Karakteristik Landcover untuk Model SWAT

5.3.4. Total Kebutuhan Air di Lokasi Penelitian

Kebutuahn air secara keseluruhan untuk lokasi penelitian adalah kebutuhan air domestik ditambah kebutuhan air ternak ditambah kebutuhan air industri adalah sebesar 15.894.849 m 3 pada Tahun 2010.

5.3.5. Produksi Air PDAM dan PT. DSA Kota Ambon

Data produksi air yang diperoleh dari PDAM Kota Ambon dan PT. Dream Sukses Airlindo DSA yang terkait dengan lokasi penelitian di Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Nusaniwe Tahun 2011 terdapat 17 sumber air yang di gunakan untuk menyediakan air bagi masyarakat Kota Ambon. Debit air yang di produksi PDAM Kota Ambon Tabel 29 berkisar antara 5 literdet kondisi minimumkemarau sampai 86 literdetik kondisi maksimumhujan. Debit yang dihasilkan dari ke 17 sumber air berkisar antara 6.732.940 –7.710.550 m 3 tahun atau 18.450 –21.120 m 3 hari. Sedangkan produksi air bersih oleh PT. DSA adalah sebesar 1.534.335 m 3 tahun BPS Kota Ambon, 2011. Produksi air ini jika dibandingkan dengan kebutuhan air masyarakat di lokasi penelitian yang merupakan kawasan Pusat Kota Ambon tidaklah mencukupi yaitu kebutuhan untuk Tahun 2010 sebesar 15.894.849 m 3 sementara produksi air yang di suplai kepada masyarakat pada kondisi minimum dimusim kemarau adalah 8.267.275 m 3 dan pada musim hujan sebesar 9.244.885 m 3 atau pasokan dari PDAM dan DSA sebagai penyedia jasa air minum hanya baru memenuhi 52,01 sisanya yang belum terpenuhi adalah 7.627.574 m 3 47,98 pada musim kemarau dan kebutuhan air masyarakat Kota Ambon pada musim hujan adalah 48,51 yang tidak terpenuhi 8.148.297 m 3 . Masyarakat Kota Ambon yang berada pada lokasi penelitian menggunakan air selain dari PDAM Kota Ambon. juga menggunakan air sumur gali, air tanah, air sungai dan bahkan ada yang beli dari mobil tangki. Dalam penelitian ini yang menjadi objek perhitungan produksi air hanya dari sumber PDAM Kota Ambon saja. Tabel 29. Data sumber air dan produksi air PDAM Kota Ambon 2011 SUMBER DEBIT LITERDETIK Produksi air LITER MAX MIN MAX MIN AIR KELUAR 43 37 1.356.048 1.166.832 BATU GAJAH 10 3,5 315.360 110.376 WAINITU 86 72 2.712.096 2.270.592 WAIPOMPA 18 13,5 567.648 425.736 AP - 1 10 10 315.360 315.360 AP - 1A 10 10 315.360 315.360 AP - 2A 10 10 315.360 315.360 AP - 4 10 10 315.360 315.360 AP - SKIP 5 5 157.680 157.680 AP - POHON MANGGA 7,5 7,5 236.520 236.520 AP - 11 5 5 157.680 157.680 AP - 10 5 5 157.680 157.680 AP - 7 5 5 157.680 157.680 AP - 6 10 10 315.360 315.360 AP - 8 5 5 157.680 157.680 AP - 9 5 5 157.680 157.680 7.710.550 6.732.940 Sumber: PDAM Kota Ambon 2011 5.4. Pemodelan Daerah Aliran Sungai Kota Ambon Yang Berkelanjutan 5.4.1. Status Keberlanjutan DAS Kota Ambon Pengelolaan DAS Kota Ambon dilakukan oleh berbagai stakeholders dengan berbagai kepentingan dan pengaruh yang dimiliki terhadap interaksi antar pelaku. DAS memiliki berbagai produk barang dan jasa yang diperlukan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat yang ada di DAS. Namun sebaliknya, DAS juga memberikan dampak negatif bagi masyarakat akibat memburuknya kualitas dan fungsi DAS. Manfaat yang diberikan oleh DAS diantaranya manfaat ekologis, ekonomis, maupun sosial dan budaya. Dalam suatu periode waktu manfaat ekonomi menjadi penting bagi masyarakat, namun pada saat yang berbeda manfaat ekologis menjadi sangat penting dan melebihi kepentingannya daripada manfaat sosial maupun ekonomi. Tingkat manfaat yang diperoleh sangat ditentukan oleh interaksi antar pelaku di dalam DAS dengan kondisi biofisik DAS.