Kerangka Operasional KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.

H : β i = 0 H 1 : β i i : 1, 2, 3, …, n Uji statistik yang digunakan adalah uji-t dengan ketentuan sebagai berikut: P-value α …….tolak H P-value α …….terima H Apabila tolak H , maka variabel bebas yang digunakan berpengaruh secara nyata terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya, apabila terima H maka variabel bebas yang digunakan tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel tidak bebas Gujarati, 2007.

4.4.3. Kriteria Uji Ekonometrika

Kriteria ekonometrika dilihat berdasarkan hasil uji statistik terhadap model apakah memenuhi asumsi-asumsi untuk estimasi model regresi linear berganda atau tidak. Adapun uji statistik yang digunakan untuk melihat apakah terjadi pelanggaran asumsi atau tidak, adalah sebagai berikut: 1. Uji Multikolinearitas Kolinearitas ganda multicolinierity merupakan hubungan linear “sempurna” atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi Gujarati, 2007. Adanya multikolinear ini menyebabkan pendugaan koefisien menjadi tidak stabil. Pendeteksian terjadinya multikolinear dapat diketahui dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF pada masing-masing variabel bebas. Jika nilai VIF relatif kecil, artinya persamaan regresi tidak mengalami multikolinear. Sebaliknya, jika nilai VIF relatif besar lebih dari 10 artinya persamaan regresi mengalami multikolinearitas. VIF = 1 1-R 2 2. Uji Heteroskedastisitas Asumsi dalam estimasi model regresi linear berganda adalah homoskedastisitas, yaitu ragam sisaan error sama dalam setiap pengamatan. Pelanggaran atas asumsi homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas. Akibat dari masalah heteroskedastisitas, salah satunya adalah penduga OLS tidak efisien lagi. Mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada gambar Residual Versus the Fitted Values. Dasar pengambilan keputusan yaitu apabila data titik pada gambar menyebar diatas dan dibawah garis tanpa membentuk suatu plot tertentu, maka model regresi tidak mengalami masalah heterokedastisitas Heriyatno, 2009 3. Uji Normalitas Uji Normalitas adalah uji untuk melihat apakah residual dapat menyebar normal, sehingga dapat diasumsikan pula Y menyebar normal. Penelitian ini melihat titik pada plot probabilitas. Dasar pengambilan keputusan Heriyatno, 2009: 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memnuhi asumsi normalitas.

4.4.4. Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah

Penggunaan input yang efisien dijelaskan dengan value of marginal product VMP atau nilai produk marginal NPM. NPM merupakan nilai yang meningkatkan nilai hasil output dari penambahan unit X, ketika Y dijual dengan harga pasar konstan Debertin, 1986. Efisiensi produksi terjadi jika keuntungan maksimum. Syarat mencapai keuntungan maksimum adalah turunan pertama dari fungsi keuntungan terhadap masing-masing faktor sama dengan nol Doll dan Orazem, 1984. Efisiensi terjadi saat nilai produk marjinal sama dengan harga input, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut: π = TR – TC π = P Y .Y – P X .X d πdY = P Y . dYdX – P X P X = P Y . dYdX P X = P Y . MPP P X = NPM NPMPX = 1 .................................................................................. 4.2 1. NPM X P X 1, artinya penggunaan input X belum efisien, sehingga untuk mencapai efisiensi input X perlu ditambah. 2. NPM X P X 1, artinya penggunaan input X tidak efisien, sehingga untuk mencapai efisiensi input X perlu dikurangi. Elastisitas produksi dirumuskan sebagai berikut: E p = dYdX . XY = MPP . 1APP E p = MPPAPP .............................................................................. 4.3

4.4.5. Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah

Pendapatan usaha peternakan merupakan selisih antara penerimaan dan biaya. Penerimaan usaha peternakan adalah perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jual output. Secara matematis pendapatan dan penerimaan dapat dituliskan sebagai berikut: TR = Y . P Y .................................................................................................................................... 4.4 Keterangan: TR = Total penerimaan Rp Y = Produksi susu Liter P Y = Harga susu RpLiter Menurut Soekartawi 1995 biaya tersebut dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu biaya tetap atau fixed cost dan biaya variabel atau variable cost. Biaya tetap fixed cost didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Contoh dari biaya tetap dalam penelitian ini, yaitu sewa lahan, pajak, alat-alat peternakan, dan lain-lain. Sedangkan biaya variabel variabel cost adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contoh dari biaya variabel adalah biaya bibit, pakan, obat-obatan, upah tenaga kerja, dan lain-lain. Jadi pendapatan yang diterima peternak merupakan pengurangan antara penerimaan dengan biaya total atau dirumuskan sebagai berikut: π = TR – TC = P Y .Y – P HIJ .HIJ + P KON .KON + P ATH .ATH + P ATM .ATM + P TK .TK + P VIT .VIT + P OBT .OBT + BTRANS + BLIS + BLIM ............................................................................... 4.5 Keterangan: π = Pendapatan RpHari TR = Total penerimaan RpHari TCi = Total Biaya RpHari Yi = Produksi susu LiterHari P yi = Harga susu RpLiter P HIJ = Harga pakan hijauan RpKg HIJ = Pakan hiajuan KgSTHari P KON = Harga pakan konsentrat RpKg KON = Pakan konsentrat KgSTHari P ATH = Harga pakan ampas tahu RpKg ATH = Pakan ampas tahu KgSTHari P ATM = Harga pakan ampas tempe RpKg ATM = Pakan ampas tempe KgSTHari P TK = Upah tenaga kerja RpHari TK = Jumlah tenaga kerja Orang P VIT = Harga vitamin Rp5mlHari VIT = Vitamin 5mlSTHari P OBT = Harga obat-obatan Rp5mlHari OBT = Obat-obatan 5mlSTHari BTRANS = Biaya transportasi RpHari BLIS = Biaya listrik RpHari BLIM = Biaya limbah RpHari Analisis perbandingan antara penerimaan dan biaya dilakukan untuk mengetahui efisiensi dan keuntungan usahatani Soekartawi, 1995. Rumus perhitungan RC ratio adalah sebagai berikut: RC ratio = TRTC ........................................................................... 4.6 Analisis RC ratio digunakan untuk melihat manfaat usaha peternakan dari penerimaan dan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha peternakan Jika nilai RC ratio 1, maka setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan