Produk Product Harga Price Tempat Place Promosi Promotion Orang People Proses Process Bukti Fisik Physical Evidence

a. Segmentasi Segmentation

Segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku maupun gaya hidup.

b. Penetapan target Targeting

Sekelompok pembeli buyers yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan.

c. Penetapan posisi Positioning

Suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu dan apa yang dilakukan perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Kotler 2004, definisi bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang terdiri dari 7P, yaitu Produk Product, Harga Price, Tempat Place, Promosi Promotion, Orang People, Proses Process, dan Bukti Fisik Physical Evidence yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran.

a. Produk Product

Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.

b. Harga Price

Standar nominal yang ditetapkan perusahaan terhadap produk yang dihasilkan untuk dijual sehingga konsumen harus mengeluarkan biaya dengan jumlah tertentu untuk mendapatkan produk. Strategi harga berpengaruh terhadap hasil penjualan dan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan.

c. Tempat Place

Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.

d. Promosi Promotion

Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyampaikan manfaat dan keistimewaan produknya dan membujuk konsumen sasaran untuk membelinya.

e. Orang People

Adalah semua pelaku yang memainkan sebagai penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli, yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.

f. Proses Process

Meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk atau jasa disampaikan kepada pelanggan.

g. Bukti Fisik Physical Evidence

Merupakan lingkungan fisik dimana jasa disampaikan, perusahaan jasa dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen yang berwujud memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.

2. Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan pengoperasian dan proses pembangunan proyek secara teknis setelah bisnis tersebut selesai dibangun atau didirikan. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk pra operasional bisnis yang akan dilaksanakan. Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Perlu dikaji mengenai kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi pabrik, dan tata-letak atau layout bangunan dan pabrik yang paling menguntungkan. lalu dari kesimpulan itu, dapat dibuat rencana jumlah biaya pengadaan harta tetapnya Nurmalina dkk, 2009.

3. Aspek Manajemen dan Hukum

Menurut Umar 2009, tujuan studi aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak, atau sebaliknya. Studi aspek manajemen meneliti tentang manajemen pada saat pembangunan proyek bisnis dan juga manajemen pada saat bisnis dioperasionalkan secara rutin. Studi aspek manajemen meliputi penyusunan rencana kerja, siapa saja yang terlibat, bagaimana mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan usaha, jenis-jenis pekerjaan, pelatihan, struktur organisasi dan pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan. Menurut Nurmalina dkk 2009, aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya, dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, serta sertifikat, dan izin. Selain itu, aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama networking dengan pihak lain.

4. Aspek Sosial dan Ekonomi

Pada aspek sosial yang diperhatikan adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran di sekitar lokasi dimana bisnis dijalankan. Lebih jauh lagi, bagaimana pemerataan kesempatan kerja dan bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis, seperti semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik, telepon, dan sarana lainnya Nurmalina dkk, 2009. Sedangkan dari aspek ekonomi suatu bisnis dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah PAD, pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi.

5. Aspek Lingkungan

Aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan semakin baik atau sebaliknya. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan Nurmalina dkk, 2009

6. Aspek Keuangan

Menurut Rangkuti 2012, analisis kelayakan aspek keuangan dalam bisnis bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan aliran kas serta sumber dana dan proyeksi keuangan, baik pemasukan atau pengeluaran yang mungkin terjadi selama masa produksi dan operasional proyek yang direncanakan. Dengan begitu para investor yang menanamkan modalnya pada suatu proyek dapat mengetahui rencana biaya yang dibutuhkan serta proyeksi hasil yang akan diperolehnya dengan investasi yang akan ditanamkan. Menurut Umar 2009, tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat terus berkembang. Aspek finansial mencakup kebutuhan investasi, asumsi- asumsi, kebutuhan modal kerja, proyeksi arus kas serta proyeksi laba rugi. Metode yang biasa digunakan untuk kriteria evaluasi finansial, meliputi :

1. NPV Net Present Value

Net Present Value, yaitu selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih aliran kas operasional maupun aliran kas terminal di masa yang akan datang. NPV merupakan nilai sekarang present value dari selisih antara benefit manfaat dengan biaya cost pada tingkat diskonto bunga tertentu.

2. IRR Internal Rate of Return

IRR adalah nilai Discount Rate suku bunga yang membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol. Proyek dapat dikatakan memiliki prospek yang baik apabila nilai IRR tingkat discount rate yang ditentukan, namun jika IRR tingkat discount rate maka proyek tidak memiliki prospek yang baik. Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal.

3. Net BC Net Benefit Cost Ratio

Net BC ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut Nurmalina dkk, 2009.

4. PP Payback Period

Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutupi kembali pengeluaran investasi initial cash invesment dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash invesment dengan cash flow yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima.

5. Analisis Sensitivitas

Menurut Rangkuti 2012, Analisis kepekaan sensitivity analysis digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian produksi yang peka dan memerlukan pengawasan yang lebih ketat untuk menjamin hasil yang diharapkan dan menguntungkan secara ekonomis. Tujuan dilakukan analisis kepekaan adalah untuk mengetahui kemungkinan yang akan terjadi terhadap hasil analisis proyek bila ada suatu kesalahan atau perubahan terjadi dalam dasar asumsi perhitungan. Faktor yang dapat menyebabkan perubahan pada suatu bisnis adalah kenaikan biaya produksi, penurunan harga produk dan penurunan jumlah permintaan. Menurut Umar 2009 Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau manfaat, didasarkan kepada proyeksi-proyeksi yang mengandung unsur ketidakpastian tentang apa yang terjadi di masa yang akan datang. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan suatu proyek bisnis dalam beroperasi untuk menghasilkan laba perusahaan. Salah satu variasi dalam analisis sensitivitas adalah nilai pengganti Switching Value. Gittinger dalam Nurmalina dkk 2009 menyatakan bahwa suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai pengganti switching value. Switching value merupakan perhitungan untuk meng ukur “perubahan maksimum” dari perubahan suatu komponen inflow penurunan harga output, penurunan produksi atau perubahan komponen outflow peningkatan harga input peningkatan biaya produksi yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Oleh karena itu, perubahan tidak boleh melebihi nilai tersebut. Bila melebihi maka bisnis menjadi tidak layak untuk dijalankan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol NPV=0.

2.5. Penelitian Terdahulu