4.2.4. Profil Pertumbuhan PDRB Kabupaten Banjarnegara dan Pergeseran Bersih Periode 1996-2000
Tabel 13.
Pergeseran Bersih
Sektor-sektor Perekonomian
Kabupaten Banjarnegara Periode 1996-2000 Juta Rupiah
No Sektor
Pergeseran Bersih Rp
1 Pertanian
-7.327,87 -2,04
2 Pertambangan dan Penggalian
124,04 2,74
3 Industri Pengolahan
-16.131,46 -11,18
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
1.035,31 36,42
5 Bangunan dan Konstruksi
-12.639,49 -20,51
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
-9.386,13 -8,05
7 Angkutan dan Komunikasi
10.073,79 34,35
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan 1.108,99
2,87 9
Jasa-Jasa 35.698,65
32,15
Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara, 2000 diolah.
Kelompok sektor ekonomi ditentukan berdasarkan pergeseran bersih. Nilai pergeseran bersih diperoleh dari penjumlahan nilai pertumbuhan proporsional
suatu sektor dengan nilai pertumbuhan pangsa wilayah sektor tersebut. Pada periode 1996 sampai 2000 di Kabupaten Banjarnegara terdapat lima sektor yang
memiliki nilai PB positif PB 0. Sektor yang paling progresif periode 1996- 2000 adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 1.035,31 juta rupiah atau
36,42 persen, sektor angkutan dan komunikasi sebesar 34,35 persen, kemudian sektor jasa-jasa sebesar 32,15 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan sebesar 2,87 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,74 persen. Hal ini berarti bahwa kelima sektor tersebut termasuk dalam kelompok
pertumbuhan yang progresif maju. Namun, terdapat juga sektor yang memiliki nilai PB negatif PB0 yaitu sektor pertanian sebesar -2,04 persen, sektor industri
pengolahan sebesar -11,18 persen, sektor bangunan dan konstruksi sebesar -20,51
persen serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar -8,05 persen. Artinya, keempat sektor ini termasuk dalam kategori sektor pertumbuhan lambat. Hal ini
disebabkan sektor-sektor tersebut memiliki nilai PP atau PPW yang kecil Tabel 13.
Selanjutnya, profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Kabupaten Banjarnegara dilakukan melalui bantuan 4 kuadran yang terdapat pada garis
bilangan. Nilai-nilai yang terdapat pada 4 kuadran tersebut diperoleh dari nilai persentase Pertumbuhan Proporsional PP dan nilai persentase Pertumbuhan
Pangsa Wilayah PPW. PP diletakkan pada sumbu horizontal sebagai absis dan PPW diletakkan pada sumbu vertikal sebagai ordinat.
Pada periode 1996 sampai 2000, kuadaran I hanya ditempati oleh sektor angkutan dan komunikasi. Artinya, sektor angkutan dan komunikasi memiliki
pertumbuhan cepat dilihat dari nilai PP yang positif dan memiliki dayasaing yang lebih baik apabila dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya dilihat
dari nilai PPW yang positif. Pada kuadran II ditempati oleh empat sektor yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel
dan restoran serta sektor listrik, gas dan air bersih. Hal ini berarti bahwa keempat sektor ini memiliki laju pertumbuhan yang cepat PP-nya bernilai positif, tetapi
dayasaing wilayah untuk sektor-sektor tersebut dibandingkan dengan wilayah lainnya kurang baik PPW yang bernilai negatif.
Selanjutnya, kuadran III ditempati oleh sektor bangunan dan konstruksi serta sektor industri pengolahan. Kedua sektor ini memiliki laju pertumbuhan
yang lambat dan memiliki dayasaing yang kurang baik dibandingkan dengan
wilayah lain, hal ini ditandai dengan nilai PP dan PPW yang negatif. Kemudian kuadran IV ditempati oleh sektor jasa serta sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan. Kedua sektor ini memiliki pertumbuhan yang lambat dilihat dari PP yang bernilai negatif, tetapi dayasaing wilayah untuk sektor tersebut baik jika
dibandingkan dengan wilayah lainnya dilihat dari PPW yang bernilai positif.
Gambar 5. Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian di Kabupaten Banjarnegara Periode 1996-2000