makanan pokok sembako atau yang lainnya. Hal ini berguna bagi kelangsungan perputaran keuangan KOPTI yang tidak hanya bergantung pada kedelai.
Kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan strategi revitalisasi KOPTI antara lain adalah :
a. Pelatihan manajemen koperasi dan lembaga mikro keuangan
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas KOPTI sebagai lembaga ekonomi sosial yang mampu mensejahterakan anggotanya bukan hanya
pengurusnya. Pelatihan manajemen koperasi dan pelatihan lembaga mikro keuangan dilaksanakan untuk mempersiapkan KOPTI menjadi lembaga keuangan
yang mendukung pengembangan industri kecil tahu dengan menyediakan permodalan sehingga industri kecil tahu memiliki lembaga keuangan sendiri dan
tidak harus berurusan dengan perbankan yang memiliki prosedur yang rumit.
b. Fasilitasi modal awal lembaga mikro keuangan
Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari kegiatan pelatihan manajemen koperasi dan lembaga mikro keuangan. Kegiatan ini menjadi pijakan awal dari
KOPTI untuk menyediakan bantuan permodalan bagi industri kecil tahu yang membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya. Modal awal ini
merupakan bantuan bergulir yang harus dikembangkan oleh KOPTI sebagai lembaga mikro keuangan sehingga diharapkan nantinya mampu menjadi
penyokong bagi penyelesaian masalah keterbatasan modal industri kecil tahu untuk mengembangkan usahanya.
3. Konsolidasi internal dan eksternal Paguyuban Industri Kecil Tahu
Lembaga lain yang seharusnya mampu menyokong industri tahu di Kabupaten Tegal adalah Paguyuban yang menaungi kepentingan industri-industri
tahu. Pada kenyataannya keberadaan paguyuban industri kecil tahu tidak dirasakan manfaatnya oleh seluruh anggotanya dan dianggap hanya dimanfaatkan
oleh pengurus untuk mendapatkan bantuan-bantuan dari program pemerintah. Conflict of interest
ini harus segera dibenahi dan dihilangkan melalui konsolidasi baik internal antar anggota, antara anggota dengan pengurus.
Konsolidasi eksternal antara paguyuban dengan pemerintah, perguruan tinggi, perbankan, LSM juga perlu dilakukan dalam rangka peningkatan
kerjasama dan assistensi. Konsolidasi ini pada akhirnya dapat meningkatkan social trust
di kalangan anggota atau antara lembaga, bahkan dengan masyarakatsekitar. Keberadaan paguyuban juga dapat dimanfaatkan sebagai
alternatif lembaga keuangan mikro untuk membantu permodalan dan suplai kedelai.
Perancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu di Kabupaten Tegal
Perancangan arsitektur strategi pengembangan industri kecil tahu di Kabupaten Tegal merupakan langkah lanjutan dari perumusan alternatif strategi.
Perumusan arsiterktur strategi mengacu pada metode Yoshida 2006
memperhatikan beberapa unsur. Unsur tersebut diantaranya visi dan misi pembangunan daerah, analisis lingkungan internal dan eksternal,
melakukan ”pengintipan terhadap masa depan yang akan dihadapi” atau industry foresight,
mengetahui dan memahami tantangan UMKM, dan sasaran yang akan dicapai.