Perhitungan Biaya dan Laba Analisis Break-Even Point

Pada biaya tetap, biaya penyusutan tidak terjadi peningkatan karena peralatan yang digunakan relatif tidak bertambah. Pada biaya variabel, peningkatan biaya pakan pada tahun 2011 tidak terlalu signifikan, hal ini disebabkan karena domba dan kambing yang dijual perusahaan sebagian besar dibeli konsumen pada saat kurang dari satu bulan proses penggemukan, sehingga kebutuhan akan pakan tidak terlalu banyak berubah.

4.7. Perhitungan Biaya dan Laba

Laba atau marjin adalah total penerimaan yang dikurangi dengan total biaya dari output yang dihasilkan. Berikut adalah laba yang diperoleh MT Farm dari usaha penggemukan domba dan kambing pada tahun 2010 dan tahun 2011: 1. Tahun 2010 Laba = Total Penerimaan – Total Biaya = Rp 2.636.751.500,00 – Rp 2.462.700.368,00 = Rp 174.051.132,00 2. Tahun 2011 Laba = Total Penerimaan – Total Biaya = Rp 4.307.952.000,00 – Rp 4.041.649.356,00 = Rp 266.302.644,00 Laba yang diperoleh perusahaan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 174.051.132,00 dan laba yang diterima pada tahun 2011 sebesar Rp 266.302.644,00. Terjadi kenaikan laba pada tahun 2011 dari tahun 2010 sebesar Rp 92.251.512,00.

4.8. Analisis Biaya

Selama MT Farm berdiri, pencatatan keuangan sudah dilakukan meskipun masih sederhana dan belum diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha secara benar, karena baik data pembiayaan dan penjualan masih merupakan gabungan dari domba, kambing, sapi, dan sayuran organik. Ditambah beberapa tahun ke belakang, pembukuan keuangan perusahaan tidak lengkap karena kesibukan dari para pemilik MT Farm, sehingga kurang terurus. Hal ini jelas menyulitkan perusahaan untuk menghitung secara spesifik berapa keuntungan bersih yang diterima setiap tahun. Analisis cost-volume-profit merupakan alat analisis yang berfungsi untuk melihat keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga. Analisis ini bertujuan untuk menentukan jumlah volume penjualan agar mencapai target laba perusahaan. Informasi total biaya yang sudah diklasifikasikan menjadi biaya tetap dan biaya variabel merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan analisis cost-volume-profit. Total biaya dari usaha penggemukan domba dan kambing terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya telepon dan listrik, biaya penyusutan peralatan, dan biaya karyawan. Biaya variabel berupa biaya pembelian bakalan, biaya pakan, biaya transportasi, dan biaya obat-obatan. 4.8.1 Analisis Biaya Tetap Tabel 9. Biaya telepon dan listrik pada usaha penggemukan domba dan kambing Mitra Tani Farm tahun 2010-2011 No. Bulan Tahun 2010 Rupiah Tahun 2011 Rupiah 1. Januari 1.046.250 602.580

2. Februari

1.066.250 596.820 3. Maret 388.000 568.800

4. April

420.000 597.240

5. Mei

347.000 606.521 6. Juni 446.500 154.500

7. Juli

424.000 1.180.535

8. Agustus

308.700 698.880 9. September 287.460 31.200

10. Oktober

247.920 632.220

11. November 280.800

1.215.960

12. Desember 356.400

170.280 Total 5.619.280 7.055.536 Biayaekor 1.672,40 1.011,76 Biayakg 71,39 54,05 Biaya Telepon dan Listrik Pada biaya tetap, biaya telepon digunakan untuk berkomunikasi dengan antar karyawan, pemasok bakalan, pemasok pupuk dan obat, pembeli, mitra kerja, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan. Listrik digunakan untuk menerangi kandang dan kegiatan operasional administrasi perusahaan. Rincian biaya telepon dan listrik selama tahun 2010 dan 2011tertera pada Tabel 9. Biaya Upah Karyawan Pada biaya upah karyawan, pemberian gaji berdasarkan pada jumlah hari kerja, nominal gaji tergantung pada jenis pekerjaan, status karyawan pegawai tetap atau bukan, dan lama bekerja di perusahaan. Tabel 10 menjelaskan biaya upah karyawan perusahaan pada tahun 2010 dan 2011. Tabel 10. Biaya upah karyawan pada usaha penggemukan domba dan kambing unit usaha Mitra Tani Farm Tahun 2010-2011 No. Bulan Tahun 2010 Rupiah Tahun 2011 Rupiah 1. Januari 2.740.000 8.835.600

2. Februari

2.375.000 7.343.700

3. Maret

1.955.000 6.942.500 4. April 1.980.000 10.373.000

5. Mei

2.300.000 6.694.000

6. Juni

1.595.000 7.336.000 7. Juli 5.896.000 8.260.500 8. Agustus 6.056.000 6.315.000

9. September

5.278.000 4.194.500

10. Oktober

7.848.000 9.514.200 11. November 6.780.000 14.903.000

12. Desember

10.681.900 9.640.000 Total 55.484.900 100.352.000 Biayaekor 16.513,36 14.390,47 Biayakg 704,94 768,72 Biaya Penyusutan Peralatan Pada penghitungan biaya penyusutan peralatan, digunakan metode garis lurus. Diperlukan umur ekonomis dan harga dari masing-masing peralatan untuk menghitung biaya penyusutan setiap bulannya. Tabel 11 menjelaskan perhitungan biaya penyusutan peralatan MT Farm pada tahun 2010-2011. Berdasarkan aset yang diperlukan dalam usaha penggemukan domba dan kambing yang sudah dibahas sebelumnya, biaya penyusutan aset atau peralatan setiap tahunnya berjumlah Rp 7.213.500,00, maka biaya penyusutan perbulannya sebesar Rp 601.100,00. Asumsi perhitungan biaya penyusutan adalah setiap aset tidak memiliki nilai sisa, harga peralatan sama dengan harga di pasar, dan penentuan umur ekonomis berdasarkan pengalaman empiris perusahaan ketika menggunakan aset-aset tersebut. Tabel 11. Perhitungan biaya penyusutan peralatan MT farm tahun 2010- 2011. No Nama Alat Harga Rupiah Umur Ekonomis Biaya Penyusutan Tahun Rptahun Biaya PenyusutanB ulan Rpbulan 1. Kandang 99.000.00 15 tahun 6.600.000 550.000 2. Jet pump 1.392.000 5 tahun 278.400 23.200 3. Sprayer 306.000 5 tahun 61.200 5.100 4. Timbangan 176.400 3 tahun 58.800 4.900 5. Tangki air 792.000 10 tahun 79.200 6.600 6. trolley 498.000 5 tahun 99.000 8.300 7. arit 36.000 2 tahun 18.000 1.500 8. cangkul 36.000 2 tahun 18.000 1.500 Jumlah 7.213.200 601.100 Biaya Penyusutanekor 2.146,79 1.034,37 Biaya Penyusutankg 91,64 55,25

4.8.2 Analisis Biaya Variabel

Biaya Bakalan Biaya variabel seperti pembelian bakalan adalah biaya variabel terbesar yang perusahaan keluarkan. Perusahaan membeli bakalan dengan harga yang bervariasi. Beberapa faktor yang menyebabkan variasi harga tersebut adalah sebagai berikut: harga sesuai dengan jenis hewan ternak, harga keseimbangan bakalan di pasar saat itu, kekuatan tawar menawar antara pemasok dengan perusahaan, dan momen tertentu seperti menjelang hari raya idul kurban. Pada tahun 2010, total biaya pembelian bakalan sebesar Rp 2.232.817.080,00. Pada tahun 2011, total biaya pembelian bakalan sebesar Rp 3.745.576.802,00. Biaya pembelian bakalan pada tahun 2011 meningkat 67,75 dari tahun sebelumnya. Perusahaan membeli bakalan sesuai kebutuhan dan ketersediaan modal, jadi tidak ada perencanaan untuk membeli bakalan sekian ekor setiap bulannya. Misal, ketika menjelang bulan hari raya kurban, perusahaan membeli bakalan jauh lebih banyak dibandingan bulan-bulan sebelumnya. Biaya Pakan Harga beli pakan relatif tidak berubah. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli pakan tergantung kebutuhan, yaitu berbanding lurus dengan domba atau kambing yang ada di kandang. Pada tahun 2010, total biaya pakan yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 127.101.488,00. Sedangkan pada tahun 2011 biaya pembelian pakan mengalami penurunan, yaitu senilai Rp 112.253.638,00. Tabel 12 menjelaskan tentang pembelian pakan selama tahun 2010 dan 2011. Beberapa hal yang mempengaruhi penurunan biaya pembelian pakan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut; dalam catatan keuangan perusahaan mengenai pembelian pakan, perusahaan tidak memisahkan pengeluaran untuk pakan sapi dan untuk pakan domba dan kambing. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer keuangan MT Farm, bahwa pakan yang dibeli dapat diasumsikan 60 untuk pakan domba dan kambing, dan 40 untuk pakan sapi. Sehingga dalam realisasinya terdapat kemungkinan biaya pakan pada tahun 2011 kurang dari Rp 112.253.638,00 atau lebih dari itu. Tabel 12. Biaya pakan pada usaha penggemukan domba dan kambing Mitra Tani Farm tahun 2010-2011 No. Bulan Tahun 2010 Rupiah Tahun 2011 Rupiah 1. Januari 14.297.750 3.892.640 2. Februari 14.278.000 3.416.500

3. Maret

17.355.000 4.613.300

4. April

17.964.500 6.032.000 5. Mei 16.380.000 6.223.250

6. Juni

6.547.000 12.190.838

7. Juli

2.638.050 12.143.900 8. Agustus 7.758.875 19.280.080

9. September

12.538.313 6.766.000

10. Oktober

7.771.000 9.258.250 11. November 3.930.500 22.944.080 12. Desember 5.642.500 5.492.800 Total 127.101.488 112.253.638 Biayaekor 37.827,82 16.097,16 Biayakg 1.614,83 859,89 Selain itu juga pada tahun 2011 penjualan domba dan kambing cukup cepat perputarannya, sehingga bakalan yang datang ke kandang tidak lebih dari sebulan dilakukan penggemukan sudah laku terjual. Sedangkan sekitar 2 minggu hingga sebulan merupakan masa adaptasi hewan ternak dalam pemberian pakan dari hijauan menjadi konsentrat, maka dari itu apabila domba atau kambing kurang dari sebulan sudah terjual, maka sebagian besar pakan yang diberikan masih berupa hijauan, yang biayanya relatif jauh lebih rendah dibandingkan konsentrat. Biaya Transportasi Biaya transportasi yang terjadi pada usaha penggemukan domba dan kambing adalah biaya perjalanan bakalan dari pemasok ke kandang, biaya antar domba atau kambing ke tempat pembeli, dan biaya perbaikan kendaraan. Adapun rincian biaya transportasi pada tahun 2010 dan tahun 2011 pada Tabel 13. Biaya transportasi yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2010 sebesar Rp 32.558.342,00. Pada tahun 2011, total biaya transportasi yang dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp 67.398.180,00. Tabel 13. Biaya transportasi pada usaha penggemukan domba dan kambing unit usaha Mitra Tani Farm tahun 2010-2011 No. Bulan Tahun 2010 Rupiah Tahun 2011 Rupiah 1. Januari 497.000 1.137.600

2. Februari

999.500 303.000

3. Maret

1.014.900 1.524.300 4. April 1.886.500 4.414.500

5. Mei

2.857.842 4.158.600

6. Juni

1.542.900 7.970.580 7. Juli 574.200 8.949.600 8. Agustus 1.353.600 2.761.800

9. September

366.600 5.939.100

10. Oktober 4.473.900

12.435.000

11. November

13.694.400 15.594.300

12. Desember 3.327.000

2.209.800 Total 32.558.342 67.398.180 Biayaekor 9.698,91 9.664,89 Biayakg 414,04 516,29 Biaya Obat Biaya variabel terakhir adalah obat-obatan. Pada tahun 2010, total biaya obat adalah Rp 1.876.078,00. Sedangkan pada tahun 2011 perusahaan tidak memiliki catatan pengeluaran obat. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer keuangan MT Farm, perusahaan mengalokasikan Rp 150.000,00 untuk biaya obat-obatan setiap bulannya. Sehingga total pengeluaran biaya obat pada tahun 2011 sebesar Rp 1.800.000,00.

4.9. Analisis Break-Even Point

Titik impas break-even point adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, yaitu titik dimana laba sama dengan nol. Pada tahun 2010, MT Farm menjual domba dan kambing sebanyak 3.360 ekor dengan total bobot badan 78.709 kg. Jumlah total biaya tetap pada tahun 2010 adalah Rp 68.317.380,00, dan jumlah total biaya variabelnya adalah Rp 2.394.382.988,00. Pada tahun ini, harga jual rata-rata per kilogram bobot badan domba dan kambing adalah Rp 33.500,00. Biaya variabel per kilogram sebesar Rp 30.420,70. Berikut adalah jumlah unit titik impas atau jumlah unit yang harus dijual pada tahun 2010 agar nilai laba sama dengan nol. Unit Titik Impas = = = 22.186 kg Unit produk yang harus dijual perusahaan untuk mencapai titik BEP adalah sebanyak 22.186 kg domba dan kambing. Selanjutnya adalah menghitung break-even point berdasarkan nilai penjualan untuk tahun 2010. Penjualan Titik Impas = Biaya Tetap x = Rp 68.317.380,00 x = Rp 743.231.671,08 Nilai penjualan domba dan kambing untuk memperoleh nilai laba sama dengan nol adalah Rp 743.231.671,08. Jumlah unit dan nilai penjualan break- even point yang telah ditetapkan pada usaha penggemukan domba dan kambing MT Farm pada tahun 2010 dapat dibuktikan dengan laporan keuangan sebagai berikut:  Penjualan Rp 33.500,00x 22.186 kg Rp 743.231.000,00  Biaya Variabel Rp 30.420,70 x 22.186 kg Rp 674.913.650,20 Marjin Kontribusi Rp 68.317.349,80  Biaya Tetap Rp 68.317.380,00 Laba Operasi Rp 30,20 Secara teori, nilai laba operasi bernilai nol, namun pada perhitungan ini nilai laba operasi sebesar Rp 30,20. Hal ini dikarenakan adanya pembulatan desimal pada proses perhitungan, sehingga terdapat selisih kesalahan sebesar 30,2. Sedangkan pada tahun 2011, domba dan kambing yang terjual berjumlah 6.974 ekor dengan bobot badan total 130.544 kg. Jumlah total biaya tetap pada tahun tersebut sebesar Rp 114.620.736,00. Dan biaya variabel total sebesar Rp 3.927.028.620,00. Nilai biaya variabel per kilogram adalah Rp 30.082,03. Harga jual rata-rata tertimbang per kilogram bobot badan domba dan kambing pada tahun tersebut sebesar Rp 33.000,00. Nilai break-even point pada usaha penggemukan domba dan kambing Mitra Tani Farm pada tahun 2010 adalah: Unit Titik Impas = = = 39.281 kg Unit produk yang harus dijual perusahaan untuk mencapai titik BEP pada tahun 2011 adalah sebanyak 39.281 kg domba dan kambing. Selanjutnya adalah menghitung break-even point berdasarkan nilai penjualan untuk tahun 2011. Penjualan Titik Impas = Biaya Tetap x = Rp 114.620.736,00 x – = Rp 1.296.272.832,85 Nilai penjualan domba dan kambing untuk memperoleh nilai laba sama dengan nol pada tahun 2011 adalah Rp 1.296.272.832,85. Jumlah unit dan nilai penjualan break-even point yang telah ditetapkan pada usaha penggemukan domba dan kambing MT Farm pada tahun 2011 dapat dibuktikan dengan laporan keuangan sebagai berikut:  Penjualan Rp 33.000,00 x 39.281 kg Rp 1.296.273.000,00  Biaya Variabel Rp 30.082,03 x 39.281 kg Rp 1.181.652.220,00 Marjin Kontribusi Rp 114.620.779,60  Biaya Tetap Rp 114.620.736,00 Laba Operasi Rp 43,57 Secara teori, nilai laba operasi bernilai nol, namun pada perhitungan ini nilai laba operasi sebesar Rp 43,57. Hal ini dikarenakan adanya pembulatan desimal pada proses perhitungan, sehingga terdapat selisih kesalahan sebesar 43,57. Tabel 14 adalah ringkasan mengenai hasil perhitungan titik impas berdasarkan jumlah unit dan nilai penjualan pada penggemukan domba dan kambing pada tahun 2010 dan 2011. Tabel 14. Jumlah unit impas dan penjualan impas usaha penggemukan domba dan kambing pada tahun 2010 dan 2011. Tahun Unit Impas kg Penjualan Impas Rp 2010 22.186 743.231.671,08 2011 39.281 1.296.272.507,00

4.10. Analisis Margin of Safety