dianggap tidak produktif dalam melakukan pekerjaan. Persebaran umur peternak di Kelurahan Pondok Ranggon disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Umur Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon pada Tahun 2013
No. Kategori Umur
Jumlah Orang Persentase
1. 20-40 tahun
9 37.500
2. 41-60 tahun
12 50.000
3. 61 tahun
3 12.500
Jumlah 24
100.000
Sumber: Data Primer Diolah 2013
Data yang didapat pada Tabel 9 menunjukkan bahwa peternak sapi perah di Pondok Ranggon berumur antara 41-60 tahun yaitu sebanyak 50.000 persen.
Peternak pada usia tersebut beranggapan bahwa pengalaman merupakan sumber utama dalam mengelola suatu peternakan. Peternak yang berumur 20-40 sebanyak
37.500 persen. Peternak berumur 20-40 tahun di Pondok Ranggon merupakan peternak yang usahanya merupakan turun menurun dari leluhurnya.
5.3.2. Jenis Kelamin Peternak Sapi Perah
Tingkat kesulitan suatu pekerjaan berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaan itu sendiri. Ada pekerjaan yang lebih banyak menggunakan kekuatan
otot, tetapi ada juga pekerjaan yang lebih banyak menggunakan kekuatan otak. Setiap pekerjaan dapat dilakukan oleh wanita dan laki-laki sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Jenis kelamin peternak sapi perah disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Jenis Kelamin Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon pada Tahun 2013
No. Jenis Kelamin
Jumlah Orang Persentase
1. Laki-laki
21 87.500
2. Perempuan
3 12.500
Jumlah 24
100.000
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Pada Tabel 10 menunjukkan bahwa peternak sapi perah di Pondok Ranggon yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 87.500 persen dan wanita
12.500 persen, karena pekerjaan sebagai peternak membutuhkan tenaga yang lebih untuk membersihkan kandang, mencari pakan, memandikan ternak,
memerah susu, dan lain-lain. Peternak wanita biasanya menjalankan usaha karena meneruskan usaha suaminya yang sudah meninggal atau memiliki pekerjaan lain.
5.3.3. Tingkat Pendidikan Peternak Sapi Perah
Pendidikan memiliki peranan penting terhadap produktivitas, karena dengan pendidikan peternak mengenal pengetahuan, keterampilan dan cara-cara
baru dalam melakukan kegiatannya. Tingkat pendidikan dapat dijadikan suatu indikator untuk mengukur produktivitas dan kreativitas kerja seorang petani
Mashud et al., 2007. Tingkat pendidikan peternak sapi perah di Pondok Ranggon disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Tingkat Pendidikan Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon pada Tahun 2013
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah Persentase
1. SD
3 12.500
2. SMP
5 20.800
3. SMA
12 50.000
4. PT
4 16.700
Jumlah 24
100.000
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Mayoritas tingkat pendidikan petenak sapi perah di Pondok Ranggon berdasarkan Tabel 11 adalah SMA sebanyak 50.000 persen. Peternak yang tingkat
pendidikannya mencapai perguruan tinggi sebanyak 16.700 persen. Diindikasikan bahwa tingginya tingkat pendidikan peternak responden di Pondok Ranggon.
Tingginya tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap keputusan usaha peternakan dan kemampuan peternak dalam menyerap informasi dan teknologi
untuk mengembangkan usaha yang dijalani, sehingga berdampak pada produktivitas output dan pendapatan.
5.3.4. Pengalaman Beternak
Lamanya waktu dalam melaksanakan usaha peternakan menunjukkan tingkat pengalaman beternak. Pengalaman beternak menjadi tolak ukur
kemampuan peternak dalam melaksanakan usaha peternakannya Puspito, 2004. Distribusi pengalaman beternak peternak sapi perah Pondok Ranggon disajikan
pada Tabel 12. Tabel 12 menunjukkan bahwa peternak sapi perah di Pondok Ranggon
memiliki pengalaman beternak lebih dari lima tahun. Pengalaman beternak pada interval 5-15 tahun sebanyak 45.833 persen, sedangkan peternak yang memiliki