nasi timbel komplit ayam goreng dan nasi timbel komplit empal goreng disajikan dengan piring rotan yang beralaskan daun pisang
dan para pelayan menggunakan seragam berwarna kuning, orange, dan bagi para pelayan perempuan menggunakan tambahan hiasan
kepala berupa bandana berwarna hijau. Pemilihan warna-warna cerah dan mencolok diharapkan dapat membuat tampilan gerai
rumah makan Sagita terlihat lebih menarik eye catching. Setiap gerai tidak menjual menu minuman dan sistem pembayaran tidak
dilakukan digerai masing-masing melainkan diloket kasir yang telah disediakan pihak pengelola tempat. Konsumen hanya tinggal
menyerahkan bon makanan yang dipesan dan sekaligus memesan menu minuman di loket kasir dan kemudian membayarnya.
Berdasarkan pemaparan tersebut pengembangan usaha rumah makan Sagita terlihat memiliki peluang yang cukup besar. Pada bauran pemasaran
tidak terdapat masalah yang dapat mengganggu jalannya proses pemasaran dan strategi pemasaran telah dilakukan dengan baik. Penentuan segmen,
penetapan target, dan penentuan posisi membantu jalannya rencana pemasaran sehingga dapat mendukung jalannya proses pengembangan
usaha rumah makan Sagita.
4.3.3 Analisis Pesaing
Menurut Umar 2009, salah satu ciri pesaing adalah perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama. Sulit untuk menentukan
jumlah pasti pesaing rumah makan Sagita dilokasi yang baru, dikarenakan data mengenai jumlah rumah makan atau restoran
terbatas. Beberapa warung atau rumah makan yang ada disekitar lokasi usaha yang dapat dijadikan sebagai pesaing bagi rumah makan
Sagita antara lain Pasar Terapung Ah poong yang sudah menjadi tempat wisata kuliner yang cukup terkenal di Sentul sejak dibuka
akhir 2012, dimana di dalamnya terdapat gerai-gerai makanan berat atau nasi seperti Pecel Solo, Kupat Tahu Bandung, Sate Padang, Sate
Ayam Madura, Toge Goreng, Nasi Bakar, Nasi Langgi, Bebek Goreng
Kahlua, Singapore Chicken Rice, Gerai Nasi Timbel, Gado-gado, Bongkot Nasi Campur Bali, Gudeg Dewa, Soto Lamongan H. Said,
Rumah Sumsum, Lontong Sayur Medan, Timbel Bakar, Soto Tangkar Galaxy, Mie Aceh, Soto Kuning Bogor, Bakso Campur, Kwetiaw
Akang, Mie Jowo, Mie Kocok, dan Bakmie Kepiting. Kemudian Cafe, restoran atau stand-stand rumah makan yang terdapat di pusat
perbelanjaan Bellanova Country Mall dan Giant Extra antara lain Virgine Cafe, Digital Lifestyle Cafe Resto, Jin xiang Oriental
Resto, Kedai Kita, D ’Hotplate, Obonk, Kabita Resto, Eco Raos,
Bakmie Grand Kelinci, Lotteria, Sushi Kiosk, Yong Tau fu, Daiji Ramen, dan CFC. Dan di Plaza Niaga 1 terdapat Bakmi Golek,
Warung Ijo, Gunung Mas Seafood, Mamih Makan Khas Sunda, Pondok Sate Klaten, Batu Cafe Resto, dan Andatu Resto.
Untuk tempat-tempat makan yang berada di Giant Extra Sentul City sendiri baru dibuka pada Desember 2013, sedangkan Bellanova
Country Mall dan plaza niaga sendiri sudah lama dibuka namun keberadaan tempat atau usaha yang menjual produk makanan hilang
silih berganti. Usaha atau tempat yang khusus menjual makanan tradisional khas Sunda terutama nasi timbel sendiri tidak terlalu
banyak, berdasarkan pemaparan nama-nama restoran diatas hanya ada Kabita Resto dan Eco Raos yang terdapat di Bellanova Country Mall,
kemudian Gerai Nasi Timbel yang terdapat di Ah Poong, dan Mamih Masakan Khas Sunda yang terdapat di Plaza Niaga 1. Harga yang
ditawarkan pesaing berkisar antara Rp 20.000 – 65.000. untuk di Ah
poong sendiri harga makanan berat atau sudah termasuk nasi rata-rata berkisar diatas Rp 30.000, terkecuali untuk jajanan harga dimulai dari
Rp. 20.000. Namun masing-masing memiliki keunggulan seperti yang ditawarkan rumah makan Sagita, dengan harga 28.000-28.500
konsumen dapat memperoleh nasi timbel komplit yang sudah terdapat lauk-pauk seperti ayam goreng atau empal goreng, tahu dan tempe,
ikan asin, sayur asem, lalapan dan sambal didalamnya disertai dengan konsep tempat makan dan pelayanan yang unik.
Dengan adanya warung atau rumah makan yang menghasilkan produk makanan akan mengurangi peluang pasar rumah makan Sagita
dan mengindikasikan adanya pesaing. Meskipun terdapat beberapa pesaing namun masih terdapat peluang bagi rumah makan Sagita, hal
ini dilihat dari jumlah pengunjung mingguan weekenders pada tahun 2012 tercatat lebih dari 100.000 pengunjung memasuki kawasan
Sentul City, untuk pengunjung Jungleland saja pada periode Desember 2013 mencapai 8.000 pengunjung di hari libur dan 5.000
pengunjung di hari biasa, kemudian untuk wisata kuliner Ah poong pada tahun 2013 jumlah pengunjung hari biasa berkisar 1.400
– 2.100 orang sedangkan pada hari libur jumlah pengunjung meningkat antara
2.800 – 3.500 orang, namun kapasitas Ah poong sendiri hanya 700
kursi dan lahan parkir yang tersedia terbatas sehingga para pengunjung harus rela antri untuk mendapatkan tempat duduk dan
parkir sehingga banyak dari mereka yang mencari makan ditempat lain disekitar lokasi. Melihat kondisi tersebut pemilik rumah makan
Sagita melihat bahwa masih terdapat peluang bagi rumah makan Sagita untuk mengembangkan usahanya.
4.4. Aspek Teknis dan Teknologi