0.00997  dengan  faktor  lain  dianggap  tetap  cateris  paribus.  Koefisien  pakan ampas tempe 0.5552 menunjukkan elastisitas 0  EP  1, terlihat bahwa ampas
ampas  tempe  0.5552  menunjukkan  elastisitas  0    EP    1,  terlihat  bahwa pemberian  pakan  ampas  tempe  pada  jumlah  tertentu  dapat  mencapai  output
optimal.  Berdasarkan  uji-t  pada  taraf α   =  0.10  pemberian  pakan  ampas  tempe
tidak berpengaruh nyata terhadap produksi susu.
6.1.5.  Tenaga Kerja
Hasil  analisis  fungsi  produksi  Cobb-Douglas  menunjukkan  elastisitas sebesar 0.10093, artinya setiap penambahan satu satuan jumlah tenaga kerja akan
meningkatkan  produksi  susu  sebesar  0.10093  dengan  faktor  lain  dianggap  tetap. Koefisien  tenaga  kerja  0.10093  menunjukkan  elastisitas  0    EP  1,  terlihat
bahwa  penggunaan  tenaga  kerja  berada  pada  daerah  rasional  daerah  II.  Hal  ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan tenaga kerja pada tingkat tertentu dapat
tercapai  output  maksimal.  Berdasarkan  uji-t  pada  taraf α   =  0.10  penggunaan
tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi susu di peternakan sapi perah.
6.2.  Analisis Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah
Tingkat  efisiensi  input  ditunjukkan  oleh  besarnya  perbandingan  Nilai Produk  Marginal  NPM  dengan  harga  input  BKM.  Efisien  dapat  diartikan
sebagai upaya penggunaan input sekecil-kecilnya untuk memperoleh output yang maksimal  atau dengan kata lain NPM suatu input  X tersebut  sama dengan  harga
input  X  itu  sendiri  NPM  =  BKM,  tetapi  dalam  kenyataan  NPMxBKM  tidak selalu  sama  dengan  satu,  yang  sering  terjadi  adalah  lebih  besar  dari  1  atau  lebih
kecil dari 1. Apabila lebih besar dari 1 dapat diartikan bahwa penggunaan faktor produksi  X  belum  efisien,  sedangkan  apabila  lebih  kecil  dari  1  maka  dapat
diartikan  bahwa  penggunaan  faktor  produksi  X  tidak  efisien  Soekartawi,  1995. Tingkat  efisiensi  di  peternakan  Pondok  Ranggon  disajikan  pada  Tabel  20  dan
Lampiran 10. Data  pada  Tabel  20  menunjukkan  bahwa  produksi  susu  rata-rata  sebesar
10.01  liter  per  ST  per  hari  dan  harga  susu  adalah  Rp  4  558.33  per  liter. Penggunaan  faktor-faktor  produksi  dalam  usaha  peternakan  sapi  perah  belum
mencapai kondisi optimal. Rasio NPM dan BKM tidak sama dengan satu. Pakan
hijauan  dan  ampas  tahu  memiliki  nilai  rasio  NPM-BKM  lebih  dari  satu, sedangkan pakan konsentrat, ampas tempe, dan tenaga kerja memiliki nilai  rasio
kurang dari satu.
Tabel  20.  Efisiensi  Produksi  Susu  Sapi  Perah  di  Peternakan  Pondok Ranggon Tahun 2013
Faktor Produksi
Input rata-rata
Koefisien NPM
BKM NPM
BKM
Pakan  Hijauan KgSTHari
12.714 0.13997
502.334 343.750
1.461 Pakan
Konsentrat KgSTHari
1.482 0.012136
373.652 2 231.667
0.167 Pakan Ampas
Tahu KgSTHari
4.972 0.555
5 095.164 1 343.750
3.792 Pakan Ampas
Tempe KgSTHari
1.846 0.00997
246.346 1 293.750
0.190 Tenga Kerja
Orang 4.958
0.10093 928.867
11 090.939 0.084
Produksi Susu LiterSThari
10.01 Harga produksi
susu RpLiter 4 558.33
Sumber : Data Primer Diolah 2014
Rasio  NPM-BKM  dari  pakan  hijauan  adalah  1.461,  artinya  jumlah penggunaan  pakan  hijauan  perlu  ditambah  agar  tercapai  efisiensi.  NPM  pakan
hijauan sebesar 502.334. Berarti bahwa setiap penambahan satu kg pakan hijauan akan  meningkatkan  pendapatan  peternak  sebesa  Rp  502.334  dengan  biaya
tambahan sebesar Rp 343.750. Rasio  NPM-BKM  dari  pakan  konsentrat  adalah  0.167,  artinya  jumlah
penggunaan pakan konsentrat perlu dikurangi agar tercapai efisiensi. NPM pakan konsentrat  sebesar  373.652.  Berarti  setiap  penambahan  satu  kg  pakan  konsentrat
akan  meningkatkan  pendapatan  peternak  sebesar  Rp  373.652  dengan  biaya tambahan sebesar Rp 2 231.667.
Rasio  NPM-BKM  dari  pakan  ampas  tahu  adalah  3.792,  artinya  jumlah penggunaan pakan ampas tahu perlu ditambah agar tercapai efisiensi. NPM pakan
ampas  tahu  sebesar  5  095.164.  Berarti  bahwa  setiap  penambahan  satu  kg  pakan ampas  tahu  akan  meningkatkan  pendapatan  peternak  sebesar  Rp  5  095.164
dengan biaya tambahan sebesar Rp 1 343.750.
Rasio  NPM-BKM  dari  pakan  ampas  tempe  adalah  0.190,  artinya  jumlah penggunaan  pakan  ampas  tempe  perlu  dikurangi  agar  tercapai  efisiensi.  NPM
pakan  ampas  tempe  sebesar  246.436.  Berarti  bahwa  setiap  penambahan  satu  kg pakan ampas tempe akan meningkatkan pendapatan peternak sebesar Rp 246.436
dengan biaya tambahan sebesar Rp 1 293.750. Nilai  Produk  Marjinal  untuk  penggunaan  tenaga  kerja  sebesar  928.867.
Berarti bahwa setiap tambahan satu orang tenaga  kerja hanya akan meningkatkan pendapatan  peternak  sebesar  Rp  928.867  dengan  biaya  tambahan  sebesar
Rp  11  090.939.  Rasio  NPM-BKM  dari  penggunaan  tenaga  kerja  sebesar  0.084 artinya untuk mencapai efisiensi perlu mengurangi jumlah tenaga kerja.
Nilai  NPM-BKM  harus  sama  dengan  satu  agar  tercapai  efisiensi.  Nilai NPM-BKM kurang dari satu perlu adanya pengurangan dalam penggunaan faktor
produksi,  sedangkan  jika  NPM-BKM  lebih  besar  dari  satu,  maka  perlu  adanya penambahan  dalam  penggunaan  faktor  produksi  tersebut.  Guna  mencapai
penggunaan  faktor  produksi  pada  tingkat  optimal,  maka  dibutuhkan  kombinasi optimal  dalam  penggunaan  faktor  produksi.  Penggunaan  faktor  produksi  dalam
tingkat optimal disajikan pada Tabel 21.
Tabel  21.  Input  Produksi  Optimal  di  Peternakan  Sapi  Perah  Pondok Ranggon Tahun 2013
Faktor Produksi Input rata-rata
Input Optimal
Pakan Hijauan KgSTHari 12.714
18.579 Pakan Konsentrat KgSTHari
1.482 0.248
Pakan Ampas Tahu KgSTHari 4.972
18.853 Pakan Ampas Tempe KgSTHari
1.846 0.352
Tenga Kerja Orang 4.958
0.415
Sumber: Data Primer Diolah 2014
Tabel  21  menunjukkan  penggunaan  faktor-faktor  produksi  dengan  input optimal.  Kondisi  efisiensi  penggunaan  pakan  hijauan  perlu  ditingkatkan  dari
12.714 kg per ST per hari menjadi 18.579 kg per ST per hari. Berdasarkan metode perhitungan  pakan  oleh  Sutardi  1981,  jumlah  pemberian  pakan  hijauan  untuk
sapi  perah  sebanyak  29.877  kg  per  ST  per  hari.  Ketersediaan  pakan  hijauan  di peternakan Pondok Ranggon terbatas, sehingga jumlah pakan yang digunakan dan
pakan optimal kurang dari standar pakan berdasarkan metode perhitungan Sutardi 1981.
Penggunaan  pakan  ampas  tahu  di  peternakan  Pondok  Ranggon  perlu ditingkatkan  dari  4.972  kg  per  ST  per  hari  menjadi  18.853  kg  per  ST  per  hari.
Berdasarkan  metode  perhitungan  pakan,  jumlah  pemberian  pakan  ampas  tahu untuk  sapi  perah sebanyak 25.890 kg per ST per hari. Jumlah pakan ampas tahu
berdasarkan  hasil  analisis  efisiensi  kurang  dari  standar  pakan  yang  diberikan sesuai  metode  perhitungan  pakan.  Hal  ini  karena  peternak  sapi  perah  di  Pondok
Ranggon juga memberikan pakan tambahan lainnya. Penggunaan  pakan  konsentrat  dan  ampas  tempe  lebih  kecil  dari  pakan
lainnya,  namun  untuk  mencapai  tingkat  efisiensi  jumlah  penggunaannya  harus dikurangi  sampai  input  optimal.  Jumlah  optimal  pakan  konsentrat  dan  ampas
tempe sebesar 0.248 kg per ST per hari dan 0.352 kg per ST per hari. Berdasarkan metode  perhitungan  pakan,  jumlah  penggunaan  pakan  konsentrat  dan  ampas
tempe sebanyak 3.699 kg per ST per hari. Di peternakan Pondok Ranggon pakan konsentrat dan ampas tempe merupakan pakan pendamping yang tidak digunakan
oleh  semua  peternak  sapi  perah.  Oleh  karena  itu,  jumlah  penggunaan  pakan konsentrat  dan  ampas  tempe  lebih  kecil  dari  ampas  tahu.  Jumlah  penggunaan
pakan hijauan, ampas tempe, konsentrat, dan ampas tahu masih rendah, sehingga produksi susu juga rendah.
Di  peternakan  Pondok  Ranggon  waktu  kerja  ditiap  peternaknya  sama, namun upahnya berbeda-beda. Setiap tenaga kerja memiliki jenis pekerjaan yang
berbeda, tetapi waktu kerja nya sama. Jumlah tenaga kerja yang digunakan perlu dikurangi dari 5 orang menjadi 1 orang agar tercapai tingkat efisiensi.
Berdasarkan  hasil  analisis  dengan  kombinasi  input-input  optimal  pada fungsi  persamaan  Cobb-Douglas  didapatkan  produksi  susu  optimal  Y  optimal
sebesar  18.007  liter  per  ST    per  hari  dan  diperoleh  keuntungan  sebesar Rp  44  748.022  per  hari.  Nilai  efisiensi  masing-masing  faktor  produksi  dalam
peternakan  sapi  perah  di  Pondok  Ranggon  tidak  ada  yang  sama  dengan  satu, sehingga penggunaan faktor-faktor produksi belum efisien.
6.3. Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah
Pendapatan  peternak  merupakan  selisih  antara  penerimaan  dan  semua biaya  yang  dikeluarkan  dalam  proses  kegiatan  usaha.  Sumber  penerimaan  usaha