Gelombang The Small Island Management Of Marine Ecotourism Development (Case Study in Liukang Loe Island, Bulukumba Region, South Sulawesi)

27

c. Arus

Arus merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan untuk melakukan aktivitas wisata snorkling dan selam. Hasil pengukuran arus pada stasiun penelitian menunjukkan bahwa arah dan kecepatan arus sesaat bervariasi di masing-masing stasiun pengamatan. Data kecepatan arus dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut. Tabel 4.1 Data Pengukuran Kecepatan Arus dan Arah Arus di Pulau Liukang Loe Stasiun Lintang Bujur Kec. Arus mdetik Arah Arus Stasiun I 120.25454 -5.394960 0.17 240 - 280 o Stasiun II 120.25152 -5.384443 0.10 310 - 320 o Stasiun III 120.26202 -5.381295 0.14 310 - 360 o Stasiun IV 120.26570 -5.381690 0.21 310 - 360 o Sumber : DKP Provinsi Sulawesi Selatan, 2012. Hasil pengukuran, menunjukkan arah arus umumnya dari timur ke utara dengan kecepatan berkisar antara 0.1 – 0.21 mdetik. Kecepatan arus tertinggi diperoleh pada stasiun 4 yakni 0.21 mdetik dan terendah pada stasiun ke 2 yakni sebesar 0.10 mdetik.

d. Parameter kualitas air laut

Kualitas air merupakan salah satu penentu utama dalam pengembangan wisata bahari. Kualitas air mempengaruhi pertumbuhan karang dan keragaman ikan karang yang merupakan daya tarik utama dalam kegiatan wisata bahari. Perbedaan musim berpengaruh terhadap nilai parameter kualitas perairan fisik, kimia, biologi dan oseanografi. Nybakken 1999 menyatakan bahwa parameter kualitas perairan memiliki hubungan dan pengaruh antara satu dengan lainnya. Hasil analisis perbandingan antara nilai kualitas perairan di Pulau Liukang Loe dengan baku mutu air laut untuk kegiatan ekowisata pesisir disajikan pada Tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Pengukuran Kualitas Air Laut di Pulau Liukang Loe Parameter Stasiun I Batubomg Stasiun II Panekang Kera Stasiun III Ujung Baturapa Stasiun IV Batu Sobbalong Rata- Rata Baku Mutu BOD mgl 1.12 1.01 1.19 1.17 1.12 10 DO mgl 5.91 5.79 5.52 6.56 5.95 5 NH3 mgl 0.10 0.13 0.11 0.08 0.11 2 pH 6.80 6.95 7.17 7.47 7.10 6.5-8.5 Kekeruhan NTU 0.91 1.10 0.75 0.90 0.91 5 Salinitas ∞ 33.65 33.15 33.45 33.50 33.44 Alami Suhu C 28.40 28.85 28.75 28.50 28.63 Alami 28 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata parameter kualitas perairan laut di pulau Liukang Loe umumnya berada pada kisaran baku mutu atau nilai parameter yang disyaratkan dalam kegiatan ekowisata bahari. Nilai tingkat kecerahan di perairan ini sangat tinggi, menjadikan algae zooxanthellae yang terdapat di hewan karang tersebut dapat memperlancar proses fotosintesisnya dan mempengaruhi peningkatan penyebaran ekosistem terumbu karang Nybakken 1999. Walaupun demikian parameter BOD yang menjadi indikator pencemaran limbah organik dalam penelitian ini belum melebihi batas maksimum baku mutu atau yang disyaratkan dalam kegiatan ekowisata pesisir dengan konsentrasi pada masing-masing stasiun I sampai IV 1.12, 1.01, 1.19 dan 1.17 dimana menurut lee et al. 1978 bahwa parameter BOD ≤ 2.9 termasuk dalam kategori tidak tercemar. Hasil pengamatan dalam penelitian ini menunjukkan nilai parameter kualitas perairan belum mengalami perubahan yang mendasar. Hasil pengamatan kondisi DO yang diukur untuk beberapa lokasi di perairan Pulau Liukang Loe menunjukan nilai rata-rata 5.95 mgl atau masing-masing per stasiun I sampai IV 5.91, 5.79, 5.52 dan 6.56. Kisaran nilai tersebut masih tergolong memenuhi syarat baku mutu lingkungan. Sementara terkait dengan kandungan nitrogen yang diukur dalam penelitian ini adalah nitrogen dalam bentuk amonia NH3 dimana kandungan amonia di seluruh stasiun pengamatan rata-rata berkisar 0.11 atau masing-masing per stasiun I sampai IV 0.10, 0.13, 0.11, 0.08 dimana kadar ini masih berada dibawah ambang baku mutu atau lebih rendah dibanding nilai baku mutu yang ditetapkan dalam Kepmen LH512004 untuk peruntukan wisata bahari sebesar 2 mgl. Sementara hasil pengukuran nilai pH dan kekeruhan selama penelitian menunjukkan kisaran nilai 6.80-7.50 dan 0.75-1.10 NTU. Selain status kualitas air parameter lain yang dijadikan acuan tercemar atau tidaknya suatu lingkungan pesisir yaitu keberadaan bakteri Escherichia coli E. Coli. Kehadiran bakteri E-Coli terkait dengan keberadaan bakteri pathogen yang dapat menyebabkan penyakit pada suatu perairan. Nilai kandungan E-Coli pada suatu perairan sangat ditentukan oleh aktivitas yang terdapat disekitar perairan tersebut. Aktivitas yang paling banyak menyebabkan kandungan E. Coli suatu perairan adalah limbah buangan rumah tangga seperti tinja. Nilai parameter E. Coli pada perairan Liukang Loe berkisar antara 95 – 240 MPN100 ml. Nilai parameter E-Coli pada perairan Liukang Loe dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3 Parameter Bakteri Escherichia coli E. Coli di Pulau Liukang Loe No. Koordinat

E. Coli MPN100 ml

Baku Mutu Lintang Bujur 1 120.254543 -5.39496 240 1 000 2 120.251515 -5.384443 95 3 120.262024 -5.381295 163 4 120.265799 -5.38169 126 Sumber : DKP Provinsi Sulawesi Selatan, 2012.