Tabel 13 menggambarkan penggunaan luas lahan oleh peternak sapi perah di Pondok Ranggon. Sebanyak 62.500 persen   peternak sapi perah memiliki luas
lahan antara 400-1000 m
2
, 25.000 persen  memiliki luas lahan sebesar 1001-2000 m
2
, dan ada 12.500 persen peternak yang memiliki lahan lebih besar dari 2001 m
2
. Tabel 14 menunjukkan bahwa  peternak yang memiliki luas kandang pada interval
50-250  m
2
ada  45.833  persen,  interval  251-450  m
2
sebanyak  16.667  persen,  dan 37.500  persen  peternak  memiliki  kandang  yang  luasnya  lebih  dari  451  m
2
.  Luas kandang  yang  dimiliki  masing-masing  peternak  beraneka  ragam,  karena  jumlah
sapi  yang  dimiliki  beraneka  ragam.  Ada  beberapa  peternak  memiliki  kandang yang  luas  namun  jumlah  sapi  nya  tidak  banyak.  Hal  ini  dikarenakan  peternak
sudah menjual beberapa sapi nya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
5.4.2.  Jumlah Sapi Laktasi
Susu  yang  dihasilkan  dalam  suatu  peternakan  sapi  perah  besarnya ditentukan oleh jumlah sapi yang sedang dalam masa laktasi. Masa laktasi adalah
masa dimana sapi masih bisa menghasilkan susu untuk diperah. Sapi yang sedang dalam masa kering kandang tidak bisa diperah susunya. Sapi perah berada dalam
masa kering kandang ketika sedang bunting 7 bulan. Jumlah sapi perah laktasi di Pondok Ranggon disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Jumlah Sapi Perah Laktasi di Pondok Ranggon Tahun 2013
No. Jumlah Sapi Laktasi
Jumlah orang Persentase
1. 20
15 62.500
2. 21-49
5 20.833
3. 50
4 16.667
Jumlah 24
100.000
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Tabel  15 menunjukkan  bahwa jumlah sapi  perah laktasi  yang dimiliki 15 peternak Pondok Ranggon kurang dari 20 ST. Sebanyak lima orang memiliki sapi
perah  laktasi  pada  interval  21-49  ST,  sedangkan  peternak  yang  memiliki  sapi perah laktasi  lebih dari  50 ST ada empat  orang.  Jumlah sapi  laktasi  menentukan
banyaknya  produksi  susu  yang  dihasilkan.  Semakin  banyak  sapi  laktasi  yang dimiliki, maka semakin banyak pula susu yang diproduksi.
5.4.3.  Jenis Usaha
Jenis  usaha  ada  dua  yaitu  usaha  pokok  dan  sampingan.  Usaha  pokok adalah  pekerjaan  yang  memberikan  penghasilan  utama  bagi  orang  yang
melakukannya.  Usaha  sampingan  adalah  pekerjaan  tambahan  di  samping  usaha pokok. Jenis usaha peternak sapi perah disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Jenis Usaha Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon pada Tahun 2013
No. Jenis Usaha
Jumlah Persentase
1. Usaha Pokok
23 95.833
2. Usaha Sambilan
1 4.167
Jumlah 24
100.000
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 16 sebanyak 95.833 persen peternak  yang menjadikan usaha  peternakan  sapi  perahnya  sebagai  usaha  pokok.  Satu  orang  responden
menjadikan  usaha  peternakan  sapi  perah  sebagai  usaha  sambilan.  Tabel  14 menunjukkan  bahwa  mayoritas  penghasilan  utama  responden  adalah  sebagai
peternak  sapi  perah.  Peternak  yang  menjadikan  usaha  peternakan  sapi  perah sebagai usaha utama memiliki usaha sampingan berupa guru dan pedagang.
5.4.4.  Input dan Sistem Pembelian Input
Input  yang digunakan dalam memproduksi susu yaitu sapi laktasi, pakan, vitamin, dan tenaga kerja. Pakannya berupa hijauan, konsentrat, ampas  tahu, dan
ampas tempe. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari dalam keluarga dan non- keluarga.  Penggunaan  rata-rata  input  produksi  usaha  peternakan  sapi  perah
Pondok Ranggon disajikan pada Tabel 17 .
Tabel 17. Penggunaan Input Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah Pondok Ranggon Tahun 2013
No Input
Jumlah Rata-Rata
Harga Rata-Rata
1 Pakan HijauanKgSTHari
12.714 343.750
2 Pakan KonsentratKgSTHari
1.482 2 231.667
3 Pakan Ampas TahuKgSTHari
4.972 1 343.750
4 Pakan Ampas TempeKgSTHari
1.846 1 293.750
5 Vitamin 5mlSTHari
5.000 52 708.333
6 Tenaga Kerja Orang
4.958 11 090.939
Sumber: Data Primer Diolah 2014