Kebaruan Penelitian TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Faktor Produksi Peternakan Sapi Perah

pada daerah II lebih kecil dari nol. Pada daerah ini MPP bernilai negatif Gambar 1. Y output TP I II III Y X output input APP X input MPP Sumber: Debertin 1986 Gambar 1. Grafik Fungsi Produksi 3.1.2. Efisiensi Input Salah satu masalah yang dihadapi seorang petani peternak untuk menghasilkan keuntungan maksimum adalah penentuan tingkat penggunaan faktor produksi. Prinsip optimalisasi penggunaan faktor-faktor produksi merupakan cara menggunakan faktor produksi seefisien mungkin. Efisiensi dapat digolongkan menjadi efisiensi teknis, efisiensi harga, dan efisiensi ekonomi. Penggunaan input dikatakan efisien secara teknis apabila input yang digunakan menghasilkan produksi yang maksimum. Efisiensi harga terjadi apabila nilai dari produk marjinal sama dengan harga faktor produksi. Pada akhirnya, efisiensi ekonomi terjadi apabila efisiensi teknis dan efisiensi harga tercapai Soekartawi, 1993. Efisiensi input merupakan upaya penggunaan input sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi dan keuntungan yang maksimal. Penggunaan input yang efisien dijelaskan dengan Value of Marginal Product VMP atau biasa disebut Nilai Produk Marginal NPM. VMP atau NPM didefinisikan sebagai nilai yang meningkatkan nilai hasil output dari penambahan unit X, ketika Y dijual dengan harga pasar konstan Debertin, 1986. Efisiensi terjadi jika nilai produk marjinal sama dengan harga input tersebut sehingga dapat dituliskan sebagai berikut: NPM X = P X atau NPM X P X = 1 ........................................................... 3.7 1. NPM X P X 1, artinya penggunaan input X belum efisien, sehingga untuk mencapai efisiensi input X perlu ditambah. 2. NPM X P X 1, artinya penggunaan input X belum efisien, sehingga untuk mencapai efisiensi input X perlu dikurangi. Efisiensi ekonomi menunjukkan kombinasi input yang memaksimalkan tujuan individu atau sosial. Efisiensi ekonomi didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu keharusan necessary dan kecukupan sufficient. Syarat keharusan necessary condition terjadi ketika slope fungsi keuntungan harus sama dengan nol atau seperti yang dijabarkan pada persamaan 3.8. Turunan pertama pada fungsi keuntungan disebut dengan the first-order conditions. Syarat kecukupan sufficient condition terjadi pada turunan kedua dari fungsi keuntungan atau disebut dengan the second-order conditions. The second-order conditions terjadi ketika fungsi keuntungan bernilai negatif yang dijabarkan pada persamaan 3.9 Doll dan Orazem, 1984. Turunan pertama fungsi keuntungan adalah: π = TR – TC d πdX = dTRdX – dTCdX = 0 ......................................................... 3.8 dTRdX = dTCdX maka turunan kedua dari fungsi keuntungan adalah: MR = MC d 2 πdX 2 = d 2 TRdX – d 2 TCdX 0 .................................................... 3.9 d 2 TRdX d 2 TCdX dMR dTMC

3.1.3. Pendapatan Usahatani

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dalam suatu kegiatan usahatani. Oleh karena itu, untuk menghitung pendapatan usahatani diperlukan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran selama kegiatan usahatani berlangsung. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jual output. Secara matematis pendapatan dan penerimaan dapat dituliskan sebagai berikut: TR = Y . P Y ................................................................................................................................. 3.10 Keterangan: TR = Total penerimaan Y = Produksi yang diperoleh suatu usahatani P Y = Harga output Beberapa definisi berkaitan dengan ukuran pendapatan dan keuntungan, yaitu Soekartawi, 1984: 1. Penerimaan tunai usahatani farm receipt merupakan nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani. 2. Pengeluaran usahatani farm payment merupakan jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani. 3. Penerimaan kotor usahatani gross return merupakan total penerimaan usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. 4. Pengeluaran total usahatani total farm expenses merupakan nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan dalam produksi termasuk biaya-biaya yang diperhitungkan. 5. Pendapatan bersih usahatani net farm income merupakan istilah antara penerimaan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani.