konsumen setia dari berbagai macam golongan baik itu para pekerja atau pun yang masih bersekola dan juga kelancaran pemasokan bahan baku yang
dibutuhkan oleh rumah makan Sagita yang disediakan oleh pihak distributor.
4.2. Analisis Kelayakan Bisnis
Dalam perjalanan usahanya, rumah makan Sagita berencana untuk mengembangkan usahanya. Bentuk pengembangan usaha yang akan
dilakukan oleh rumah makan Sagita adalah dengan membuka gerai baru. Bentuk pengembangan ini atas dasar permintaan di rumah makan Sagita
yang terus meningkat dan potensi yang dimiliki lokasi baru. Pengembangan usaha tersebut sudah pasti akan berpengaruh terhadap beberapa variabel
produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, dan sumber daya lainnya. Pengembangan rumah makan Sagita dengan manajemen yang sama dengan
usaha sebelumnya diharapkan dapat berjalan lancar dan bahkan memperoleh keuntungan yang lebih dari sebelumnya. Analisis kelayakan usaha dapat
digunakan untuk menilai apakah pengembangan usaha tersebut layak atau tidak untuk dijalankan.
Analisis kelayakan usaha terdiri dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial dan
ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek keuangan. Penilaian terhadap berbagai komponen tersebut akan mempengaruhi kelayakan suatu usaha.
4.3. Aspek Pasar dan Pemasaran
Pemasaran produk rumah makan Sagita difokuskan kepada konsumen yang mencintai makanan khas sunda, seperti makanan rumah pada
umumnya namun disajikan secara lebih menarik dan diolah dengan bumbu- bumbu dan resep rahasia sehingga menghasilkan cita rasa tradisional yang
lezat yang dapat memenuhi selera konsumen. Strategi pemasaran yang dilakukan rumah makan Sagita adalah
Market Development, yakni meningkatkan pangsa pasar produk ke daerah yang baru. Kegiatan berikutnya yang menunjang rencana pemasaran adalah
menentukan segmentasi pasar, target pasar dan penetapan posisi pasar.
Pengkajian terhadap aspek ini menjadi perhatian agar dapat diketahui sejauhmana peluang dan pangsa pasar yang tersedia dan untuk melihat
sejauhmana potensi bisnis tersebut untuk dijalankan. Dengan demikian, perusahaan mampu menempatkan diri dalam pasar sasaran yang diinginkan.
4.3.1 Peluang dan Pangsa Pasar
Berdasarkan hasil sensus penduduk Jawa Barat 2011 Badan Pusat Statistik diperoleh data jumlah penduduk di Kota Bogor
mencapai 967.398 jiwa, 493.496 jiwa diantaranya adalah laki-laki dan 473.902 jiwa adalah perempuan. Untuk wilayah Kabupaten Bogor
mencapai 4.857.612 jiwa, 2.496.599 jiwa adalah laki-laki dan 2.361.013 jiwa adalah perempuan. Hasil sensus juga menunjukkan,
penduduk Bogor mengalami laju pertumbuhan 3,58 persen per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Bogor memiliki pangsa pasar yang sangat
luas.
a. Segmentasi Segmentation
Segmentasi pasar yang dilakukan oleh rumah makan Sagita adalah segmentasi pasar Demografis dan Psikologis. Segmentasi
pasar Demografis yaitu berdasarkan ukuran keluarga dan penghasilan dan aspek psikologis yang menjadi segmen rumah
makan Sagita adalah kelas sosial dan gaya hidup. Pembukaan gerai baru rumah makan Sagita di lokasi berbeda
memiliki segmen yang berbeda dengan kondisi perusahaan saat ini. Segmentasi pasar yang dituju rumah makan Sagita ialah keluarga
sedangkan segmentasi demografis berdasarkan penghasilan ialah konsumen atau masyarakat yang memiliki penghasilan diatas Rp
1.000.000,00. Aspek psikologis berdasarkan kelas sosial dan gaya hidup ialah masyarakat kelas menengah dan menengah ke atas,
yang memiliki kecenderungan gaya hidup sering menghabiskan waktu disuatu tempat.
b. Penetapan Target Targeting