6
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
Pengelolaan Sumberdaya Pulau
Liukang Loe
Pengelolaan Pulau Liukang Loe Untuk
Ekowisata Bahari Identifikasi
Pemanfaatan Sumberdaya
Identifikasi Potensi Sumberdaya PPK
Wisata Pantai Snorkling
Selam Analisis Sistem
Informasi Geografis SIG
Limbah Masyarakat Limbah Wisata
Daya Dukung Ruang
Lingkungan Pesisir
Analisis Kesesuaian
Ekowisata Bahari
7
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil
Setiap pulau memiliki format pengelolaan yang berbeda disesuaikan dengan latar geografisnya, karakteristik ekosistem dan sosial budaya masyarakat
setempat. Dalam arah kebijakan pengelolaan pulau-pulau yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat terdapat beberapa pendekatan yang dikombinasikan yaitu :
1. Hak 2. Ekosistem dalam alokasi ruang wilayah pulau dan gugusan pulau 3. Sesuai kondisi sosial budaya setempat Dahuri, 2003.
Pengembangan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan laut pulau- pulau kecil perlu mempertimbangkan berbagai faktor berdasarkan karakteristik
yang dimiliki sebuah pulau atau gugusan pulau dan diperlukan pendekatan yang lebih sistematik serta lebih spesifik berdasarkan lokasi Adrianto, 2005.
Mengingat rentannya ekosistem pulau dan gugusan pulau kecil, pemerintah melakukan pembatasan kegiatan yang cenderung menimbulkan dampak negatif
yang sangat luas, baik secara ekologis maupun sosial.
Keadaan ini menunjukkan bahwa pengelolaan pembangunan pada kawasan tersebut apabila tidak terencana dengan baik dapat mengakibatkan
dampak eksternal yang cukup nyata. Dengan demikian kegiatan dalam bentuk apapun itu yang dilakukan akan berdampak pada fungsi ekosistem pulau-pulau
kecil. Oleh karena itu dalam pengelolaan pulau-pulau kecil harus memperhatikan persyaratan pengelolaan lingkungan yang serius.
Wisata memberikan keuntungan dalam mengatasi keterbatasan ukuran dalam tiga cara. Pertama, menyediakan volume barang dan jasa yang cukup
memenuhi permintaan pasar secara efisien dan skala ekonomi yang mampu menyediakan lebih barang dan jasa sehingga menurunkan biaya satuan produksi.
Kedua, meningkatkan persaingan dengan mendorong pendatang baru di pasar, sehingga memberikan dampak positif pada tingkat harga barang dan layanan.
Ketiga, wisata dengan memberikan skala dan kompetisi bersama dengan pilihan konsumen yang lebih besar dan keterbukaan perdagangan, dapat meningkatkan
taraf hidup sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup di sebuah negara kecil.
Konsep pengelolaan wisata tidak hanya berorientasi pada keberlanjutan tetapi juga mempertahankan nilai sumberdaya alam dan manusia. Oleh karena
sifat sumberdaya dan ekosistem pesisir dan lautan alami sering rentan dan dibatasi oleh daya dukung, maka pengembangan pasar yang dilakukan menggunakan
pendekatan product driven, yaitu disesuaikan dengan potensi, sifat, perilaku objek daya tarik wisata alam dan budaya yang tersedia, seperti tidak tahan lama
perishable, tidak dapat pulih non recoverable dan tidak tergantikan non substitutable diusahakan untuk menjaga kelestarian dan keberadaannya
Yulianda, 2007.
8
Gambar 2.1 Interaksi Antar Komponen Pulau-Pulau Kecil Pada Gambar 2.1 dapat diidentifikasi bahwa dalam sistem pulau-pulau
kecil terdapat 5 lima proses alam, proses sosial, proses ekonomi, perubahan iklim dan proses pertemuan antara daratan dan lautan yang masing-masing
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari 3 komponen pulau-pulau kecil yaitu sistem lingkungan daratan, sistem lingkungan laut dan sistem aktivitas
manusia Debance, 1999.
Secara umum kegagalan dalam mengatasi masalah pengelolaan memberikan implikasi antara lain percepatan degradasi sumberdaya alam dan
lingkungan hidupnya. Penyebab utama terjadinya kegagalan tersebut antara lain : 1. Perbedaan hak-hak entelimen yang sangat mencolok antara berbagai lapisan
masyarakat 2. Sumberdaya alamnya mengalami semacam akses terbuka aquasi- open-access resources yang semua pihak cenderung memaksimumkan
keuntungan dalam pemanfaatannya 3. Kekurangan dalam sistem penilaian undervaluation terhadap sumberdaya alam terhadap sistem ekonomi pasar yang
terjadi dimana sangat erat kaitannya dengan aspek teknis finansial dan aspek sosial ekonomi budaya masyarakat setempat.
Menurut Bengen 2002, pemanfaatan pulau-pulau kecil secara optimal dan lestari terwujud apabila memenuhi tiga persyaratan ekologis, yaitu : 1.
Keharmonisan spasial 2. Kapasitas asimilasi dan daya dukung lingkungan 3. Pemanfaatan potensi sesuai daya dukungnya. Keharmonisan spasial berhubungan
dengan bagaimana menata suatu kawasan pulau-pulau kecil bagi peruntukan pembangunan pemanfaatan sumberdaya berdasarkan kesesuaian suitability
lahan pesisir dan laut dan keharmonisan antara pemanfaatan. Keharmonisan spasial mensyaratkan suatu kawasan pulau-pulau kecil tidak sepenuhnya
diperuntukan bagi zona pemanfaatan tetapi juga harus dialokasikan untuk zona preservasi dan konservasi. Keharmonisan spasial, juga menuntut pengelolaan
pembangunan dalam zona pemanfaatan dilakukan secara bijaksana. Artinya
Hubungan Keterkaitan Komponen Aktivitas
Manusia Lingkungan
Perairan Laut
Lingkungan Daratan