16
Masukan
Proses
Luaran
Gambar 3.2 Tahapan Penelitian Identifikasi potensi dan pemanfaatan sumberdaya Pulau
Liukang Loe
Analisis kesesuaian ekowisata bahari Pulau Liukang Loe
Analisis daya dukung ekologi Pulau Liukang Loe Pendekatan ruangspasial dan parameter kualitas
perairan
Pengelolaan Pulau Liukang Loe untuk ekowisata bahari berkelanjutan
Sumberdaya Pulau Liukang Loe untuk pengembangan ekowisata bahari berkelanjutan
17
3.2.2. Penentuan Stasiun Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey yang dirancang untuk mendeskripsikan kondisi ekologis objek penelitian Pulau Liukang Loe. Variabel
penelitian antara lain inventarisasi sumberdaya dan tingkat pemanfaatan, kesesuaian ekowisata bahari, daya dukung dengan pendekatan ruangspasial dan
kualitas air serta rekomendasi pengelolaan keberlanjutan ekowisata bahari di Pulau Liukang Loe.
Pengambilan contoh diambil di daerah pesisir yang dianggap bisa mewakili kondisi kualitas perairan dan pantai Pulau Liukang Loe. Penentuan
stasiun penelitian dilakukan berdasarkan keterwakilan variabilitas kondisi ekologi. Lokasi pengambilan contoh juga didasarkan pada keberadaan dan penyebaran
sumberdaya biofisik yang bersumber dari data sekunder dan hasil survey lapangan. Data potensi sumberdaya penting yang diketahui dari data sekunder
maka pengamatan hanya melakukan ground check. Pengukuran parameter biofisik perairan diukur dengan menggunakan pengukuran in situ. Sementara stasiun
sosial ekonomi berada di sebelah utara pulau Kampung Ta’buntuleng yang merupakan pusat pengembangan ekowisata bahari dan sebelah tenggara pulau
Kampung Pasilohe.
Berikut adalah pengamatan kondisi biofisik ekosistem pantai dan terumbu karang di Pulau Liukang Loe dengan teknik observasi sebagai berikut :
1. Pantai
Pengamatan data kondisi pantai untuk peruntukan wisata pantai meliputi parameter kemiringan pantai, tipe pantai, lebar pantai, penutupan lahanvegetasi
pantai, kedalaman perairan, substrat dasar perairan, kecepatan arus dan ketersediaan air tawar dilakukan dengan observasi dan pengukuran langsung di
lapangan. Keberadaan pantai berpasir yang sesuai untuk wisata pantai berada di sebelah utara yaitu Kampung Ta’buntuleng, sebelah barat pulau dan sebelah
tenggara pulau.
2. Terumbu karang
Penentuan stasiun terumbu karang berdasarkan sebaran terumbu karang yang berada di perairan dangkal Pulau Liukang Loe. Secara detail stasiun terumbu
karang dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.2 Stasiun penelitian ekosistem terumbu karang di Pulau Liukang Loe
Stasiun Lintang
Bujur Nama Lokasi
Stasiun I 120.25454
-5.394960 Batubong
Stasiun II 120.25152
-5.384443 Panekang Kera
Stasiun III 120.26202
-5.381295 Ujung Baturapa
Stasiun IV 120.26570
-5.381690 Batu Sobbalong
Identifikasi terumbu karang dengan menggunakan Metode Line Intercept Transect LIT. Pengamatan kondisi terumbu karang untuk peruntukan wisata
18
snorkling dan selam, terutama penutupan karang dapat dihitung dengan rumus tutupan karang hidup menurut English et al. 1994, yaitu :
Kehadiran tiap kategori = × 100
…........ 1 Hasil perhitungan tersebut kemudian dianalisis dengan kategori menurut
Brown 1986 yang menyatakan bahwa persentase tutupan karang dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu :
1. Kategori rusak : 0.0-24.9
2. Kategori sedangkritis : 25.0-49.9
3. Kategori baik : 50.0-79.9
4. Kategori sangat baik : 80.0-100
Persentase tutupan adalah persentase luas area yang ditutupi oleh pertumbuhan karang. Persentase karang hidup yang tinggi menandakan bahwa
terumbu karang di suatu perairan berada dalam keadaan sehat.
3.3 Analisis Data 3.3.1
Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung untuk Wisata
Suatu kegiatan pemanfaatan yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukkannya. Matriks kesesuaian
untuk ekowisata bahari meliputi peruntukkan untuk wisata pantai, wisata snorkling dan wisata selam diving. Setiap kegiatan wisata mempunyai
persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan objek wisata yang akan dikembangkan.
Untuk menghitung kesesuaian wisata dapat menggunakan rumus Yulianda et al. 2010 :
IKW =
x 100
…………………….. 2 Dimana :
IKW = Indeks Kesesuaian Wisata Ni
= Nilai parameter ke-i bobot x skor N
maks
= Nilai maksimum dari suatu kategori wisata Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian dari skor dan bobot yang
diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase kesesuaian yang diperoleh melalui penjumlahan nilai dari seluruh
parameter. Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian dari skor dan bobot yang diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari
interval kesesuaian yang diperoleh dari penjumlahan nilai dari seluruh skor parameter yang dibandingkan dengan nilai maksimal dari setiap indeks
kesesuaian dari setiap jenis aktivitas wisata. Persen interval yang didapatkan dari perhitungan indeks adalah sebagai berikut, kategori tidak sesuai TS yaitu