Latar Belakang The Small Island Management Of Marine Ecotourism Development (Case Study in Liukang Loe Island, Bulukumba Region, South Sulawesi)
2
Bulukumba memiliki ikon wisata yaitu Tanjung Bira, akan tetapi seiring dengan meningkatnya tekanan menyebabkan degradasi sumberdaya, belum lagi ditambah
dalam pengelolaannya yang belum maksimal dan berkelanjutan. Pulau Liukang Loe merupakan pulau yang terletak di Kabupaten
Bulukumba yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah sebagai destinasi wisata. Pulau Liukang Loe sangat unik dengan karakteristik budaya masyarakat lokal
yang khas dan secara fisik wilayah pulau hampir dikelilingi pasir putih dan rataan terumbu karang yang tentu dapat mendukung kegiatan wisata bahari di Pulau
Liukang Loe seperti aktivitas wisata pantai rekreasibersantai, snorkling dan menyelam. Sampai saat ini, belum ada perhatian serius dalam hal pengelolaan
Pulau Liukang Loe sehingga kontribusinya bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba juga terbilang masih minim. Oleh karena itu diperlukan instrumen
tepat dalam pengelolaan Pulau Liukang Loe untuk lebih memberdayakan wilayah kepulauan menjadi kawasan yang menguntungkan secara ekologi, sosial dan
ekonomi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bulukumba, 2012.
Salah satu tipologi kegiatan wisata yang menjadi alternatif kegiatan wisata bahari saat ini adalah ekowisata bahari yang mengedepankan keaslian alam yang
dapat memberikan manfaat ekonomi, ekologis dan sosial budaya Bookbinder et al. 2000; Bjork, 2000. Pengembangan kawasan pulau-pulau kecil sebagai lokasi
ekowisata bahari memerlukan koordinasi dan integrasi dari beberapa unsur dengan mengacu pada kondisi internal lokasi yang menyangkut aspek ekologi,
kesesuaian, daya dukung dan sosial budaya masyarakat. Oleh karena itu perlu dirancang desain pengelolaan yang terpadu. Selain itu juga pulau-pulau kecil
sangat rentan karena sifatnya yang khas akibat kecilnya ukuran dibanding daratan smallness serta terisolasi dari pulau besarinduk remotness serta akibat tekanan
dari aktivitas manusia yang sifatnya destruktif Dahuri, 2003; Bengen, 2003.
Wisata beresiko menjadi tidak berkelanjutan jika sistem ekologi dan kapasitas kultur sosial ekonomi masyarakat lokal tidak dihargai Wall 1997 in Teh
dan Cabanban, 2007. Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara aktivitas ekowisata bahari wisatawan dengan kualitas lingkungan perairan,
ekosistem dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Dimana kualitas lingkungan perairan dan ekosistem yang baik akan mendukung pengembangan aktivitas
ekowisata bahari dan secara tidak langsung akan mendukung peningkatan kapasitas sosial ekonomi masyarakat lokal.
Saat ini kegiatan wisata yang telah berlangsung di Pulau Liukang Loe adalah wisata pantai rekreasi pantai, snorkling dan diving yang dilakukan oleh
wisatawan lokal yang umumnya berasal dari Kota Makassar dan sekitarnya maupun wisatawan mancanegara. Berbagai kelompok masyarakat baik dalam
rombongan keluarga, kelompok mahasiswa dan instansi pemerintah biasanya memanfaatkan hari libur untuk berwisata di kawasan Pulau Liukang Loe. Untuk
sampai ke kawasan Pulau Liukang Loe, wisatawan dapat menggunakan sarana transportasi berupa motor laut milik masyarakat, sarana transportasi pribadi
berupa speed boat atau yang disewa selama kurang lebih 30 menit dari Pantai Pasir Putih Tanjung Bira.
Kunjungan wisatawan ke obyek wisata Pulau Liukang Loe berlangsung setiap tahunnya. Akan tetapi, kunjungan mencapai puncak pada bulan Juni hingga
3
akhir tahun. Hal ini terkait dengan periode musim yang terjadi pada bulan tersebut yakni musim kemarau dimana kondisi pantai cenderung bersih. Permasalahannya
adalah peningkatan kunjungan pada musim puncak juga meningkatkan seluruh aktivitas wisata baik aktivitas wisata maupun aktivitas transportasi antar pulau,
perdagangan souvenir dan kegiatan perikanan lainnya. Keragaman jenis bahan pencemar pun bertambah salah satunya pencemaran oleh bahan organik.
Adanya peningkatan kegiatan tersebut menyebabkan tekanan terhadap ekosistem semakin meningkat, sehingga berpengaruh terhadap kondisi ekologi
sumberdaya laut di Pulau Liukang Loe yaitu terumbu karang serta penurunan kualitas perairan laut. Kondisi perairan tersebut jika terus berlanjut dan nilai
parameter perairan melebihi batas baku mutu peruntukkan wisata bahari yang telah ditetapkan, maka perairan laut tersebut telah tercemar baik secara fisik,
kimia maupun biologi.
Oleh karena itu diperlukan penelitian strategi pengembangan ekowisata bahari di Pulau Liukang Loe dengan mengacu pada daya dukung kawasan untuk
keberlanjutan sumberdaya dan ekosistem Pulau Liukang Loe.