26
a. Pasang surut
Pasang surut merupakan naik turunnya paras laut, terutama karena gaya tarik akibat gravitasi gravitational attraction antara bulan, matahari dan bumi.
Naik turunnya muka laut dapat terjadi sekali sehari pasut tunggal, atau dua kali sehari pasut ganda, sedangkan pasut lainnya yang tidak berperilaku seperti di
atas disebut pasut campuran.
Pengukuran pasang surut dilakukan di Kampung ta’buntuleng dermaga dan diasumsikan mewakili kondisi pasang surut daerah survey. Adapun tipe
pasang surut di Pulau Liukang Loe adalah campuran condong ke semidiurnal yang memiliki ciri khas yakni terjadi dua kali air tinggi pasang dan dua kali air
rendah surut dalam satu hari 24 jam dimana salah satu air pasang memiliki amplitudo yang lebih tinggi dari air pasang lainnya.
Selain tipe pasut juga dihasilkan tunggang pasut, yakni perbedaan tinggi air pada saat pasang tertinggi dan surut terendah. Tunggang pasut yang diperoleh
adalah 135 cm, yang berarti bahwa lokasi termasuk dalam klasifikasi pantai microtidal tunggang pasut antara 2 m. Karena memiliki tunggang pasut yang
kecil 2 m maka diperkirakan pengaruh pasut terhadap pergerakan dan transpor sedimen di wilayah kajian relatif kecil.
b. Gelombang
Gelombang memiliki peran terhadap proses abrasi dan sedimentasi pantai, melalui mekanisme perombakan material sedimen pantai. Gelombang yang sangat
sering terjadi di laut dan cukup penting adalah Gelombang yang dibangkitkan oleh angin. Gelombang dibangkitkan oleh angin karena adanya pengalihan energi
dari angin ke permukaan laut akibat fluktuasi tekanan udara pada permukaan air laut. Proses pembangkitan ini terjadi pada suatu daerah yang disebut daerah
pembangkitan Gelombang Wind wave generating area.
Gelombang yang mendekati pantai akan mengalami transformasi perubahan karena terjadinya perubahan kedalaman dan adanya halangan-
halangan berupa pulau-pulau atau bangunan-bangunan pantai. Gelombang yang mendekati pantai akan memusat jika mendekati tanjung, dan menyebar jika
menemuimemasuki teluk cekungan. Selain itu gelombang yang mendekati pulau juga akan mengalami perubahan kemiringan rasio antara tinggi dan
panjang gelombang dan pada akhirnya pecah secara spilling, plunging, collapsing atau surging tergantung dari keadaan topografi dasar lautnya.
Tinggi gelombang signifikan pada kondisi normal relatif lemah yaitu kurang dari 0.5 m dengan arah datang gelombang dominan dari Selatan 175 –
185 . Periode gelombang bervariasi dari 4.6 detik sampai dengan 6.2 detik.
Berdasarkan prediksi BMKG, pada bulan Juni 2012 tinggi gelombang maksimum dapat mencapai 0.75 – 1.25 m di perairan pantai Bira dengan arah datang
gelombang dari Timur. Gelombang di laut lepas umumnya berasal dari arah timur. Ketika memasuki laut dangkal mengalami proses refraksi oleh kontur kedalaman
laut dan proses difraksi oleh pulau-pulau di depan daerah kajian. Akibatnya terjadi pembelokan arah rambat dan tinggi gelombang ketika mendekati pantai.
27
c. Arus
Arus merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan untuk melakukan aktivitas wisata snorkling dan selam. Hasil pengukuran arus pada stasiun
penelitian menunjukkan bahwa arah dan kecepatan arus sesaat bervariasi di masing-masing stasiun pengamatan. Data kecepatan arus dapat dilihat pada Tabel
4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1 Data Pengukuran Kecepatan Arus dan Arah Arus di Pulau Liukang Loe
Stasiun Lintang
Bujur Kec. Arus
mdetik Arah Arus
Stasiun I 120.25454
-5.394960 0.17
240 - 280
o
Stasiun II 120.25152
-5.384443 0.10
310 - 320
o
Stasiun III 120.26202
-5.381295 0.14
310 - 360
o
Stasiun IV 120.26570
-5.381690 0.21
310 - 360
o
Sumber : DKP Provinsi Sulawesi Selatan, 2012.
Hasil pengukuran, menunjukkan arah arus umumnya dari timur ke utara dengan kecepatan berkisar antara 0.1 – 0.21 mdetik. Kecepatan arus tertinggi
diperoleh pada stasiun 4 yakni 0.21 mdetik dan terendah pada stasiun ke 2 yakni sebesar 0.10 mdetik.
d. Parameter kualitas air laut
Kualitas air merupakan salah satu penentu utama dalam pengembangan wisata bahari. Kualitas air mempengaruhi pertumbuhan karang dan keragaman
ikan karang yang merupakan daya tarik utama dalam kegiatan wisata bahari. Perbedaan musim berpengaruh terhadap nilai parameter kualitas perairan fisik,
kimia, biologi dan oseanografi. Nybakken 1999 menyatakan bahwa parameter kualitas perairan memiliki hubungan dan pengaruh antara satu dengan lainnya.
Hasil analisis perbandingan antara nilai kualitas perairan di Pulau Liukang Loe dengan baku mutu air laut untuk kegiatan ekowisata pesisir disajikan pada Tabel
4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Pengukuran Kualitas Air Laut di Pulau Liukang Loe
Parameter Stasiun I
Batubomg Stasiun II
Panekang
Kera Stasiun III
Ujung
Baturapa Stasiun IV
Batu
Sobbalong Rata-
Rata Baku
Mutu
BOD mgl 1.12
1.01 1.19
1.17 1.12
10 DO mgl
5.91 5.79
5.52 6.56
5.95 5
NH3 mgl 0.10
0.13 0.11
0.08 0.11
2 pH
6.80 6.95
7.17 7.47
7.10 6.5-8.5
Kekeruhan NTU 0.91
1.10 0.75
0.90 0.91
5 Salinitas
∞ 33.65
33.15 33.45
33.50 33.44
Alami Suhu
C 28.40
28.85 28.75
28.50 28.63
Alami