Jumlah Sapi Laktasi Karakteristik Usaha Peternak Sapi Perah 1. Luas Lahan dan Luas Kandang

1. Uji Multikolonearitas Uji multikolinearitas untuk memastikan tidak adanya hubungan linear antar variabel independen. Uji multikolinearitas dalam fungsi produksi usaha peternakan sapi perah dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF pada masing-masing variabel independen. Jika nilai VIF kurang dari sepuluh, maka variabel independen tersebut tidak mengalami masalah multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF lebih dari sepuluh maka variabel independen tersebut mengalami masalah multikolinearitas. Berdasarkan Tabel 18, nilai VIF semua variabel independen kurang dari sepuluh yaitu 1.9 pakan hijauan, 1.1 pakan konsentrat, 3.0 pakan ampas tahu, 2.0 pakan ampas tempe, dan 1.6 tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa antara variabel pakan hijauan, pakan konsentrat, pakan ampas tahu, dan tenaga kerja tidak mengalami masalah mulitikolinearitas. 2. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan uji normal P-plot. Melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal grafik. Gambar Normal Probability Plot of The Residuals disajikan pada Lampiran 9. Titik-titik data pada gambar menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan software minitab. Melihat penyebaran data titik pada sumbu horizontal pada gambar Residuals Versus the Fitted Values Lampiran 10. Titik-titik data pada gambar menyebar diatas dan dibawah garis tanpa membentuk suatu plot tertentu, maka model regresi tidak mengalami masalah heterokedastisitas.

6.1.1. Pakan Hijauan

Hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas faktor produksi pakan hijauan sebesar 0.13997. Hal ini berarti bahwa penambahan satu satuan jumlah pakan hijauan akan meningkatkan produksi susu sebesar 0.13997 dengan faktor lain dianggap tetap. Nilai koefisien pemberian pakan hijauan sebesar 0.13997 menunjukkan elastisitas 0 EP 1, terlihat bahwa pemberian pakan hijauan berada pada daerah rasional daerah II. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan hijauan dengan jumlah tertentu dapat tercapai output maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf α = 0.10 pemberian pakan hijauan berpengaruh nyata terhadap terhadap produksi susu di peternakan sapi perah.

6.1.2. Pakan Konsentrat

Hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas faktor produksi pakan konsentrat sebesar 0.012136. Artinya penambahan satu satuan jumlah pakan konsentrat akan meningkatkan produksi susu sebesar 0.012136 dengan faktor lain dianggap tetap. Nilai koefisien pemberian pakan konsentrat sebesar 0.012136 menunjukkan elastisitas 0 EP 1, terlihat bahwa pemberian pakan konsentrat berada pada daerah rasional daerah II. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan konsentrat dengan jumlah tertentu dapat tercapai output maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf α = 0.10 pemberian pakan konsentrat tidak berpengaruh nyata terhadap terhadap produksi susu di peternakan sapi perah.

6.1.3. Pakan Ampas Tahu

Hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas faktor produksi pakan ampas tahu sebesar 0.5552. Artinya setiap penambahan satu satuan jumlah pakan ampas tahu akan meningkatkan produksi sebesar 0.5552 dengan faktor lain dianggap tetap cateris paribus. Koefisien pakan ampas tahu 0.5552 menunjukkan elastisitas 0 EP 1, terlihat bahwa pemberian pakan ampas tahu pada jumlah tertentu dapat mencapai output optimal. Berdasarkan uji-t pada taraf α = 0.10 pemberian pakan ampas tahu berpengaruh nyata terhadap produksi susu.

6.1.4. Pakan Ampas Tempe

Hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas faktor produksi pakan ampas tempe sebesar 0.00997. Artinya setiap penambahan satu satuan jumlah pakan ampas tempe akan meningkatkan produksi sebesar