Penetapan Target Targeting Aspek Sosial Ekonomi Aspek Lingkungan

b. Penetapan Target Targeting

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha dan segmentasi yang telah dilakukan, maka target pasar yang diambil rumah makan Sagita adalah keluarga. Hal ini dikarenakan Sentul merupakan kawasan perumahan yang dihuni lebih dari 4.500 keluarga. Di daerah Sentul juga banyak terdapat wahana rekreasi liburan, seperti Jungleland, Taman Budaya, Alam Fantasia, dan Sentul Paradise Park. Kemudian juga fasilitas-fasilitas yang tersedia, seperti gedung serbaguna SICC Sentul International Convention Center yang biasa digunakan untuk pertunjukan musik dan pameran-pameran, Sentul City Offroad Park, Sentul Highlands Golf Course, dan hotel berbintang dimana sebagian besar pengunjungnya adalah keluarga.

c. Penetapan Posisi Positioning

Rumah makan Sagita menempatkan produknya sebagai produk yang sehat, lezat, higienis dan tetap mempertahankan cita rasa tradisional dengan harga terjangkau. Sehingga dapat masuk kedalam berbagai macam kalangan baik itu kalangan atas ataupun menengah, baik orang dewasa, anak-anak, keluarga atau pun para pekerja kantor dan mahasiswa. Melalui kegiatan positioning rumah makan Sagita diharapkan mampu membentuk citra produk unggulan dimana persepsi masyarakat atau konsumen terhadap produk atau makanan yang tersedia di rumah makan Sagita adalah makanan yang sehat tidak mengandung pengawet karena di produksi langsung didapur rumah makan Sagita, lezat, higienis dan tetap mempertahankan cita rasa tradisional karena terbuat dari resep rahasia serta bahan baku yang berkualitas baik dan diproduksi dengan memperhatikan kebersihan serta harga yang terjangkau karena diorientasikan untuk semua kalangan sehingga menimbulkan kepuasan dan loyalitas konsumen.

4.3.2 Kebijakan Bauran Pemasaran Marketing Mix

Manajemen pemasaran produk barang dibagi atas tujuh kebijakan pemasaran yang disebut bauran pemasaran marketing mix. Bauran pemasaran terdiri dari empat komponen, yaitu : 1. Produk Product Produk yang ditawarkan rumah makan Sagita adalah berbagai masakan khas sunda, seperti nasi timbel komplit ayam goreng dan nasi timbel komplit empal goreng, kedua menu tersebut merupakan menu andalan rumah makan Sagita. Untuk menu lainnya, di gerai baru hanya menyediakan gado-gado, karedok, tempe mendoan dan perkedel jagung. 2. Harga Price Harga makanan yang ditawarkan rumah makan Sagita berkisar dari 4.000 – 28.500, untuk satu porsi nasi timbel komplit ayam goreng adalah sebesar Rp 28.000 sedangkan untuk nasi timbel komplit empal goreng adalah sebesar Rp 28.500. Harga yang ditawarkan rumah makan Sagita relatif terjangkau dibandingkan para pesaingnya yang menjual menu yang sama dengan harga yang lebih tinggi. 3. Tempat Place Dalam hal ini proses pelaksanaan pendistribusian produk rumah makan Sagita langsung dari produsen ke konsumen. Pemilihan lokasi strategis merupakan faktor penting sehingga perlu memperhatikan berbagai faktor. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penentuan lokasi adalah mudah dijangkau, lokasi banyak dilalui atau dihuni taget konsumen yang berpotensi membeli produk, dan mudah terlihat oleh konsumen. Alasan ini yang membuat pemilik rumah makan Sagita ingin mengembangkan usahanya di daerah Sentul City, Bogor. 4. Promosi Promotion Promosi merupakan salah satu cara yang dibutuhkan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan. Oleh karena itu, kegiatan promosi ini harus dapat dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran serta diarahkan dan dikendalikan dengan baik sehingga promosi tersebut benar-benar dapat memberikan kontribusi yang tinggi dalam upaya meningkatkan volume penjualan. Kegiatan promosi yang dilakukan rumah makan Sagita masih dalam bentuk yang sederhana. Bentuk promosi yang dilakukan rumah makan Sagita saat ini berupa promosi dari mulut ke mulut dan pembuatan banner. Cara promosi semacam ini dianggap lebih ekonomis dan mudah dilakukan sehingga tidak menambah pengeluaran bagi perusahaan. 5. Orang People Rumah makan Sagita merekrut karyawan yang memiliki keahlian sesuai dengan bidangnya, yakni memasak untuk koki, namun bagi karyawannya lainnya tidak ada kriteria khusus. Setiap karyawan terlebih dahulu diberikan pelatihan dan pengarahan. 6. Proses Process Konsumen dapat memperoleh produk rumah makan Sagita dengan langsung mendatangi gerai rumah makan Sagita kemudian konsumen akan dilayani oleh seorang pramusaji, pramusaji akan menjelaskan menu-menu yang ada di Sagita. Setelah ada pemesanan pramusaji akan memberikan bon pesanan yang sudah dipesan konsumen dan konsumen dapat membayarnya diloket kasir. Setelah melakukan pembayaran konsumen dapat menyerahkan struck atau bukti pembayaran kepada pramusaji dan dapat mengambil produk yang sudah dipesan. 7. Bukti Fisik Physical Evidence Gerai rumah makan Sagita terletak di daerah Sentul City, Bogor Jawa Barat. Konsep yang dibuat oleh pengelola tempat yakni seperti food court dimana terdapat beberapa gerai makanan lain, namun dengan menu-menu yang berbeda di tiap gerainya. Setiap gerai memiliki desain tempat yang sama, namun rumah makan Sagita memiliki keunikan dimana penyajian produk yakni nasi timbel komplit ayam goreng dan nasi timbel komplit empal goreng disajikan dengan piring rotan yang beralaskan daun pisang dan para pelayan menggunakan seragam berwarna kuning, orange, dan bagi para pelayan perempuan menggunakan tambahan hiasan kepala berupa bandana berwarna hijau. Pemilihan warna-warna cerah dan mencolok diharapkan dapat membuat tampilan gerai rumah makan Sagita terlihat lebih menarik eye catching. Setiap gerai tidak menjual menu minuman dan sistem pembayaran tidak dilakukan digerai masing-masing melainkan diloket kasir yang telah disediakan pihak pengelola tempat. Konsumen hanya tinggal menyerahkan bon makanan yang dipesan dan sekaligus memesan menu minuman di loket kasir dan kemudian membayarnya. Berdasarkan pemaparan tersebut pengembangan usaha rumah makan Sagita terlihat memiliki peluang yang cukup besar. Pada bauran pemasaran tidak terdapat masalah yang dapat mengganggu jalannya proses pemasaran dan strategi pemasaran telah dilakukan dengan baik. Penentuan segmen, penetapan target, dan penentuan posisi membantu jalannya rencana pemasaran sehingga dapat mendukung jalannya proses pengembangan usaha rumah makan Sagita.

4.3.3 Analisis Pesaing

Menurut Umar 2009, salah satu ciri pesaing adalah perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama. Sulit untuk menentukan jumlah pasti pesaing rumah makan Sagita dilokasi yang baru, dikarenakan data mengenai jumlah rumah makan atau restoran terbatas. Beberapa warung atau rumah makan yang ada disekitar lokasi usaha yang dapat dijadikan sebagai pesaing bagi rumah makan Sagita antara lain Pasar Terapung Ah poong yang sudah menjadi tempat wisata kuliner yang cukup terkenal di Sentul sejak dibuka akhir 2012, dimana di dalamnya terdapat gerai-gerai makanan berat atau nasi seperti Pecel Solo, Kupat Tahu Bandung, Sate Padang, Sate Ayam Madura, Toge Goreng, Nasi Bakar, Nasi Langgi, Bebek Goreng Kahlua, Singapore Chicken Rice, Gerai Nasi Timbel, Gado-gado, Bongkot Nasi Campur Bali, Gudeg Dewa, Soto Lamongan H. Said, Rumah Sumsum, Lontong Sayur Medan, Timbel Bakar, Soto Tangkar Galaxy, Mie Aceh, Soto Kuning Bogor, Bakso Campur, Kwetiaw Akang, Mie Jowo, Mie Kocok, dan Bakmie Kepiting. Kemudian Cafe, restoran atau stand-stand rumah makan yang terdapat di pusat perbelanjaan Bellanova Country Mall dan Giant Extra antara lain Virgine Cafe, Digital Lifestyle Cafe Resto, Jin xiang Oriental Resto, Kedai Kita, D ’Hotplate, Obonk, Kabita Resto, Eco Raos, Bakmie Grand Kelinci, Lotteria, Sushi Kiosk, Yong Tau fu, Daiji Ramen, dan CFC. Dan di Plaza Niaga 1 terdapat Bakmi Golek, Warung Ijo, Gunung Mas Seafood, Mamih Makan Khas Sunda, Pondok Sate Klaten, Batu Cafe Resto, dan Andatu Resto. Untuk tempat-tempat makan yang berada di Giant Extra Sentul City sendiri baru dibuka pada Desember 2013, sedangkan Bellanova Country Mall dan plaza niaga sendiri sudah lama dibuka namun keberadaan tempat atau usaha yang menjual produk makanan hilang silih berganti. Usaha atau tempat yang khusus menjual makanan tradisional khas Sunda terutama nasi timbel sendiri tidak terlalu banyak, berdasarkan pemaparan nama-nama restoran diatas hanya ada Kabita Resto dan Eco Raos yang terdapat di Bellanova Country Mall, kemudian Gerai Nasi Timbel yang terdapat di Ah Poong, dan Mamih Masakan Khas Sunda yang terdapat di Plaza Niaga 1. Harga yang ditawarkan pesaing berkisar antara Rp 20.000 – 65.000. untuk di Ah poong sendiri harga makanan berat atau sudah termasuk nasi rata-rata berkisar diatas Rp 30.000, terkecuali untuk jajanan harga dimulai dari Rp. 20.000. Namun masing-masing memiliki keunggulan seperti yang ditawarkan rumah makan Sagita, dengan harga 28.000-28.500 konsumen dapat memperoleh nasi timbel komplit yang sudah terdapat lauk-pauk seperti ayam goreng atau empal goreng, tahu dan tempe, ikan asin, sayur asem, lalapan dan sambal didalamnya disertai dengan konsep tempat makan dan pelayanan yang unik. Dengan adanya warung atau rumah makan yang menghasilkan produk makanan akan mengurangi peluang pasar rumah makan Sagita dan mengindikasikan adanya pesaing. Meskipun terdapat beberapa pesaing namun masih terdapat peluang bagi rumah makan Sagita, hal ini dilihat dari jumlah pengunjung mingguan weekenders pada tahun 2012 tercatat lebih dari 100.000 pengunjung memasuki kawasan Sentul City, untuk pengunjung Jungleland saja pada periode Desember 2013 mencapai 8.000 pengunjung di hari libur dan 5.000 pengunjung di hari biasa, kemudian untuk wisata kuliner Ah poong pada tahun 2013 jumlah pengunjung hari biasa berkisar 1.400 – 2.100 orang sedangkan pada hari libur jumlah pengunjung meningkat antara 2.800 – 3.500 orang, namun kapasitas Ah poong sendiri hanya 700 kursi dan lahan parkir yang tersedia terbatas sehingga para pengunjung harus rela antri untuk mendapatkan tempat duduk dan parkir sehingga banyak dari mereka yang mencari makan ditempat lain disekitar lokasi. Melihat kondisi tersebut pemilik rumah makan Sagita melihat bahwa masih terdapat peluang bagi rumah makan Sagita untuk mengembangkan usahanya.

4.4. Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis dan teknologi yang dianalisis meliputi bahan baku yang akan digunakan, proses produksi, fasilitas, peralatan, dan perlengkapan, pemilihan lokasi, tata letak dan tata kelola.

4.4.1 Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan pokok atau bahan utama yang diolah dalam proses produksi menjadi produk jadi. Bahan baku merupakan elemen yang sangat penting dan merupakan salah satu unsur yang paling aktif didalam perusahaan. Kajian mengenai ketersediaan bahan baku dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana peluang ketersediaan bahan baku dimasa yang akan datang. Kualitas produk sangat bergantung dari pemilihan atau pengunaan bahan baku, pemilihan dan penggunaan bahan baku yang baik akan menghasilkan kualitas yang baik pula. Penggunaan bahan baku menjadi dasar pertimbangan konsumen, penggunaan bahan baku yang baik akan menghasilkan kualitas produk yang baik yang kemudian akan melahirkan kepuasan dihati para konsumen. Bahan baku utama yang digunakan oleh rumah makan Sagita adalah beras, ayam kampung pejantan, daging sapi, ikan asin, tempe dan tahu. Kemudia bahan lain yang digunakan adalah daun pisang, bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe rawit, garam, terasi, sasa, royco, merica, ketumbar, kemiri, daun salam, daun sereh, asem jawa, lengkuas, jeruk nipis, jahe, gula merah, gula putih, jagung, mentimun, kol, melinjo, daun dan buah tangkil, daun kemangi, gambas, poh-pohan, selada, semi, tomat, dan minyak goreng. Ketersediaan bahan baku yang baik dapat menjaga keseimbangan proses produksi suatu usaha atau perusahaan. Ketersediaan bahan baku ini tidak sulit ditemukan karena menggunakan bahan-bahan yang umum dipakai, dengan kualitas yang baik. Karena bahan baku yang digunakan rumah makan Sagita merupakan bahan baku yang banyak digunakan oleh masyarakat umum sehingga sudah banyak distributor atau pemasok yang menyediakan bahan baku tersebut. Tidak semua bahan-bahan yang diperlukan didapat dari pemasok, beberapa bahan baku ada yang dibeli langsung dipasar. Transaksi pembelian bahan baku dilakukan dengan sistem pembayaran secara tunai ambil bayar.

4.4.2 Proses Produksi

Tahap awal yang harus dilakukan adalah menyiapkan semua bahan baku yang dibutuhkan, yakni beras, ayam kampung pejantan, daging sapi, ikan asin, tempe dan tahu. Kemudian bahan lain dan bumbu seperti daun pisang, bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe rawit, garam, terasi, sasa, royco, merica, ketumbar, kemiri, daun salam, daun sereh, asem jawa, lengkuas, jeruk nipis, jahe, gula merah, gula putih, jagung, mentimun, kol, melinjo, daun dan buah tangkil, daun kemangi, gambas, poh-pohan, selada, semi, tomat, dan minyak goreng. Semua bahan baku dicampurkan dengan bumbu-bumbu yang sudah disediakan, kemudian diolah hingga matang. Untuk nasi timbel beras dimasak hingga matang kemudian daun pisang ditumpuk menjadi satu, ratakan nasi diatasnya dan lipat kedua sisi yang panjang ke tengah, lalu gulung rapat-rapat. Sebelum digunakan daun pisang terlebih dahulu dicuci dan dilap hingga bersih. Khusus untuk ayam goreng, empal goreng, tempe dan tahu dibumbui dan diolah setengah matang. Maksudnya adalah ketika ada pesanan dari konsumen juru masak atau bagian produksi hanya tinggal menggoreng saja sehingga konsumen tidak perlu menunggu lama dan makanan masih tersedia dengan hangat. Kesegaran dari produk yang dihasilkan rumah makan Sagita dapat terjamin dan memiliki cita rasa yang khas di hati para konsumen, karena semua produk dimasak langsung oleh juru masak rumah makan Sagita dengan bahan baku dan bumbu yang berkualitas baik. Bahan baku Pencampuran bahan baku Pemberian bumbu Pengolahan Gambar 2. Proses produksi rumah makan Sagita

4.4.3 Fasilitas, Peralatan, dan Perlengkapan

Sumber daya listrik dan air yang digunakan oleh rumah makan Sagita berasal dari Perusahaan Listrik Negara PLN dan Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Rumah Makan Sagita melakukan pembayaran setiap satu bulan sekali secara tunai. Untuk Listrik dan air sebesar Rp 300.000,00 per bulan. Sistem pembayaran untuk membayar tagihan listrik dan air dilakukan secara tunai setiap bulannya pada bank yang telah bekerja sama melakukan pembayaran secara on line. Untuk pengangkutan bahan mentah dari pasar menuju tempat penyimpanan barang menggunakan satu kendaraan bermotor, yakni sepeda motor. Transportasi ini dipilih karena dirasa lebih efisien dan lebih memudahkan didalam perjalanan agar barang atau bahan baku tidak rusak dan tetap layak untuk dikonsumsi. Sedangkan untuk menunjang produksi usahanya, rumah makan Sagita membutuhkan peralatan dan perlengkapan. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan rumah makan Sagita adalah alat-alat masak yang sederhana dan umum digunakan, seperti yang dapat di lihat pada Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6. Peralatan rumah makan Sagita No. Komponen Jumlah 1. Kompor 1 2. Kulkas 1 3. Penggorengan besar 2 4. Penggorengan sedang 2 5. Freezer 1 6. Panci 1 7. Rice cooker 2 8. Meja produksi 1 9. Piring Rotan 30 10. Baskom aluminium 2 Sumber: Data diolah 2013 Tabel 7. Perlengkapan rumah makan Sagita No. Komponen Jmlh thn No. Komponen Jmlh thn 1. Toples besar 1 14. Banner 1 2. Toples sedang 1 15. Tempat sendok 1 3. Kursi plastik sedang 2 16. Sikat 2 4. Kursi plastik kecil 2 17. Talenan 2 5. Pel 1 18. Sendok sayur 2 6. Sapu 1 19. Ulekan 1 7. Lap 2 20. Tempat sampah 1 8. Rak piring 1 21. Pisau 2 9. Gunting 1 22. Sendok 6 10. Sodet 2 23. Piring saji 4 11. Baskom plastik 3 24. Saringan besar 2 12. Gayung 1 25. Sendok nasi 2 13. Keranjang sedang 1 26. Keranjang besar 1 Sumber : Data diolah 2013

4.4.4 Tata Letak dan Pemilihan Lokasi

Terdapat banyak alasan yang mendasari pentingnya untuk menentukan suatu lokasi usaha. pemilihan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kelangsungan dan efisiensi perusahaan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dan menjadi bahan pertimbangan adalah ketersediaan bahan baku, tenaga listrik dan air, fasilitas transportasiakses menuju lokasi, keramaian lalu lintas, tingkat kepadatan dan tingkat pendapatan masyarakat sekitar lokasi, pasokan tenaga kerja dan sebagainya. Pemilihan lokasi usaha yang tidak tepat akan menghadapi persoalan yang terus menerus, untuk itu diperlukan strategi dalam pemilihan atau menetapkan lokasi. Secara umum strategi lokasi adalah memaksimalkan keuntungan usaha dari lokasi yang dipilih. Namun bagi usaha jenis apapun, kelangsungan hidup usaha lebih penting dari sekedar laba yang besar. Untuk dapat terus bertahan, bisnis memerlukan keuntungan yang cukup, selain masalah keberadaan lokasi, produk yang dihasilkan memang harus memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam studi ini tidak dilakukan penentuan alternatif lokasi untuk pemilihan lokasi pendirian rumah makan Sagita. Pemilihan lokasi pendirian rumah makan Sagita telah ditetapkan di Sentul City, Kota Bogor. Faktor-faktor yang mempengaruhi atau mendasari pelaku bisnis menentukan lokasi adalah karena banyaknya usaha atau bisnis yang mendukung lokasi seperti adanya tempat wisata, hotel berbintang, apartement yang masih dalam proses pembangunan kemudian terdapat juga universitas, rumah sakit, perkantoran, dan gedung perniagaan. Hal ini menciptakan banyak peluang walaupun pasti memiliki tingkat kompetisi yang cukup tinggi, namun Rumah Makan Sagita tidak khawatir karena rumah makan Sagita memiliki banyak konsumen yang berdomisili di Bogor dan sekitarnya. Selain itu, faktor lain yang juga mempengaruhi adalah biaya penyewaan lahan dan biaya transportasi. Tata letak pada lokasi pengembangan usaha rumah makan Sagita mengikuti bentuk yang sudah disediakan pengelola setempat yang bertema seperti food court seperti yang terlihat pada Gambar 3. 3 4 1 2 Gambar 3. Tata letak Keterangan : 1. Tempat pemesanan dan meja kasir 2. Etalase 3. Tempat pembuatan menu 4. Wastafel

4.4.5 Tata Kelola SOP

Rumah makan Sagita menggunakan sistem make to order, kegiatan awal dari produksi perusahaan, yaitu dimulai dari pemesanan yang dilakukan oleh konsumen. Setelah ada pemesanan kemudian pramusaji terlebih dahulu mengkonfirmasi kepada bagian produksi atas ketersediaan produk yang dipesan konsumen. Jika produk tidak tersedia maka pramusaji dapat mengkonfirmasikan kembali kepada konsumen bahwa produk yang dipesan tidak tersedia, sehingga konsumen dapat mengganti atau membatalkan item produk pesanan tersebut. Namun, jika produk tersedia maka lanjut ke proses produksi, setelah produk selesai diolah kemudian produk tersebut disajikan dengan tampilan yang menarik dan diakhiri dengan distribusi produk ke pihak konsumen. Pemaparan mengenai analisa aspek teknis Rumah Makan Sagita secara keseluruhan, antara lain bahan baku yang akan digunakan, proses produksi, fasilitas, peralatan, dan perlengkapan, pemilihan lokasi, tata letak dan tata kelola tidak mengalami kendala. Dengan begitu aspek teknis dan teknologi tersebut dapat turut mendukung adanya pengembangan usaha.

4.5. Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen dan hukum sangat penting karena merupakan aspek yang mengelola dan menggerakan suatu bisnis, dan eksistensi suatu usaha akan lebih diakui oleh masyarakat dan pemerintah apabila telah mampu memenuhi berbagai administrasi hukum. Aspek manajemen dan hukum meliputi hal yang berkaitan dengan perizinan dan legalitas badan hukum usaha, kebutuhan tenaga ahli, kebutuhan pelatihan, dan struktur organisasi. Penjelasannya dapat dilihat dari uraian berikut :

4.5.1 Kebutuhan Tenaga Ahli

Sumber daya manusia SDM merupakan asset berharga bagi perusahaan. Analisa tenaga kerja atau sumber daya manusia SDM merupakan salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu Distribusi Mulai Mulai Terima Pesanan Konfirmasi Ketersediaan Produk Proses Produksi Quality Control Tidak Ada Gambar 4. Tata kelola SOP direncanakan pada awal proyek atau usaha. Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki jumlah dan jenis sumber daya yang tepat sehingga dapat melakukan tugas-tugasnya dengan baik. Suatu perusahaan yang maju tentu sangat memperhatikan kualitas sumber daya manusia SDM yang dimiliki serta menerapkan sistem manajemen sumber daya manusia SDM yang baik. Dalam usaha Rumah Makan Sagita, sistem manajemen sumber daya manusia SDM yang diterapkan masih sederhana namun tetap berkualitas. Tidak ada persyaratan khusus untuk dapat bekerja di Rumah Makan Sagita, selain tentunya bisa memasak untuk koki satu- satunya kemampuan yang harus dimiliki pegawai adalah disiplin, mau belajar dan mau bekerja keras. Didalam proses produksi diperlukan juru masak atau koki, selain dalam lingkup proses produksi, tenaga kerja dibutuhkan dalam pelaksanaan aktivitas diluar produksi seperti kegiatan distribusi dan kegiatan administrasi. Tenaga kerja ahli yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan rumah makan Sagita. Prekrutan tenaga kerja tidak menetapkan standar tinggi karena proses produksi hanya membutuhkan tenaga yang terlatih. Kegiatan, sifat dan beban kerja merupakan faktor yang menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Rincian penetapan kebutuhan tenaga ahli dapat dilihat pada Tabel 9. Tenaga kerja yang digunakan di rumah makan Sagita sebanyak 4 orang, seperti yang dapat di lihat pada Tabel 8. Tenaga kerja terdiri dari pramusaji yang mencakup kasir dan juru masak. Pengawasan dan pengontrolan dilakukan langsung oleh anak dari pemilik rumah makan Sagita. Tenaga kerja di rumah makan Sagita tidak mengalami kesulitan karena tenaga kerja terlebih dahulu dilatih dan diberikan pengarahan untuk menjalankan tugas-tugasnya termasuk menghadapi pelanggan. Keramahan para pegawai memberikan kenyamanan tersendiri bagi para pengunjung. Tabel 8. Divisi dan jumlah karyawan rumah makan Sagita No. Nama Divisi Jumlah Karyawan 1. Kasir sekaligus pramusaji 2 2. Dapur Produksi 2 3. Total Karyawan 4 Sumber : Rumah Makan Sagita 2013

4.5.2 Kebutuhan Pelatihan

Perusahaan pasti membutuhkan sumber daya manusia SDM atau tenaga kerja yang kompeten agar dapat melaksanakan pekerjaannya sehingga tujuan perusahaan dapat terpenuhi. Untuk dapat menghasilkan tenaga ahli yang kompeten perusahaan pada umumnya terlebih dahulu mengadakan atau memberikan pelatihan kepada setiap karyawan baru ataupun terhadap produk jenis baru. Pelatihan dibutuhkan agar perusahaan dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan memberikan pelayanan yang memuaskan sehingga tidak mengecewakan konsumen. Pelatihan dilakukan langsung oleh pemilik rumah makan Sagita dan oleh pekerja senior yang sudah terampil. Masa waktu pelatihan tidak membutuhkan wkatu yang lama, untuk karyawan baru masa waktu pelatihan hanya membutuhkan waktu tiga hari dan dilakukan masa percobaan beberapa hari pada karyawan baru dan untuk produk baru, biasanya hanya menghabiskan waktu satu sampai dua hari. Pelatihan yang dilakukan adalah yang berkaitan langsung dengan kegiatan proses produksi sedangkan untuk kegiatan lain pada umumnya hanya diberikan pengarahan-pengarahan mengenai pekerjaannya langsung dari pemilik rumah makan Sagita.

4.5.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan untuk mengetahui bagian dan sub bagian, wewenang masing-masing serta hubungan koordinasi antar bagian dan sub bagian dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Setiap bagian atau divisi secara khusus bertanggung jawab atas divisinya. Dengan adanya struktur organisasi maka tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan dapat terlihat dengan jelas. Manajemen yang akan dilakukan dalam usaha ini terdiri dari saru orang pemegang kebijakan dan keputusan besar yakni pemilik rumah makan Sagita, kemudian terdapat 4 orang karyawan dibawah pemilik. Dalam usaha rumah makan Sagita struktur organisasi yang dibentuk masih bersifat sederhana. Pembagian pekerjaannya pun di buat fleksibel dikarenakan semua karyawan diharapkan dapat berperan pada semua posisi, bagian produksi harus dapat berganti peran sebagai kasir atau sebaliknya. Pemilik rumah makan Sagita memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam menentukan perencanaan dan strategi perusahaan dalam menjalankan rumah makan Sagita. Divisi produksi atau juru masak rumah makan Sagita memiliki kewajiban memproduksi mengolah bahan, memasak pesanan makanan yang di pesan konsumen, serta menjaga agar rasa yang dihasilkan sama pada setiap produk . Divisi produksi rumah makan Sagita juga harus selalu mengontrol persediaan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi. Seperti yang terlihat pada Tabel 8, pada bagian ini dikerjakan oleh dua orang karyawan. Divisi Pramusaji bertugas melayani para pengunjung, mulai dari pemesanan menu hingga penyajiannya. Selain itu, pramusaji juga memiliki kewajiban untuk menginformasikan menu spesial atau menu andalan rumah makan Sagita ataupun produk baru yang dihasilkan rumah makan Sagita agar konsumen atau pengunjung mendapatkan gambaran untuk menu yang akan dipesan nantinya. Divisi pramusaji mencakup divisi keuangan yang juga bertugas melayani proses pembayaran para konsumen dan mencatat keuangan masuk dan keluar pada usaha ini. Pada bagian ini dikerjakan oleh dua orang karyawan. Seluruh karyawan bertanggung jawab atas kebersihan dapur produksi dan kehigienisan produk. Struktur organisasi rumah makan Sagita merupakan struktur organisasi yang dibuat sendiri untuk menggambarkan keadaan organisasi di rumah makan Sagita.

4.5.4 Perizinan dan Legalitas Badan Hukum Usaha

Bentuk badan usaha ditinjau dari segi yuridisnya terdiri dari perusahaan perorangan, firma, Persekutuan Komanditer CV, Perseroan Terbatas PT, perusahaan negara, perusahaan pemerintah, koperasi, dan yayasan. Rumah makan Sagita memiliki bentuk badan usaha perseorangan, yaitu perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh satu orang. Pendiri badan usaha perseorangan merupakan warga negara Indonesia. Sumber modal usaha rumah makan Sagita berasal dari pemilik. Pendirian badan usaha perseorangan dapat didirikan dengan atau tanpa Akta pendirian yang dibuat dihadapan Notaris. Risiko perusahaan termasuk kerugian dengan pihak ketiga harus ditanggung sendiri oleh pemiliknya. Rumah makan Sagita sudah memiliki surat izin usaha yang dikeluarkan Badan Perizinan Terpadu Pemerintah Kota Bogor berupa Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP untuk usaha skala kecil dengan nomor 0136010-20PmP0V2011 dan Tanda Daftar Perusahaan TDP yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor dengan nomor 10.20.5.47.14491. Berdasarkan pemaparan mengenai aspek manajemen dan hukum tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek manajemen pada pendirian usaha yang dilakukan Rumah Makan Sagita memungkinkan pihak manajemen mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan usahanya dengan baik walaupun rumah makan Sagita tidak memiliki struktur organisasi yang formal. Sedangkan berdasarkan aspek hukum rumah makan Sagita telah memperoleh legalisasi yang mendukung kegiatan operasionalnya.

4.6. Aspek Sosial Ekonomi

Dilihat dari aspek sosial, dengan adanya pengembangan usaha Rumah Makan Sagita akan membuka peluang kesempatan kerja dan dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar 4 orang, sehingga secara tidak langsung keberadaan usaha ini dapat membantu pemerintah setempat dalam upaya mengurangi angka pengangguran walaupun dalam jumlah kecil. Dari segi ekonomi, keberadaan usaha rumah makan Sagita dapat meningkatkan jumlah pendapatan baik bagi pemilik usaha maupun masyarakat sekitar serta pemerintah daerah. Usaha ini mampu memberdayakan masyarakat sekitar melalui perekrutan tenaga kerja sehingga akan meningkatkan pendapatannya. Walaupun masih dalam jumlah kecil tetapi sudah dapat memberikan dampak positif. Dengan adanya dampak positif tersebut dapat mendukung kegiatan pengembangan rumah makan Sagita.

4.7. Aspek Lingkungan

Pada usaha rumah makan Sagita kegiatan produksinya menghasilkan limbah produksi berupa sampah plastik, sisa sayuran dan bekas makanan. Limbah tersebut tidak mengandung unsur yang beracun sehingga tidak membahayakan bagi lingkungan sekitar. Pengelolaan limbah hanya dilakukan dengan membuang limbah di tempat pembuangan sampah yang telah tersedia. Usaha rumah makan Sagita tidak menghasilkan limbah yang merusak lingkungan serta membahayakan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, baik kondisi perusahaan saat ini maupun rencana pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru, rumah makan Sagita tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan sehingga dapat dijalankan.

4.8. Aspek Keuangan