26 tertentu yang harus disimpan oleh anggota pada saat pendaftaran diri atau saat
transaksi untuk pertama kalinya. Simpanan wajib adalah simpanan dalam jumlah tertentu yang diberikan anggota secara rutin. Simpanan pendiri adalah
modal awal yang berasal dari para pendiri dalam jumlah tertentu berdasarkan hasil kesepakatan bersama, dimana simpanan ini tidak dapat diambil dan
tidak memperoleh imbalan jasa bagi hasil tabungan. 6. Tumbuh dan berkembang di tempat-tempat yang belim atau tidak terjangkau
oleh lembaga-lembaga keuangan yang ada, dengan bentuk awal berupa KSM kelompok swadaya masyarakat.
7. Pengurus BMT sekaligus berfungsi sebagai Badan Pemeriksa dan mensupervisi manajemen pelaksanaan BMT.
2.6 Visi Misi dan Tujuan BMT
Visi BMT adalah menjadi lembaga yang profesional, terpercaya, dan terkemuka
di Indonesia
dalam penanggulangan
kemiskinan melalui
pengembangan LKM BMT dan Kelompok-kelompok usaha Mikro yang mandiri, berkelanjutan dan mengakar di masyarakat Aryati, 2006. Selanjutnya Misi yang
diemban BMT dapat dirumuskan sebagai berikut: “Pemberdayaan masyarakat bawah sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan tawar, kemampuan
mengakses sumber daya ekonomi, politik dan sosial. Sehingga terwujud hubungan kemanusiaan yang adil dengan berlandaskan pada syariat Islam”. Hidayat, 2004
Tujuan BMT diantaranya adalah: 1. Mewujudkan ekonomi umat yang produktif dan berkesinambungan.
27 2. Menciptakan peluang lapangan pekerjaan dalam rangka pencapaian sasaran
pembangunan ekonomi. 3. Memperluas kesempatan berusaha serta menumbuhkan wira usaha yang
mandiri. 4. Membangun lembaga mikro yang kuat tatanan kelembagaannya dengan
menciptakan sumber daya manusia yang handal, terdidik dan terampil.
2.7 Prinsip Operasional BMT
Menurut Hamidi 2002, prinsip operasional BMT tidak jauh berbeda dengan prinsip-prinsip yang digunakan oleh bank-bank Islam yaitu prinsip simpan
tabungan, bagi hasil, jual beli, sewa, jasa. Ada tiga prinsip yang dilaksanakan oleh BMT, yaitu:
1. Sistem Bagi Hasil, dimana sistem ini meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemodal penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil ini
dilakukan antara BMT dengan pengelola dana dan antara BMT dengan penyedia dana penabung. Bentuk yang berdasarkan prinsip ini adalah
mudharabah dan musyarakah. 2. Sistem jual beli dengan Mark Up keuntungan, dimana sistem ini merupakan
tata cara jual beli yang dalam pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberikan kuasa untuk melakukan pembelian barang atas
nama BMT, kemudian BMT bertindak sebagai penjual yang menjual barang tersebut kepada nasabah dengan sejumlah harga beli ditambah keuntungan
bagi BMT mark upmargin. Keuntungan yang diperoleh BMT akan