Pencemaran di Lingkungan Pesisir dan Laut

12 Sampah solid waste pada umumnya didominasi oleh bahan-bahan organik meskipun tipe dan komposisinya sangat bervariasi dimana tipe dan komposisi sampah sangat mempengaruhi sifat-sifat sampah. Peningkatan penggunaan bahan-bahan pembersih, deterjen dan obat-obatan akan sangat mempengaruhi proses-proses yang terjadi dalam sampah. Limbah yang masuk ke perairan pantai mengakibatkan perubahan kondisi fisik, kimia dan biologi perairan. Perubahan tersebut lambat laun akan mengganggu kestabilan ekosistem. Terganggunya kestabilan ekosistem pantai dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran perairan pantai Samawi, 2007. Salah satu cara pengelolaan sampah yang dapat ditempuh adalah dengan penimbunan dan pemadatan secara berlapis-lapis sanitary landfills dengan pertimbangan daerah-daerah ekoton tidak dijadikan sebagai lokasi pembuangan sampah akhir dan lokasi pembuangan akhir harus jauh dari kantong-kantong air tanah. Air yang terserap ke dalam lapisan tanah, bila melalui lapisan sampah akan membentuk cairan yang disebut leachate yang mengandung padatan terlarut dan zat-zat lain yang merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikroba. Leachate tersebut mampu mengalir bersama air permukaan atau meresap dan masuk ke dalam air akhirnya sampai ke perairan pesisir. Adapun kualitas perairan untuk wisata bahari di analisis dengan berpedoman pada baku mutu air laut yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup melalui SK Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut, dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut. Tabel 2.1 Baku mutu air laut untuk peruntukkan wisata bahari No. Parameter Satuan Baku Mutu Air Laut Wisata Bahari 1. BOD mgl 10 2. Oksigen terlarut mgl 5 3. Amonia mgl 2 4. pH - 6.5-8.5 5. Kekeruhan NTU 5 6. Suhu C Alami 7. Salinitas ∞ Alami Sumber : Lampiran I dan II SK Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Berbagai aktivitas manusia dapat mempengaruhi kualitas perairan. Limbah cair ataupun limbah padat yang dibuang pada permukaan tanah akan menambah bahan-bahan kimia yang mencemari air permukaan dan air tanah hingga jarak yang jauh dan dalam waktu yang lama. Akan tetapi, untuk wilayah pesisir dan lautan dengan jarak yang sangat pendek sangat memungkinkan terjadinya pencemaran yang tinggi dan sangat merugikan. 13 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 tahapan, yakni dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 untuk survey data awal dan pada bulan Februari-Maret 2013 pengambilan data lapangan dan penelusuran data sekunder. Lokasi penelitian adalah Pulau Liukang Loe, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Letak lokasi penelitian terletak di wilayah perairan sebelah selatan pulau Sulawesi tepatnya pada posisi 05 38 30.4 LS dan 120 26 62.4 BT. Dengan batas-batas wilayah : Sebelah utara : Pantai Bira Sebelah timur : Pulau Kambing Sebelah selatan : Pulau Selayar Sebelah barat : Laut Flores Pelaksanaan survey penelitian disesuaikan dengan tingkat kedatangan wisatawan dimana dalam penelitian ini dilakukan pada dua periode yakni musim puncak peak season dan musim kedatangan kurang low season. Menurut Wong 1998, peningkatan intensitas kegiatan wisata pesisir di Asia Tenggara umumnya terjadi pada musim panas bulan Mei sampai September. Letak lokasi dan stasiun penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dan pertimbangan kondisi wilayah penelitian, maka penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan studi literatur dimana data bersumber dari data primer yakni data yang dikumpulkan melalui observasi dan pengukuran langsung di lapangan dan data sekunder yang bersumber dari instansi terkait dengan pengelolaan Pulau Liukang Loe sebagai kawasan wisata bahari. Adapun objek dalam penelitian ini yakni terkait dengan aktivitas wisata bahari antara lain ekosistem terumbu karang untuk aktivitas wisata selam dan snorkling, pantai berpasir putih untuk wisata pantai serta kualitas perairan kaitannya dengan daya dukung ekologi. Adapun jenis data yang dibutuhkan, sumber dan metode pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut. 14 G am b ar 3 .1 P et a L o k as i d an S ta si u n P en eliti an d i P u la u L iu k an g L o e K ab u p ate n B u lu k u m b a