi Konsumtif Pembiayaan 15

2.2 Produk Pembiayaan Syariah

Ada beberapa produk pembiayaan syariah yang ditawarkan oleh lembaga keuangan baik bank ataupun non bank antara lain 4 : 1. Produk simpanan al- wadi’ah Al- wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari suatu pihak kepihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja sipenitip menghendaki. Atau dengan kata lain al- wadi’ah adalah perjanjian antara pemilik barang termasuk uang, dimana pihak penyimpan bersedia menyimpan dan menjaga keselamatan barang yang dititipkan kepadanya. Bentuk produk simpanan, yaitu: giro wadi’ah dan tabungan wadi’ah. 2. Produk bagi hasil syirkah a. Musyarakah Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau amalexpertise dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja sama dapat berupa dana, barang perdagangan trading asset, kewiraswastaan entrepreneurship, keahlian skill, kepemilikan property, peralatan equipment, atau integible asset seperti hak paten, kepercayaanreputasi dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dengan merangkum seluruh kombinasi dari bentuk kontribusi masing-masing 4 Muhammad Syafi’i Antonio,Buku Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insani, Jakarta 2001 16 pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel. Secara teknis bank menyediakan sebagian dana dan mitra usaha nasabah menanggung selebihnya dalam membiayai suatu proyek. Dalam hal ini bank dapat turut serta mengelolanya. Seandainya bank turut serta mengelola proyek tersebut, maka terlebih dahulu diadakan kesepakatan tentang pembagian keuntungan. Pembagian keuntungan tidak harus sebanding dengan jumlah yang disetor, tetapi berdasarkan perjanjian kedua belah pihak. Namun, kerugian yang terjadi ditanggung bersama sesuai dengan pangsa pembiayaan masing-masing. Manfaat pembiayaan Musyarakah:  Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tetentu pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.  Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatanhasil usaha bank, sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative-spread.  Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan arus kas usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.  Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar- benar halal, aman, dan menguntungkan. Hal ini karena keuntungan yang riil benar-benar terjadi itulah yang dibagikan.  Prinsip bagi hasil dalam mudharabahmusyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga dimana bank akan menagih penerimaan pembiayaan nasabah satu jumlah bunga tetap berapapun