Asumsi Dasar METODE PENELITIAN

t = Tahun kegiatan proyek Terdapat tiga kriteria evaluasi penilaian kelayakan finansial Net BC, yaitu : a. Net BC ≥ 1, secara finansial manfaat bersih nilainya lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. b. Net BC = 1, secara finansial besarnya manfaat yang diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan. c. Net BC 1, secara finansial besarnya biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh.

4. PP Payback Period

Payback Period = ...................................................... 4 Keterangan : I = Jumlah modal investasi Ab = Manfaat bersih rata-rata pertahun per periode yang dapat diperoleh setiap tahunnya

5. Analisis sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui dampak dari perubahan yang terjadi di masa yang akan datang terhadap keberlangsungan binis dengan menggunakan metode switching value. Perubahan yang dianalisis adalah dari variabel input, yaitu kenaikan seluruh komponen biaya operasional yang disebabkan kenaikan tingkat inflasi. Dari hasil analisis akan terlihat sampai tingkat inflasi berapa usaha masih layak untuk dijalankan.

3.6. Asumsi Dasar

1. Seluruh modal usaha berasal dari modal sendiri, karena pemilik tidak ingin menggunakan dana yang bersifat pinjaman baik dari perseorangan maupun dari bank. 2. Dasar penentuan harga awal produk dan investasi adalah harga yang berlaku pada saat pengambilan data bulan Oktober-Desember 2013. 3. Penetapan umur proyek 5 tahun. 4. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah sebesar 8 berdasarkan tingkat suku bunga deposito per Desember 2013. 5. Metode penyusutan menggunakan metode Garis Lurus 6. Penetapan umur ekonomis peralatan yang digunakan adalah 5 tahun. 7. Produk yang dijadikan bahan penelitian adalah Nasi Timbel Komplit Ayam Goreng dan Nasi Timbel Empal Goreng. 8. Harga jual produk Nasi Timbel Komplit Ayam Goreng adalah Rp 28.000,- dan untuk Nasi Timbel Komplit Empal Sapi Goreng adalah Rp 28.500,- 9. 1 ekor ayam terdiri dari 4 potong 10. 1 kg daging terdiri dari 20 potong 11. Proyeksi rencana penjualan diperoleh dari hasil peramalan ditempat sebelumnya dengan menggunakan metode time series dan trend analisis quadratic model dengan bantuan aplikasi Minitab 16. 12. Hasil peramalan dengan menggunakan bantuan aplikasi Minitab 16 tersebut dijadikan proyeksi target penjualan di tempat baru. 13. Pada proyeksi rencana penjualan tahun pertama terjadi peningkatan penjualan sebesar 19 dari penjualan tahun 2013 di tempat sebelumnya. Hal ini mungkin dikarenakan masih adanya peningkatan pengunjung ke tempat wisata yang masih terhitung baru yang terdapat di Sentul City sehingga meningkatkan pendapatan rumah makan dan restoran disekitar lokasi. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya terjadi penurunan persentase peningkatan penjualan seperti pada tahun kedua proyeksi kenaikan hanya 13,8, tahun ketiga 9,12, dan tahun keempat 5,39 hal ini mungkin dikarenakan semakin meningkatnya jumlah restoran atau rumah makan disekitar lokasi, tetapi pada tahun kelima terjadi peningkatan persentase penjualan sebesar 9,25 dari tahun keempat mungkin dikarenakan kondisi restoran atau rumah makan yang baru tidak sesuai dengan selera atau keinginan konsumen, namun kenaikan persentase tersebut tetap tidak melebihi peningkatan pada proyeksi rencana penjualan tahun pertama.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Rumah Makan Sagita

Rumah makan Sagita adalah restoran khas Sunda yang tetap mempertahankan standar resep tradisional untuk kenikmatan pelanggannya. Rumah makan Sagita didirikan pada tahun 2008 dan berpusat di Rest Area Bogor KM 38. Menu andalan rumah makan Sagita tidak berubah sejak dimulainya usaha jasa boga ini, namun tentunya seiring dengan berkembangnya selera masyarakat, rumah makan ini juga telah menambah menu baru sesuai dengan keinginan pelanggan. Beberapa hidangan favorit dari rumah makan ini adalah nasi timbel komplit ayam goreng dan nasi timbel komplit empal goreng. Rumah makan Sagita memiliki visi dan misi, yaitu : Visi : Menjadi salah satu produsen makanan terbaik di Kota Bogor yang memiliki banyak cabang namun tetap mempertahankan citra rasa tradisional yang dimiliki. Misi : - Mempertahankan cita rasa tradisional yang dimiliki untuk menjaga kepuasan pelanggan. - Menciptakan suasana yang nyaman bagi para konsumen. - Menjaga mutu dan kualitas makanan. Sejak awal pendirian usaha ini hanya dijalankan oleh satu orang pemilik dengan merekrut beberapa tenaga kerja. Seiring berjalannya waktu dengan kondisi geografis dan infrastruktur yang baik, ditambah lagi dengan kekuatan promosi dan pemasaran yang sederhana, yaitu dari mulut ke mulut membuat usaha ini berkembang dan sampai saat ini rumah makan Sagita telah memiliki 20 orang karyawan dan mampu mempertahankan cita rasa tradisional yang dimilikinya untuk kepuasan pelanggan. Setiap karyawan memiliki tugas dan keahliannya masing-masing, karyawan terlebih dahulu diberikan pengarahan atau pelatihan berkaitan dengan tugasnya masing-masing. Tidak hanya sumber daya manusianya yang terampil, rumah makan Sagita juga memiliki hubungan yang baik dengan para konsumen dan distributor. Hal ini terbukti dari banyaknya