Lokasi Penelitian METODOLOGI PENELITIAN
                                                                                Analisis debit sungai menggunakan MWSWAT
Perhitungan  debit  sungai  dilakukan  dengan  menggunakan    MWSWAT untuk melihat karakteristik DAS secara keseluruhan dengan responsnya terhadap
hidrologi  DAS.  Hasil  simulasi  nantinya  dikalibrasi  kembali  dengan  hasil perhitungan  debit  observasi  di  lapangan.  sebelum  memulai  tahapan  pengolahan
dengan menggunakan SWAT, perlu dilakukan persiapan terhadap data yang akan dimasukan sebagai input dalam SWAT yaitu:
a.  Membuat sistem koordinat pada peta DEM 30 m X 30 m, landcover, tanah. Sistem  koordinat  yang  digunakan  adalah  sistem  koordinat  Universal
Transverse  Mercator  UTM  WGS  1984  pada  zone  52S.  Format  peta  yang digunakan dalam bentuk raster grid cells.
b.  Menyiapkan  data  iklim  yang  meliputi  daftar  stasiun  Bandara  Pattimura 967370.txt,  data  hujan  harian  dari  tahun  1986
– 2010 9767370.pcp, data temperatur  harian  dari  tahun  1986
–  2010  967370.tmp,  data  iklim  tahun 1986
– 2010 di dalam file weather generator WGN_Pattimura.wgn. c.  Menyiapkan data karakteristik tanah, tanamanLandcover, dan wilayah urban
dengan penyesuaian terhadap data global yang telah ada. Penggambaran Daerah Aliran Sungai
Daerah  Aliran  Sungai  Kota  Ambon  dibuat  dengan  metode  Automatic Watershed  Deliniation  pada  aplikasi  SWAT.  Peta  DEM  pulau  Ambon  dengan
resolusi 30 m X 30 m dijadikan input untuk mempresentasekan beda elevasi dari setiap titik untuk melihat arah aliran air permukaan. Aliran sungai yang terbentuk
akan membentuk suatu daerah aliran sungai, dan outlet dari aliran sungai tersebut disesuaikan dengan koordinat outlet sungai yang ada di Kota Ambon.
Pembuatan wilayah Hidrologi
Wilayah  hidrologi  dibentuk  berdasarkan  hydrological  Response  Unit HRUs  pada  aplikasi  SWAT.  HRUs  menggambarkan  pengaruh  suatu  wilayah
terhadap faktor hidrologi  yang terjadi pada wilayah tersebut, pembagian wilayah tersebut berdasarkan karakteristik tanah, tataguna lahan, dan kemiringan lereng.
Input  peta  tanah  dan  landcover  harus  dalam  koordinat  sistem  UTM,  dan  dalam format  raster.  Selanjutnya  faktor  kemiringan  yang  digunakan  dalam  menentukan
                                            
                