Kerangka Pemikiran Teoritis KERANGKA PEMIKIRAN
37 Efektivitas pembiayaan pada BMT dapat dinilai dari efektivitas tahap
pengajuan pembiayaan, tahap penyaluran pembiayaan, tahap pemanfaatan pembiayaan dan tahap pengembalian pembiayaan. Keberhasilan suatu program
pembiayaan ditandai dengan adanya hubungan timbal balik antara pihak shahibul maal pemilik dana dan mudharib debitur sehingga manfaat yang dihasilkan
dapat diperoleh oleh keduanya. Dilihat melalui perbandingan dengan bank konvensional yang masih menerapkan sistem bunga dalam penyaluran
pembiayaan, BMT dinilai lebih memberikan kemudahan dalam pelaksanaannya. Dalam pemberian pembiayaan bank konvensional dalam tahap pengajuan
pembiayaannya selalu meminta agunan yang mungkin dirasakan berat oleh para pelaku usaha kecil dan menengah. Kemudian prosedur yang sulit karena bank
akan melakukan seleksi tertentu untuk permohonan pembiayaan dan memakan waktu yang lama untuk mendapatkan jawaban dari pihak bank konvensional atas
pengajuan permohonan pembiayaan. Berbeda dengan BMT yang langsung menjadikan nasabah sekaligus anggota dalam pemberian pembiayaan.
Prosedur yang diberikan juga tidak dianggap menyulitkan nasabah karena biasanya BMT tidak mensyaratkan adanya agunan dalam permohonan
pembiayaan. Dan juga terdapatnya pendampingan yang ditujukan untuk membantu pelaku usaha dalam menjalankan usahanya dinilai menjadi nilai
tambah yang biasanya tidak dimiliki oleh bank konvensional pada umumnya. Juga BMT tidak mensyaratkan adanya legalitas hukum dari usaha para nasabahnya
karena kebanyakan pelaku usaha kecil tidak memiliki hal tersebut dalam menjalankan usahanya.
38 Efektivitas pembiayaan menurut mudharib berdasarkan beberapa
parameter, antara lain Hidayat, 2004: a. Prosedur pembiayaan yang menunjukkan kemudahan bagi calon nasabah
untuk memahaminya b. Persyaratan pembiayaan yang menunjukkan kesanggupankemudahan bagi
calon nasabah pembiayaan untuk memenuhinya, termasuk adatidak adanya jaminan
c. Waktu pencairan atau realisasi yang menunjukkan kecepatan pihak BMT untuk mewujudkan pembiayaanyang diajukan
d. Lokasi BMT yang menunjukkan kemudahan bagi nasabah pembiayaan untuk mengakses sumber permodalan yang disediakan
e. Dampak pembiayaan yang menunjukkan tingkat kemanfaatan pembiayaan Menurut Tomo dalam Hidayat 2004, suatu lembaga keuangan yang
melayani golongan ekonomi menengah kebawah dalam upaya memperluas jangkauan pemberian pembiayaannya di pedesaan harus memperhatikan beberapa
unsur yaitu: hubungan antara kreditur dengan nasabah harus bersifat hubungan informal, dalam pemberian pembiayaan maupun penagihannya harus aktif dalam
arti harus sering mengunjungi tempat tinggal atau tempat usaha nasabah, pengawasan serta pembinaan harus dilakukan secara terus-menerus, kondisi sosial
budaya setempat, bantuan teknik perlu ditingkatkan disamping bantuan dana yang selama ini diberikan.
Jadi, keberhasilan suatu program keuangan tidak hanya dilihat dari jumlah pembiayaan yang dapat disalurkan oleh lembaga keuangan yang bersangkutan,
tetapi juga dilihat dari tingkat pengembaliannya karena tingkat pengembalian
39 pembiayaan akan mempengaruhi program keuangan selanjutnya. Suatu program
keuangan dikatakan efektif apabila dapat menghapuskan hambatan-hambatan yang timbul akibat dari kebiasaan pinjam-meminjam untuk keperluan konsumsi,
salah satunya yaitu hambatan berupa kelemahan dalam melunasi hutang.