pemberian  pakan  hijauan  berada  pada  daerah  rasional  daerah  II.  Hal  ini menunjukkan  bahwa  pemberian  pakan  hijauan  dengan  jumlah  tertentu  dapat
tercapai output maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf α  = 0.10 pemberian pakan
hijauan  berpengaruh  nyata  terhadap  terhadap  produksi  susu  di  peternakan  sapi perah.
6.1.2.  Pakan Konsentrat
Hasil  analisis  fungsi  produksi  Cobb-Douglas  menunjukkan  elastisitas faktor  produksi  pakan  konsentrat  sebesar  0.012136.  Artinya  penambahan  satu
satuan  jumlah  pakan  konsentrat  akan  meningkatkan  produksi  susu  sebesar 0.012136  dengan  faktor  lain  dianggap  tetap.  Nilai  koefisien  pemberian  pakan
konsentrat sebesar 0.012136 menunjukkan elastisitas 0  EP  1, terlihat bahwa pemberian  pakan  konsentrat  berada  pada  daerah  rasional  daerah  II.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  pemberian  pakan  konsentrat  dengan  jumlah  tertentu  dapat tercapai output maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf
α  = 0.10 pemberian pakan konsentrat tidak berpengaruh nyata terhadap terhadap produksi susu di peternakan
sapi perah.
6.1.3.  Pakan Ampas Tahu
Hasil  analisis  fungsi  produksi  Cobb-Douglas  menunjukkan  elastisitas faktor  produksi  pakan  ampas  tahu  sebesar  0.5552.  Artinya  setiap  penambahan
satu satuan jumlah pakan ampas tahu akan meningkatkan produksi sebesar 0.5552 dengan faktor lain dianggap tetap  cateris  paribus.  Koefisien pakan  ampas tahu
0.5552  menunjukkan  elastisitas  0    EP    1,  terlihat  bahwa  pemberian  pakan ampas tahu pada jumlah tertentu dapat mencapai output optimal. Berdasarkan uji-t
pada  taraf α   =  0.10  pemberian  pakan  ampas  tahu  berpengaruh  nyata  terhadap
produksi susu.
6.1.4.  Pakan Ampas Tempe
Hasil  analisis  fungsi  produksi  Cobb-Douglas  menunjukkan  elastisitas faktor produksi pakan ampas tempe sebesar 0.00997. Artinya setiap penambahan
satu  satuan  jumlah  pakan  ampas  tempe  akan  meningkatkan  produksi  sebesar
0.00997  dengan  faktor  lain  dianggap  tetap  cateris  paribus.  Koefisien  pakan ampas tempe 0.5552 menunjukkan elastisitas 0  EP  1, terlihat bahwa ampas
ampas  tempe  0.5552  menunjukkan  elastisitas  0    EP    1,  terlihat  bahwa pemberian  pakan  ampas  tempe  pada  jumlah  tertentu  dapat  mencapai  output
optimal.  Berdasarkan  uji-t  pada  taraf α   =  0.10  pemberian  pakan  ampas  tempe
tidak berpengaruh nyata terhadap produksi susu.
6.1.5.  Tenaga Kerja
Hasil  analisis  fungsi  produksi  Cobb-Douglas  menunjukkan  elastisitas sebesar 0.10093, artinya setiap penambahan satu satuan jumlah tenaga kerja akan
meningkatkan  produksi  susu  sebesar  0.10093  dengan  faktor  lain  dianggap  tetap. Koefisien  tenaga  kerja  0.10093  menunjukkan  elastisitas  0    EP  1,  terlihat
bahwa  penggunaan  tenaga  kerja  berada  pada  daerah  rasional  daerah  II.  Hal  ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan tenaga kerja pada tingkat tertentu dapat
tercapai  output  maksimal.  Berdasarkan  uji-t  pada  taraf α   =  0.10  penggunaan
tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi susu di peternakan sapi perah.
6.2.  Analisis Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah
Tingkat  efisiensi  input  ditunjukkan  oleh  besarnya  perbandingan  Nilai Produk  Marginal  NPM  dengan  harga  input  BKM.  Efisien  dapat  diartikan
sebagai upaya penggunaan input sekecil-kecilnya untuk memperoleh output yang maksimal  atau dengan kata lain NPM suatu input  X tersebut  sama dengan  harga
input  X  itu  sendiri  NPM  =  BKM,  tetapi  dalam  kenyataan  NPMxBKM  tidak selalu  sama  dengan  satu,  yang  sering  terjadi  adalah  lebih  besar  dari  1  atau  lebih
kecil dari 1. Apabila lebih besar dari 1 dapat diartikan bahwa penggunaan faktor produksi  X  belum  efisien,  sedangkan  apabila  lebih  kecil  dari  1  maka  dapat
diartikan  bahwa  penggunaan  faktor  produksi  X  tidak  efisien  Soekartawi,  1995. Tingkat  efisiensi  di  peternakan  Pondok  Ranggon  disajikan  pada  Tabel  20  dan
Lampiran 10. Data  pada  Tabel  20  menunjukkan  bahwa  produksi  susu  rata-rata  sebesar
10.01  liter  per  ST  per  hari  dan  harga  susu  adalah  Rp  4  558.33  per  liter. Penggunaan  faktor-faktor  produksi  dalam  usaha  peternakan  sapi  perah  belum
mencapai kondisi optimal. Rasio NPM dan BKM tidak sama dengan satu. Pakan