rumah tangga dan peternakan berasal dari air tanah yang dibor dengan kedalaman 60 m dari permukaan tanah.
5.2. Keadaan Demografi
Penduduk di Kecamatan Cipayung berjumlah 228 536 Jiwa yang terdiri dari 116 576 Jiwa laki-laki dan 111 960 Jiwa perempuan. Jumlah penduduk dan
kepadatan penduduk Kecamatan Cipayung disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Cipayung Tahun 2010
No. Kelurahan
Jumlah Penduduk Jiwa
Kepadatan Penduduk JiwaKm
2
1. Pondok Ranggon
23 579 6 442.090
2. Cilangkap
24 916 4 128.310
3. Munjul
23 040 12 107.200
4. Cipayung
24 964 8 092.060
5. Setu
20 038 6 163.260
6. Bambu Apus
27 221 8 600.090
7. Ceger
20 247 5 583.840
8. Lubang Buaya
64 531 17 337.720
Jumlah 228 536
68 454.570
Sumber : Badan Pusat Statistik 2011b
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa Kelurahan Lubang Buaya merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 64 531 Jiwa,
sedangkan Kelurahan Setu memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu 20 038 Jiwa. Jumlah penduduk Kelurahan Pondok Ranggon berjumlah 23 579 Jiwa.
Kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu Kelurahan Lubang Buaya, karena Kelurahan Lubang Buaya merupakan kelurahan yang
kehidupannya dekat dengan pusat perkotaan.
5.3. Karakteristik Peternak Sapi Perah 5.3.1. Umur Peternak Sapi Perah
Penduduk Indonesia tergolong tenaga kerja jika sudah memasuki usia kerja. Usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah 15-64 tahun
7
. Hal ini dikarenakan penduduk yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun
7
http::Wikipedia.co.id, “Tenaga Kerja”, diakses tanggal 22 Agustus 2013
dianggap tidak produktif dalam melakukan pekerjaan. Persebaran umur peternak di Kelurahan Pondok Ranggon disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Umur Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon pada Tahun 2013
No. Kategori Umur
Jumlah Orang Persentase
1. 20-40 tahun
9 37.500
2. 41-60 tahun
12 50.000
3. 61 tahun
3 12.500
Jumlah 24
100.000
Sumber: Data Primer Diolah 2013
Data yang didapat pada Tabel 9 menunjukkan bahwa peternak sapi perah di Pondok Ranggon berumur antara 41-60 tahun yaitu sebanyak 50.000 persen.
Peternak pada usia tersebut beranggapan bahwa pengalaman merupakan sumber utama dalam mengelola suatu peternakan. Peternak yang berumur 20-40 sebanyak
37.500 persen. Peternak berumur 20-40 tahun di Pondok Ranggon merupakan peternak yang usahanya merupakan turun menurun dari leluhurnya.
5.3.2. Jenis Kelamin Peternak Sapi Perah
Tingkat kesulitan suatu pekerjaan berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaan itu sendiri. Ada pekerjaan yang lebih banyak menggunakan kekuatan
otot, tetapi ada juga pekerjaan yang lebih banyak menggunakan kekuatan otak. Setiap pekerjaan dapat dilakukan oleh wanita dan laki-laki sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Jenis kelamin peternak sapi perah disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Jenis Kelamin Peternak Sapi Perah di Pondok Ranggon pada Tahun 2013
No. Jenis Kelamin
Jumlah Orang Persentase
1. Laki-laki
21 87.500
2. Perempuan
3 12.500
Jumlah 24
100.000
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Pada Tabel 10 menunjukkan bahwa peternak sapi perah di Pondok Ranggon yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 87.500 persen dan wanita
12.500 persen, karena pekerjaan sebagai peternak membutuhkan tenaga yang lebih untuk membersihkan kandang, mencari pakan, memandikan ternak,
memerah susu, dan lain-lain. Peternak wanita biasanya menjalankan usaha karena meneruskan usaha suaminya yang sudah meninggal atau memiliki pekerjaan lain.