air tersedia di sungai masih mencukupi. Untuk itu perlu adanya upaya pemanfaatan air sungai untuk memenuhi permintaan air domestik. Upaya tersebut
dapat digambarkan dengan submodel sebagaimana dijelaskan dengan Gambar 64.
Gambar 64. Submodel ketersediaan air Perubahan penutupan lahan akan mengakibatkan laju infiltrasi yang rendah
dan konsumsi yang meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk. Sementara produksi air PDAM yang konstan menjadikan potensi masalah sosial baru yang
akan timbul. Masyarakat mengalami kesulitan untuk mencari pasokan air bersih dalam kota. Masyarakat membeli air dari mobil tangki dengan harga yang
lumayan tinggi. Di sekitar perumahan dibuat bunker air untuk menampung air, sementara di permukiman yang kecil dan padat masyarakat mengandalkan
membeli air dari penjual air eceran yang dijual dengan jerigen. Menurunnya pendapatan ekonomi, terbatasnya pilihan mata pencaharian
dan semakin sempitnya lahan pertanian mengakibatkan potensi masalah sosial makin tidak terkendali. Perlu adanya perbaikan melalui pengelolaan DAS terpadu,
yang tidak hanya mempertimbangkan DAS sebagai fungsi utama untuk menampung, menyerap dan mendistribusikan air namun juga fungsi DAS sebagai
mata pencaharian. Perubahan fungsi penutupan lahan akan mempengaruhi ekonomi
masyarakat yang bergantung pada lahan. Selain itu, sangat mempengaruhi laju
serapan air hujan yang turun di permukaan sehingga meningkatkan debit aliran permukaan.
5.4.6.3. Evaluasi Model
Menurut Barlas 1996 validasi kinerja dapat dilakukan dengan cara membandingkan data simulasi dengan data empiris. Validasi kinerja model
dilakukan dengan membandingkan data penduduk aktual dan data simulasi dengan menggunakan Absollute Mean Error AME. AME dihitung dengan
rumus jumlah penduduk eksisting - jumlah penduduk hasil simulasiJumlah penduduk eksisting. Hasil perhitungan AME disajikan pada Tabel 39 di bawah
ini. Tabel 39. Hasil perhitungan nilai AME untuk uji validasi kinerja
Tahun Jumlah Penduduk jiwa
AME Penduduk Eksisting
Penduduk Simulasi 2005
168.305 172.883
0,01 2006
170.344 174.977
0,02 2007
170.873 175.521
0,01 2008
173.879 178.609
0,01 2009
176.486 181.286
0,05 Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 39 menunjukkan bahwa, nilai
AME secara keseluruhan berada di bawah angka 10. Menurut Mahmudi et al. 2001 batas penyimpangan yang diterima antara data simulasi dan eksisting ialah
5-10. Dengan demikian menjelaskan bahwa model yang dibangun memiliki kinerja yang baik. Kesimpulannya model ini bisa diimplimentasikan dalam
menyusun desain pengelolaan DAS di lokasi penelitian.
5.4.6.4. Proyeksi Skenario Pengelolaan DAS 1. Skenario DAS dengan Debit Air sebagai pembatas
Debit air sangat dipengaruhi oleh curah hujan, kelerengan, jenis tutupan lahan dan juga tipe tanah. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus adalah
perubahan penutupan lahan. Pada kondisi eksisting, hutan cenderung meningkat, sementara PLK dan PLKC menurun dan berubah menjadi permukiman dan
semak. Kondisi ini tentu tidak menguntungkan dari segi ekonomi, karena hutan di
Kota Ambon diklasifikasikan sebagai kawasan lindung yang tidak dimanfaatkan hasil kayu. Sementara semak ada karena PLK dan PLKC yang tidak dikelola
secara kontinyu. Simulasi model untuk meningkatkan infiltrasi air larian debit maka perlu memperhatikan aspek ekologi dan ekonomi masyarakat.
Skenario dibangun dengan pertimbangan bahwa ekologi akan lebih baik bila ekonomi masyarakat menjadi bagian yang diperhatikan dalam pengelolaan
DAS. Pertimbangan ini mengacu pada faktor kunci dalam keberlanjutan DAS hasil analisis MSD. Adapun bentuk skenario yang ditawarkan disajikan pada
Tabel 40 berikut. Tabel 40. Skenario pelaksanaan model dinamik pengelolaan DAS Kota
Ambon
Pertimbangan perbaikan DAS
Skenario Uraian Keterangan
1. Debit aliran
sungai. 2. Indeks
penggunaan air. 3. Kecukupan luas
tutupan hutan
40. 4. Pendapatan
petani dari
agroforestri I
simpel Pesimis
1. Ekstensifikasi lahan pertanian dengan agroforestri ELPA pada areal semak
2. Pertumbuhan penduduk 2,00. 3. Kontrol kebocoran 10 5 tahun pertama 5, dan
10 tahun kemudian 5. 4. Produksi tambahan PDAM sebesar 10 pada
tahun ke 7. II
Moderat 1. Gabungan RHL + ELPA.
2. Pertumbuhan penduduk 2,00. 3. Kontrol kebocoran 15 5 tahun pertama 5, dan
10 tahun kemudian 10. 4. Produksi tambahan PDAM sebesar 15 pada
tahun ke 7. III
kompleks Optimis
1. Rehabilitasi lahan RHL dengan tanaman hutan pada areal semak.
2. Pertumbuhan penduduk 1,5. 3. Kontrol kebocoran 30 5 tahun pertama 15,
dan 10 tahun kemudian 15. 4. Produksi tambahan PDAM sebesar 40 pada
tahun ke 7 dan tahun ke 13.
Berdasarkan Tabel 40, terdapat 3 skenario utama yakni skenario simpel, moderat dan kompleks. Skenario ini lebih mengarah pada perubahan tutupan
lahan dan nilai ekonomi total dari perubahan penutupan lahan dan debit. Skenario RHL rehabilitasi hutan dan lahan yakni penanaman tutupan hutan dengan
tanaman hutan melalui berbagai kegiatan RHL. Skenario ekstensifikasi lahan pertanian dengan agroforestri yaitu penanaman lahan di luar tutupan hutan dengan
mengkombinasikan tanaman mahoni, cengkeh, alpukat dan tanaman semusim seperti sayuran dan tanaman obat. Sedangkan skenario RHL dan ekstensifikasi
lahan pertanian dengan agroforestri yaitu penanaman dilakukan di tutupan hutan maupun di luar tutupan hutan dengan pola RHL maupun perluasan areal pertanian
dengan pola agroforestri. Pertumbuhan penduduk di lokasi penelitian sebesar 2,00 dan 1,5 dengan pertimbangan bahwa khusus untuk lokasi penelitian
pertumbuhan penduduk hanya sebesar itu, namun secara keseluruhan untuk pertumbuhan penduduk Kota Ambon dapat mengikuti pertumbuhan penduduk
tiap tahunnya. Kontrol kebocoran yang menjadi pertimbangan dalam skenario dengan
alan bahwa dalam setiap manajemen penyediaan air baik oleh PDAM maupun perusahaan swasta lainnya pasti mempunyai kebocoran. Kebocoran yang
dimaksud bisa terjadi pada jaringan perpipaan maupun pada instansi-instansi tertenutu yang tidak bisa dikontrol masalah teknis dan kelalaian petugas lapangan
PDAM. Pertimbangan jumlah persen kebocoran mengacu pada Departemen PU yang menyatakan bahwa saat ini angka kebocoran pelayanan PDAM secara
nasional masih sebesar 37 Anonim, 2006. Produksi tambahan PDAM dalam memenuhi kebutuhan air di Kota
Ambon dijadikan sebagai pertimbangan perbaikan ketersediaan air karena PDAM tidak hanya mempertahankan produksi yang ada sekarang namun harus berupaya
untuk mencari sumber air yang baru untuk menambah produksi yang ada. Pertimbangan 40 karena terkait dengan keterbatasan pulau kecil.
1.1. Simulasi pertumbuhan penduduk
Hasil simulasi pertumbuhan penduduk sesuai dengan skenario pada Tabel 40 diasumsikan juga untuk pertumbuhan industri karena pertumbuhan industri
akan sangat tergantung juga pada jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk juga diasumsikan bahwa tiap KK terdapat 5 orang dan menggunakan 100 m
2
, dan luas area yang dapat digunakan sebesar 20. Pertimbangan ini menjadi dasar untuk
menentukan daya dukung dari DAS Kota Ambon. Pertumbuhan industri akan mengikuti daya dukung pertumbuhan penduduk.
Gambar 65 menunjukkan pertumbuhan penduduk berdasarkan daya dukung lahan untuk keperluan jumlah KK yang ada di Kota Ambon dengan
tingkat pertumbuhan pada kondisi eksisting tanpa skenario, skenario simpel,
skenario moderat dan skenario kompleks. Pada gambar tersebut terlihat bahwa kondisi eksisting daya dukung akan mencapai batas pada Tahun 2029, pada
skenario simpel dan moderat pada Tahun 2035 dan skenario kompleks pada Tahun 2044
Gambar 65. Tingkat pertumbuhan penduduk berdasarkan daya dukung
1.2. Simulasi perubahan penutupan lahan
Hasil simulasi skenario menunjukkan bahwa secara umum tren luas hutan akan terus bertambah, meski tidak dilakukan skenario apa-apa pada kondisi
eksisting. Jika dilihat trend setiap skenario maka skenario simpel memberikan pengaruh lebih besar terhadap peningkatan luas hutan. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 66 berikut.
Gambar 66. Hasil simulasi skenario pada tutupan hutan Gambar 66 di atas menjelaskan, skenario moderat memberikan dampak
pada luas hutan lebih tinggi namun pencapaian target luas hutan sebesar 40 lebih lambat jika dibandingkan skenario kompleks. Namun, tren ini tidak terjadi
pada tutupan lahan semak. Pada skenario kompleks dapat menurunkan luas areal
175 195
215 235
255 275
295 315
335
2 1
3 2
1 4
2 1
5 2
1 6
2 1
7 2
1 8
2 1
9 2
2 2
2 1
2 2
2 2
2 3
2 2
4 2
2 5
2 2
6 2
2 7
2 2
8 2
2 9
2 3
2 3
1 2
3 2
2 3
3 2
3 4
2 3
5 2
3 6
2 3
7 2
3 8
2 3
9 2
4 2
4 1
2 4
2 2
4 3
2 4
4 2
4 5
2 4
6 2
4 7
2 4
8 2
4 9
2 5
P e
n d
u d
u k
ji wa
T h
o u
sa n
d s
Tahun
Pddk Eksisting Pddk Simpel
0.00 500.00
1,000.00 1,500.00
2,000.00
2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035 2037 2039 2041 2043 2045 2047 2049
Lua s
H ut
a n
ha
TAHUN
EKSISTING SIMPEL
MODERAT KOMPLEKS
semak lebih besar dibandingkan skenario lainnya. Hal ini dapat ditunjukkan pada Gambar 67 berikut.
Gambar 67. Hasil Simulasi Skenario pada tutupan semak Berdasarkan Gambar 67 terlihat bahwa laju penurunan luas semak terjadi
pada skenario moderat dan simpel, sementara skenario kompleks lebih baik dibandingkan keadaan eksisting. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan
baik berupa ekstensifikasi lahan pertanian dengan agroforestri maupun RHL dan ekstensifikasi lahan pertanian dengan agroforestri akan mampu menurunkan lahan
tidur berupa semak. Perubahan luas lahan PLK cenderung menurun. Hal ini disebabkan luas
lahan PLK yang lebih besar dari 20 luas penutupan lahan sehingga perlu dilakukan koreksi terhadap luas PLK yang disesuaikan untuk pembangunan hutan
dan PLKC Gambar 68.
Gambar 68. Hasil simulasi skenario tutupan pertanian lahan kering PLK Luas lahan PLKC perkebunan lahan kering campuran cenderung
menurun. Hal ini disebabkan oleh luas lahan yang dikonversi menjadi PLKC terbatas oleh luas lahan yang ada dan sangat bergantung dari luas hutan. Hal ini
dapat dilihat dari skenario moderat dan simpel yang terus meningkatkan luas
0.00 200.00
400.00 600.00
800.00 1,000.00
1,200.00 1,400.00
1,600.00 1,800.00
2,000.00
2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035 2037 2039 2041 2043 2045 2047 2049
Lu a
s S
e m
a k
h a
Tahun
EKSISTING SIMPEL
MODERAT KOMPLEKS
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035 2037 2039 2041 2043 2045 2047 2049
Lu a
s P LK
h a
Tahun
EKSISTING SIMPEL
MODERAT KOMPLEKS