Pembangkit Data Iklim WGN Karakteristik Tanah hasil Simulasi Model SWAT

Tabel 26. Tingkat pertumbuhan di lokasi penelitian Tahun 2005-2010 No. Pertumbuhan Tingkat Pertumbuhan 1 Penduduk 2,72 2 Murid 6,06 3 Guru 7,29 4 Hotel 18,70 5 Sapi 6,32 6 Kambing 15,42 7 Babi 9,80 8 Unggas 2,72 9 Rumah Sakit 0,00 10 Industri 13,66

5.3.2. Kebutuhan Air Pertanian

Kebutuhan air untuk pertanian yang dihitung hanya kebutuhan air untuk ternak, sedangkan kebutuhan air untuk pertanian tidak dihitung karena pada lokasi penelitian tidak ada saluran irigasi yang fungsinya untuk mengairi tanaman pertanian. Tanaman pertanian yang ada pada lokasi penelitian menggunakan air hujan yang jatuh langsung. Kebutuhan air ternak pada lokasi penelitian yang meliputi Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Nusaniwe antara lain untuk ternak sapi, kambing, babi, dan unggas. Kebutuhan air ternak dihitung sama dengan kebutuhan air domestik yaitu dengan menghitung tingkat petumbuhan ternak selama 6 tahun. Jumlah ternak di Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Nusaniwe untuk Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 27 dan tingkat pertumbuhan masing-masing jenis ternak dapat dilihat pada Tabel 26 di atas. Jumlah kebutuhan air ternak Tahun 2010 adalah kebutuhan air sapi 5.989 m 3 thn; kebutuhan air ternak kambing 852 m 3 thn; kebutuhn air ternak babi sebesar 2.331 m 3 thn; kebutuhan air ternak unggas sebesar 42.148 m 3 thn; sehingga keseluruhan kebutuhan air untuk ternak Tahun 2010 adalah sebesar 51.320 m 3 thn. Tabel 27. Jumlah ternak di lokasi penelitian Tahun 2005 – 2010 Tahun Jumlah Ternak ekor Sapi Kambing Babi Unggas 2005 302 228 667 26.753 2006 344 252 808 26.074 2007 274 332 728 27.870 2008 329 398 873 33.444 2009 394 476 1047 46.479 2010 375 442 994 37.699

5.3.3. Kebutuhan Air Industri

Kebutuhan air untuk industri pada lokasi penelitian yang meliputi Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Nusaniwe antara lain untuk industri pangan formal; tekstil; bahan bangunan; mesin, logam, elektronik; dan kerajinan. Kebutuhan air industri dihitung dengan asumsi bahwa luasan industri seluas 1 hektar dengan tingkat kebutuhan air adalah 1 literdetikhektar SNI 19-6728.1- 2002 dan berdasarkan tingkat pertumbuhan industri selama 6 tahun. Jumlah industri di Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Nusaniwe untuk Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 28 dan tingkat pertumbuhan industri sebesar 13,66 Tabel 26 di atas. Jumlah kebutuhan air industri Tahun 2010 adalah kebutuhan air industri pangan formal 2.680.560 m 3 ; kebutuhan air industri tekstil 756.864 m 3 ; kebutuhan air untuk industri bahan bangunan sebesar 504.576 m 3 ; kebutuhan air industri mesin, logam, elektronik sebesar 2.617.488 m 3 ; dan kebutuhan air industri kerajinan sebesar 1.702.944 m 3 ; sehingga total kebutuhan air industri Tahun 2010 adalah sebesar 8.262.432 m 3 . Tabel 28. Jumlah industri di lokasi penelitian Tahun 2005 – 2010 Tahun Industri Total Pangan Formal Tekstil Bahan Bangunan Mesin, Logam, Elektronik Kerajinan 2005 42 14 14 42 30 142 2006 56 15 15 49 31 166 2007 69 18 19 64 46 216 2008 77 22 22 73 50 244 2009 85 24 16 83 54 262 2010 85 24 16 83 54 262 Sumber: Dinas Perindustrian Kota Ambon 2011.

5.3.4. Total Kebutuhan Air di Lokasi Penelitian

Kebutuahn air secara keseluruhan untuk lokasi penelitian adalah kebutuhan air domestik ditambah kebutuhan air ternak ditambah kebutuhan air industri adalah sebesar 15.894.849 m 3 pada Tahun 2010.

5.3.5. Produksi Air PDAM dan PT. DSA Kota Ambon

Data produksi air yang diperoleh dari PDAM Kota Ambon dan PT. Dream Sukses Airlindo DSA yang terkait dengan lokasi penelitian di Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Nusaniwe Tahun 2011 terdapat 17 sumber air yang di gunakan untuk menyediakan air bagi masyarakat Kota Ambon. Debit air yang di produksi PDAM Kota Ambon Tabel 29 berkisar antara 5 literdet kondisi minimumkemarau sampai 86 literdetik kondisi maksimumhujan. Debit yang dihasilkan dari ke 17 sumber air berkisar antara 6.732.940 –7.710.550 m 3 tahun atau 18.450 –21.120 m 3 hari. Sedangkan produksi air bersih oleh PT. DSA adalah sebesar 1.534.335 m 3 tahun BPS Kota Ambon, 2011. Produksi air ini jika dibandingkan dengan kebutuhan air masyarakat di lokasi penelitian yang merupakan kawasan Pusat Kota Ambon tidaklah mencukupi yaitu kebutuhan untuk Tahun 2010 sebesar 15.894.849 m 3 sementara produksi air yang di suplai kepada masyarakat pada kondisi minimum dimusim kemarau adalah 8.267.275 m 3 dan pada musim hujan sebesar 9.244.885 m 3 atau pasokan dari PDAM dan DSA sebagai penyedia jasa air minum hanya baru memenuhi 52,01 sisanya yang belum terpenuhi adalah 7.627.574 m 3 47,98 pada musim kemarau dan kebutuhan air masyarakat Kota Ambon pada musim hujan adalah 48,51 yang tidak terpenuhi 8.148.297 m 3 . Masyarakat Kota Ambon yang berada pada lokasi penelitian menggunakan air selain dari PDAM Kota Ambon. juga menggunakan air sumur gali, air tanah, air sungai dan bahkan ada yang beli dari mobil tangki. Dalam penelitian ini yang menjadi objek perhitungan produksi air hanya dari sumber PDAM Kota Ambon saja.