Kelembagaan Masyarakat Kondisi Umum Lokasi Penelitian .1 Geografi dan Administrasi

25 kelompok nelayan, kelompok pengajian dan lain-lain. Pengorganisasi masyarakat dan proses-proses pembangunan di tingkat Dusun difasilitasi oleh sebuah lembaga pemerintahan dusun yang terdiri dari kepala dusun yang dibantu oleh kepala kampung serta beberapa warga desa sebagai bagian perangkat pemerintahan dusun. Beberapa bantuan telah pernah mereka peroleh seperti bantuan sarana budidaya rumput laut, alat pengolahan ikan sampai ke panel solarcell. 4.2 Kondisi Biofisik Kawasan 4.2.1 Kondisi Iklim Pulau Liukang Loe tersusun dari batu karang yang mendominasi dan hanya sebagian kecil merupakan hamparan pasir putih. Secara umum kawasan hamparan pasir putih dijadikan sebagai kawasan perumahan sedangkan kawasan batu karang perbukitan dijadikan kawasan perkebunan. Kondisi meteorologi di Pulau Liukang Loe tidak begitu berbeda dengan kondisi meteorologi Kabupaten Bulukumba secara umum. Angin yang bertiup di sekitar Pulau Liukang Loe merupakan angin musim yang berubah arah dua kali dalam setahun dengan rata-rata kecepatan 3-7 knot. Rata-rata curah hujan di sekitar Pulau Liukang Loe adalah 1 000 - 1 500 mmtahun. Suhu rata-rata berkisar antara 23.82 ºC - 27.68 ºC. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Kabupaten Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober -Maret dan musim rendengan antara April-September. Daerah dengan curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan timur sedangkan pada daerah tengah memiliki curah hujan sedang sedangkan pada bagian selatan curah hujannya rendah. dengan curah hujan sebagai berikut : 1. Curah hujan antara 800 – 1 000 mmtahun meliputi Kecamatan Ujungbulu, sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian besar Bontobahari. 2. Curah hujan antara 1 000 – 1 500 mmtahun meliputi sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian Bontotiro. 3. Curah hujan antara 1 500 – 2 000 mmtahun meliputi Kecamatan Gantarang, sebagian Rilau Ale, sebagian Ujung Loe, sebagian Kindang, sebagian Bulukumpa, sebagian Bontotiro, sebagian Herlang dan Kecamatan Kajang. 4. Curah hujan di atas 2 000 mmtahun meliputi Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Herlang.

4.2.2 Kondisi Oseanografi

Kondisi oseanografi memegang peranan penting dalam mempengaruhi dinamika ekosistem dan kondisi perairan, karena permukaan perairan tidak pernah diam dan selalu terjadi gerakan dinamis. Gerakan permukaan ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah pola arus, pola gelombang, peristiwa pasang surut, dan batimetri. Kondisi oseanografi di pulau Liukang Loe dapat dilihat sebagai berikut : 26

a. Pasang surut

Pasang surut merupakan naik turunnya paras laut, terutama karena gaya tarik akibat gravitasi gravitational attraction antara bulan, matahari dan bumi. Naik turunnya muka laut dapat terjadi sekali sehari pasut tunggal, atau dua kali sehari pasut ganda, sedangkan pasut lainnya yang tidak berperilaku seperti di atas disebut pasut campuran. Pengukuran pasang surut dilakukan di Kampung ta’buntuleng dermaga dan diasumsikan mewakili kondisi pasang surut daerah survey. Adapun tipe pasang surut di Pulau Liukang Loe adalah campuran condong ke semidiurnal yang memiliki ciri khas yakni terjadi dua kali air tinggi pasang dan dua kali air rendah surut dalam satu hari 24 jam dimana salah satu air pasang memiliki amplitudo yang lebih tinggi dari air pasang lainnya. Selain tipe pasut juga dihasilkan tunggang pasut, yakni perbedaan tinggi air pada saat pasang tertinggi dan surut terendah. Tunggang pasut yang diperoleh adalah 135 cm, yang berarti bahwa lokasi termasuk dalam klasifikasi pantai microtidal tunggang pasut antara 2 m. Karena memiliki tunggang pasut yang kecil 2 m maka diperkirakan pengaruh pasut terhadap pergerakan dan transpor sedimen di wilayah kajian relatif kecil.

b. Gelombang

Gelombang memiliki peran terhadap proses abrasi dan sedimentasi pantai, melalui mekanisme perombakan material sedimen pantai. Gelombang yang sangat sering terjadi di laut dan cukup penting adalah Gelombang yang dibangkitkan oleh angin. Gelombang dibangkitkan oleh angin karena adanya pengalihan energi dari angin ke permukaan laut akibat fluktuasi tekanan udara pada permukaan air laut. Proses pembangkitan ini terjadi pada suatu daerah yang disebut daerah pembangkitan Gelombang Wind wave generating area. Gelombang yang mendekati pantai akan mengalami transformasi perubahan karena terjadinya perubahan kedalaman dan adanya halangan- halangan berupa pulau-pulau atau bangunan-bangunan pantai. Gelombang yang mendekati pantai akan memusat jika mendekati tanjung, dan menyebar jika menemuimemasuki teluk cekungan. Selain itu gelombang yang mendekati pulau juga akan mengalami perubahan kemiringan rasio antara tinggi dan panjang gelombang dan pada akhirnya pecah secara spilling, plunging, collapsing atau surging tergantung dari keadaan topografi dasar lautnya. Tinggi gelombang signifikan pada kondisi normal relatif lemah yaitu kurang dari 0.5 m dengan arah datang gelombang dominan dari Selatan 175 – 185 . Periode gelombang bervariasi dari 4.6 detik sampai dengan 6.2 detik. Berdasarkan prediksi BMKG, pada bulan Juni 2012 tinggi gelombang maksimum dapat mencapai 0.75 – 1.25 m di perairan pantai Bira dengan arah datang gelombang dari Timur. Gelombang di laut lepas umumnya berasal dari arah timur. Ketika memasuki laut dangkal mengalami proses refraksi oleh kontur kedalaman laut dan proses difraksi oleh pulau-pulau di depan daerah kajian. Akibatnya terjadi pembelokan arah rambat dan tinggi gelombang ketika mendekati pantai.