Waktu dan Tempat Penelitian Jenis dan Sumber Data Definisi Operasional

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2009. Kabupaten Banjarnegara dipilih menjadi lokasi penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: 1 Kabupaten Banjarnegara memiliki sumberdaya alam yang beraneka ragam dan potensial untuk dikembangkan. Namun, ironisnya sejak krisis ekonomi tahun 1998, Kabupaten Banjarnegara memiliki rata-rata laju ekonomi yang relatif kecil yaitu di bawah 5 persen per tahun. Untuk itu, di era otonomi daerah diharapkan Kabupaten Banjarnegara mengalami percepatan pembangunan melalui pertumbuhan sektor-sektor perekonomian 2 Belum adanya penelitian tentang analisis pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara periode 1996-2007.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini, data yang digunakan sebagai bahan analisis adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara serta instansi terkait lainnya. Data pendukung diperoleh dari internet. Data yang dibutuhkan yaitu data PDRB Kabupaten Banjarnegara dan data PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun 1996-2007 serta data pendukung lainnya.

3.3. Metode Analisis Shift Share

Analisis shift share merupakan metode yang dapat diterapkan untuk menganalisis struktur perekonomian di suatu wilayah. Analisis tersebut dapat mengidentifikasi pertumbuhan sektor-sektor perekonomian beserta dayasaing masing-masing sektor perekonomian di suatu daerah pada dua titik waktu yang diinginkan. Hasil analisis dapat menunjukkan perkembangan suatu sektor di suatu wilayah jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya, apakah berkembang dengan cepat atau lambat.

3.3.1. Analisis PDRB Kabupaten Banjarnegara dan PDRB Provinsi Jawa

Tengah Misalkan dalam suatu wilayah terdapat m wilayahdaerah kabupatenke camatan j=1,2,3,4…,m dan n sektor ekonomi i=1,2,3,4,…,n, maka perubahan dalam PDRB dapat dinyatakan sebagai berikut : ΔY ij = PR ij +PP ij +PPW ij ...............................................................1 dimana, ΔY ij = perubahan dalam PDRB kota kabupaten sektor i pada wilayah ke-j. PR ij = persentase perubahan PDRB kotakabupaten yang disebabkan komponen pertumbuhan regional. PP ij = persentase perubahan PDRB kotakabupaten yang disebabkan komponen pertumbuhan proporsional. PPW ij = persentase perubahan PDRB kotakabupaten yang disebabkan komponen pertumbuhan pangsa wilayah. Untuk memperoleh nilai PR, PP, PPW ada beberapa rumusan yang harus dipenuhi yang dapat dijelaskan berikut ini.  PDRB provinsi dari sektor i pada tahun dasar analisis Y i = ∑ Y ij dimana, Y i = PDRB provinsi dari sektor i pada tahun dasar analisis, Y ij = PDRB kotakabupaten sektor i dari sektor i pada wilayah ke j pada tahun dasar analisis.  PDRB provinsi dari sektor i pada tahun akhir analisis Y’ i = ∑ Y’ ij dimana, Y i = PDRB provinsi dari sektor i pada tahun akhir analisis, Y ij = PDRB kotakabupaten sektor i dari sektor i pada wilayah ke j pada tahun akhir analisis. Sedangkan total PDRB provinsi pada tahun dasar analisis dan tahun akhir analisis, dirumuskan berikut ini.  Total PDRB provinsi pada tahun dasar analisis Y..= ∑ ∑Y ij dimana, Y i = Total PDRB provinsi dari sektor i pada tahun dasar analisis, Y ij = PDRB kotakabupaten sektor i dari sektor i pada wilayah ke j pada tahun dasar analisis.  Total PDRB provinsi pada tahun akhir analisis : Y’..= ∑ ∑Y’ ij dimana, Y i = Total PDRB provinsi dari sektor i pada tahun akhir analisis, Y ij = PDRB kotakabupaten sektor i dari sektor i pada wilayah ke j pada tahun akhir analisis.

3.3.2. Rasio Indikator Kegiatan Ekonomi Nilai Ra, Ri dan ri

Nilai Ra, Ri dan ri digunakan untuk mengidentifikasi perubahan PDRB dari sektor i di wilayah ke j pada tahun dasar analisis. Menghitung nilai Ra, Ri dan ri menggunakan nilai PDRB yang terjadi pada dua titik waktu, yaitu tahun dasar analisis dan tahun akhir analisis.  �� = � ′ …−�… �… dimana: Ra = Rasio indikator kegiatan ekonomi regional Y’..= Total PDRB provinsi pada tahun akhir analisis. Y.. = Total PDRB provinsi pada tahun dasar analisis  R i = �′ − � ′ � dimana: Ri = Rasio indikator kegiatan ekonomi regional dari sektor i Y’ i .. = PDRB provinsi dari sektor i pada tahun akhir analisis. Y i . .= PDRB provinsi dari sektor i pada tahun dasar analisis  r i = �′ − �′ � dimana: ri = Rasio indikator kegiatan ekonomi sektor i pada wilayah j Y’ ij .. = PDRB kotakabupaten sektor i pada wilayah ke j pada tahun akhir analisis. Y ij ... = PDRB kotakabupaten sektor i pada wilayah ke j pada tahun dasar analisis.

3.3.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah

Nilai komponen PR, PP, dan PPW didapat dari perhitungan nilai Ra, Ri, dan ri. Dari ketiga komponen tersebut apabila dijumlahkan akan didapat nilai perubahan PDRB.  Komponen Pertumbuhan Regional PR Komponen pertumbuhan regional dapat dirumuskan sebagai berikut : PR ij = R a Y ij ...................................................................................2 dimana: PR ij = komponen pertumbuhan regional sektor i pada wilayah ke j. Y ij = PDRB kotakabupaten sektor i pada wilayah ke j pada tahun dasar analisis. R a = Persentase perubahan PDRB kotakabupaten yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan regional.  Komponen Pertumbuhan Proporsional PP Komponen pertumbuhan proporsional dapat dirumuskan sebagai berikut : PP ij = Ri-R a Y ij .........................................................................3 dimana: PP ij = komponen pertumbuhan proporsional sektor i pada wilayah ke j. Y ij = PDRB kotakabupaten sektor i pada wilayah ke j pada tahun dasar analisis. Ri-Ra = Persentase perubahan PDRB kotakabupaten yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan proporsional.  Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW Komponen pertumbuhan pangsa wilayah dapat dirumuskan sebagai berikut : PPW ij = ri-R i Y ij ......................................................................4 dimana: PPW ij = komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i pada wilayah ke j. Y ij = PDRB kotakabupaten sektor i pada wilayah ke j pada tahun dasar analisis. ri-Ri = Persentase perubahan PDRB kotakabupaten yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan pangsa wilayah.

3.3.4. Analisis Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian

Profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian disajikan pada gambar berikut: Gambar 4. Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian a Kuadran 1 menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di suatu wilayah memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan mampu bersaing dengan sektor perekonomian dari wilayah lain dimana wilayah yang bersangkutan merupakan wilayah yang progresif maju. b Kuadran II menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di suatu wilayah memiliki laju pertumbuhan yang cepat tetapi tidak mampu bersaing dengan sektor perekonomian dari wilayah lain. c Kuadran III menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di suatu wilayah memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan tidak mampu bersaing dengan sektor perekonomian dari wilayah lain. d Kuadran IV menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di suatu wilayah memiliki laju pertumbuhan yang lambat tetapi sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor perekonomian dari wilayah lain. e Pada kuadran II dan IV terdapat garis diagonal yang memotong kedua kuadran tersebut. Bagian atas garis diagonal mengindikasikan bahwa suatu wilayah merupakan wilayah yang progresif, sedangkan dibawah garis berarti suatu wilayah merupakan wilayah yang pertumbuhannya lambat. Berdasarkan nilai persen PP .j dan PPW .j maka dapat diidentifikasi pertumbuhan suatu sektor atau suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Kedua komponen tersebut PP .j dan PPW .j apabila dijumlahkan akan didapat nilai pergeseran bersih PB.j yang mengidentifikasikan pertumbuhan suatu wilayah. PB .j dapat dirumuskan sebagai berikut: PB .j = PP .j + PPW .j Adapun, PP .j = PP 1j + PP 2j + PP 3j + ...+ PP nj PPW .j = PPW 1j + PPW 2j + PPW 3j +...+ PPW nj PB .j = pergeseran bersih wilayah ke j PP .j = komponen pertumbuhan proporsional dari seluruh sektor untuk wilayah ke-j PPW .j = komponen pertumbuhan pangsa wilayah dari seluruh sektor untuk wilayah ke-j Pergeseran bersih sektor i pada wilayah ke j dapat dirumuskan sebagai berikut : PB ij = PP ij + PPW ij , dimana: PB ij = pergeseran bersih sektor i pada wilayah ke j PP ij = komponen pertumbuhan proporsional sektor i pada wilayah ke j PPW ij = komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i pada wilayah ke j Persentase perubahan PDRB, PR.j, PP.j, dan PB.j akan mengidentifikasi pemerataan suatu sektor atau suatu wilayah dalam hal pertumbuhan. Adapun rumusannya adalah sebagai berikut : ∆ PDRB. j = PDRB tahun terakhir − PDRB tahun dasar PDRB tahun dasar ∗ 100 PR . j = PR. j PDRB tahun dasar ∗ 100 PP . j = PP. j PDRB tahun dasar ∗ 100 PPW . j = PPW. j PDRB tahun dasar ∗ 100 PB . j = PB. j PDRB tahun dasar ∗ 100 Apabila PB ij 0 maka pertumbuhan sektor i pada wilayah ke j termasuk ke dalam kelompok progresif maju. Sedangkan apabila PB ij 0, maka pertumbuhan sektor i pada wilayah ke j termasuk dalam pertumbuhan lambat. Analisis pertumbuhan sektor-sektor perekonomian dengan analisis Shift Share dapat dipermudah dengan menggunakan software komputer, program Microsoft Excel. Hasil perhitungan tersebut dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi atau menganalisa pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Banjarnegara periode 1996-2007.

3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional dari Produk Domestik Regional Bruto PDRB serta tahun dasar analisis dan tahun akhir analisis adalah sebagai berikut: a. Produk Domestik Regional Bruto PDRB PDRB pada tingkat regional provinsikabupatenkota menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output nilai tambah pada waktu tertentu. PDRB dibentuk melalui berbagai sektor ekonomi yang mencakup sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan dan konstruksi; perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa-jasa. PDRB telah menjadi bagian yang sangat penting dalam ekonomi makro khususnya dalam upaya mengembangkan analisis tentang perekonomian suatu wilayah. Perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga yaitu PDRB atas harga berlaku dan PDRB atas harga konstan. Pada penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahunnya, baik pada saat menilai produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen nilai tambah dan komponen pengeluaran PDRB. Sedangkan pada penyajian atas dasar harga konstan, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga tetapi yang terjadi pada tahun dasar BPS, 2000. PDRB yang akan dianalisis adalah PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 1993 untuk periode 1996-2000 dan PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 2000 untuk periode 2001-2007. Data-data PDRB yang dibutuhkan adalah PDRB Kabupaten Banjarnegara dan PDRB Provinsi Jawa Tengah periode 1996-2007. b. Tahun Dasar Analisis dan Tahun Akhir Analisis Tahun dasar analisis merupakan tahun dasar yang dijadikan patokan untuk menganalisis atau tahun yang dijadikan sebagai titik awal untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor perekonomian. Sedangkan tahun akhir analisis merupakan tahun yang dijadikan sebagai akhir waktu analisis.

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA DAN HASIL PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Banjarnegara

Gambaran umum Kabupaten Banjarnegara meliputi keadaan geografi dan administratif, kependudukan, prasarana dan sarana daerah.

4.1.1. Keadaan Geografi dan Administratif

Kabupaten Banjarnegara termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah bagian barat, membujur dari barat ke timur. Kabupaten Banjarnegara terletak diantara 7° 12 - 7° 31 Lintang Selatan dan 109°2010 -109°4550 Bujur Timur. Kabupaten Banjarnegara berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Batang di sebelah utara, Kabupaten Wonosobo di sebelah timur, Kabupaten Banyumas dan Purbalingga di sebelah barat dan Kabupaten Kebumen di sebelah selatan. Topografi Kabupaten Banjarnegara sebagian besar 65 persen lebih berada di ketinggian antara 100 sampai dengan 1000 meter dari permukaan laut. Secara rinci pembagian wilayah berdasarkan topografi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. a. Kurang dari 100 m dari permukaan air laut, meliputi luas 9,82 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Susukan dan Purwareja Klampok, Mandiraja, Purwanegara dan Bawang. b. Antara 100 - 500 m dari permukaan air laut, meliputi luas 37,04 persen dari seluruh luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan