11 1. Bagaimanakah tingkat efektivitas pembiayaan pada BMT Dana Insani?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi jumlah pengambilan pembiayaan syariah pada BMT Dana Insani?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Menganalisis tingkat efektivitas pembiayaan yang berlangsung pada BMT
Dana Insani. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pengambilan
pembiayaan syariah pada BMT Dana Insani.
1.4. Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya ataupun untuk berbagai kalangan umumnya. Manfaat yang
diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Memberikan pemahaman yang mendalam tentang lembaga keuangan mikro
dan dinamikanya. 2. Memberikan informasi yang berguna bagi BMT dan instansi terkait tentang
efektivitas produk-produk layanan pembiayaan yang diberikan dan ditawarkan.
12
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas tentang sistem dan prosedur pembiayaan syariah serta efektivitasnya terhadap nasabah dalam hal ini nasabah yang melakukan
peminjaman pembiayaan untuk modal kerja atau dengan kata lain untuk menjalankan usaha baik di sektor pertanian maupun lainnya. Dalam penelitian ini
hanya mengkaji sejauh mana kinerja pembiayaan yang telah dilakukan BMT Dana Insani yang dilihat dari sistem dan prosedur pembiayaan, faktor-faktor
pengambilan pembiayaan, tahap-tahap pembiayaan serta dampak yang ditimbulkan dari pembiayaan tersebut terhadap nasabahnya. Kinerja pembiayaan
didasarkan pada efektivitas pembiayaannya yang diukur berdasarkan persepsi nasabah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Dan Prosedur Pembiayaan Syariah
Pembiayaan menurut Karim dalam Antonio 2001 merupakan salah satu pokok tugas bank, yaitu pemberian fasilitas penyedia dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit atau pihak yang membutuhkan. Menurut sifat penggunaanya, pembiayaan dapat dibagi menjadi
dua hal, yaitu: 1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.
2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakanuntuk memenuhi kebutuhan.
Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua: 1. Pembiayaan Modal Kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:
a. Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil
produksi. b. Untuk keperluan perdagangan atau peningkataan utility of place dari suatu
barang. 2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang
modalcapital goods serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
14 Prosedur pembiayaan adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk
memperoleh pembiayaan. Serangkaian proses tersebut dilakukan untuk meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dari kegiatan usaha calon peminjam.
Setiap lembaga keuangan mikro memiliki kriteria dalam melakukan analisa pembiayaan yang diajukan peminjam. Dalam melakukan analisia pihak lembaga
keuangan mikro menentukan beberapa aspek untuk menentukan kelayakan pemberian pembiayaan. Diantaranya adalah:
1. Layak nilai, yaitu kualitas akhlak calon peminjam pada lembaga keuangan mikro dapat memberikan jaminan kepercayaan.
2. Layak pembiayaan, yaitu bantuan modal yang diberikan oleh lembaga keuangan mikro dinilai dapat meningkatkan omset usaha calon peminjam
sekaligus menaikkan pendapatannya. Secara umum jenis-jenis pembiayaan dapat digambarkan sebagai berikut
Antonio, 2001:
Gambar 1. Jenis-jenis Pembiayaan
Sumber: Antonio 2001.
Modal Kerja Produktif
Investasi Konsumtif
Pembiayaan