Produk Pembiayaan Syariah TINJAUAN PUSTAKA

16 pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel. Secara teknis bank menyediakan sebagian dana dan mitra usaha nasabah menanggung selebihnya dalam membiayai suatu proyek. Dalam hal ini bank dapat turut serta mengelolanya. Seandainya bank turut serta mengelola proyek tersebut, maka terlebih dahulu diadakan kesepakatan tentang pembagian keuntungan. Pembagian keuntungan tidak harus sebanding dengan jumlah yang disetor, tetapi berdasarkan perjanjian kedua belah pihak. Namun, kerugian yang terjadi ditanggung bersama sesuai dengan pangsa pembiayaan masing-masing. Manfaat pembiayaan Musyarakah:  Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tetentu pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.  Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatanhasil usaha bank, sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative-spread.  Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan arus kas usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.  Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar- benar halal, aman, dan menguntungkan. Hal ini karena keuntungan yang riil benar-benar terjadi itulah yang dibagikan.  Prinsip bagi hasil dalam mudharabahmusyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga dimana bank akan menagih penerimaan pembiayaan nasabah satu jumlah bunga tetap berapapun 17 keuntungan yang dihasilkan nasabah, bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi. Skmema Musyarakah Gambar 2. Pembiayaan Musyarakah Sumber: Pusat Pembiayaan Pertanian DEPTAN 2007 5 Berdasarkan Direktorat Perbankan Syariah BI tahun 2001 terdapat beberapa ketentuan umum untuk pembiayaan musyarakah, antara lain: Semua modal disatukan untuk jadi modal proyek musyarakah dan dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah dan tidak boleh melakukan tindakan seperti: 1. Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi 2. Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik modal lainnya 3. Memberi pinjaman kepada pihak lain 5 Skim Pola Pembiayaan Bagi HasilSyariah Untuk Usaha Sektor Pertanian, Pusat Pembiayaan Pertanian DEPTAN 2007 Perjanjian Bagi Hasil Nasabah Bank Syariah Proyek Usaha Pembagian Keuntungan 18 4. Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan oleh pihak lain 5. Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila: menarik diri dari perserikatan, meninggal dunia, tidak cakap hukum 6. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sedangkan kerugian dibagi dengan porsi kontribusi modal 7. Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad dan setelah proyek selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank b. Mudharabah Mudharabah merupakan hubungan berserikat antara dua pihak, yaitu pemilik dana menyediakan dana dan pihak yang memiliki pengalaman, keahlian entrepreneur menyalurkan dana tersebut sehingga menciptakan nilai tambah, misalnya bank. Secara teknis, mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama Shahibul maal menyediakan seluruh 100 modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. 19 Modal 100 Keahlian Keterampilan Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, Mudharabah diterapkan pada: 1. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, deposito biasa, dan sebagainya. 2. Special Investment deposito spesial, dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijarah saja. Adapun dari sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk: 1. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa. 2. Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqqayadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat- syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal. Skema Mudharabah Gambar 3. Pembiayaan Mudharabah Sumber: Pusat Pembiayaan Pertanian DEPTAN 2007 Perjanjian Bagi Hasil Nasabah Mudharib Bank Shahibul Maal UsahaProyek Pembagian Keuntungan Nisbah Y Nisbah X MODAL 20 Berdasarkan Direktorat Perbankan Syariah BI tahun 2001 terdapat beberapa ketentuan umum untuk pembiayaan mudharabah, antara lain: 1. Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus diserahkan tunai dan dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang. Apabila modal diserahkan secara bertahap, harus jelas tahapannya dan disepakati bersama. 2. Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan dengan dua cara: a. Perhitungan dari pendapatan proyek revenue sharing b. Perhitungan dari keuntungan proyek profit sharing 3. Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah, seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana. 4. Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan nasabah, namun tidak berhak mencampuri urusan pekerjaanusaha nasabah. Jika nasabah cedera janji dengan sengaja, misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda pembayaran kewajiban, dapat dikenakan sanksi administrasi. c. Al-Muzara’ah Al- Muzara’ah adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian 21 kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu persentase dari hasil panen. Skema Al- Muzara’ah Gambar 4. Pembiayaan Al- Muzara’ah Sumber: Pusat Pembiayaan Pertanian DEPTAN 2007 3. Produk jual beli ba’i a. Murabahah, yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang atau jasa dengan kewajiban mengembalikan talangan dana tersebut seluruhnya pada waktu jatuh tempo. Bank memperoleh margin keuntungan dari transaksi jual-beli yang telah disepakati. b. Salam, yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang atau jasa yang sudah wujud tetapi masih harus menunggu waktu penyerahannya, dengan kewajiban mengembalikan Perjanjian Bagi Hasil Pemilik lahan Penggarap Lahan Pertanian Lahan Pertanian  Keahlian  Tenaga  Waktu  Lahan  Benih  Pupuk  Dsb. 22 talangan dana tersebut secara menyicil atau dibayar sekaligus sampai lunas dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. c. Istishna, yaitu kontrak atau order yang ditanda tangani bersama antara pemesan dengan produsen untuk pembuatan suatu jenis barang tertentu. 4. Produk sewa ijarah Prinsip antara pemilik barang dengan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. 5. Produk biaya administrasi al qard al hasan Perjanjian pinjam meminjam uang atau barang dengan tujuan untuk membantu penerima pinjaman. 2.3 Lembaga Keuangan Mikro 2.3.1 Pengertian Lembaga Keuangan Mikro Keuangan mikro adalah merupakan jasa keuangan untuk pengusaha mikro dan masyarakat berpenghasilan rendah, baik formal, semi formal dan informal. Lembaga keuangan yang melakukan kegiatan jasa keuangan tersebut disebut lembaga keuangan mikro. Jasa keuangan mikro yang dilaksanakan oleh lembaga keuangan mikro LKM memiliki ragam yang luas, antara lain memberikan jasa pinjaman kredit, penghimpunan dana saving yang terkait dengan persyaratan pinjaman atau bentuk pembiayaan lainnya. Pengembangan lembaga keuangan pertanian pedesaan berada dibawah kerangka keuangan mikro. Lembaga keuangan tersebut dikembangkan berdasarkan semangat untuk membantu dan memfasilitasi masyarakat miskin, baik untuk kegiatan produktif yang dilakukan 23 oleh berbagai kegiatan mikro, maupun kegiatan konsumtif keluarga masyarakat miskin tersebut.

2.3.2 Prinsip Lembaga Keuangan Mikro

Dalam pedoman pemberdayaan Lembaga Dana Kredit Pedesaan LDKP, terdapat prinsip lembaga keuangan mikro merupakan bentuk pelayanan pembiayaan dengan prinsip-prinsip, yaitu: 1. Lembaga keuangan mikro tumbuh dari, oleh dan untuk anggota atas dasar kesadaran. 2. Lembaga keuangan mikro harus berpedoman pada prinsip kehati-hatian. 3. Modal lembaga keuangan mikro harus bersumber dari anggotanya sendiri yang dihimpun dari simpanan pokok dan simpanan wajib dan dapat pula ditambahkan simpanan pokok khusus sebagai penguat modal serta dapat pula membuka jenis-jenis tabungan simpanan sukarela. 4. Pelayanan kreditpinjaman pembiayaan hanya diberikan kepada anggota LKM saja, tidak boleh kepada bukan anggota. 5. Jaminan barang collateral boleh diterapkan, namun pertimbangan yang terbaik tetap atas watakkarakter peminjam sendiri.

2.3.3 Jenis-jenis LKM di Indonesia

Secara umum LKM di Indonesia dikelompokkan menjadi dua jenis, bersifat formal dan informal 6 . 6 Buku Kemiskinan dan Keuangan Mikro, Gema PKM Indonesia 2003