Regional Branding . Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu Dalam Rangka Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tegal

5. Memudahkan akses kepada lembaga keuangan

Salah satu kelemahan industri kecil tahu untuk mengembangkan usahanya adalah permodalan. Pendapatan yang diperoleh dengan tingkat keuntungan yang dihasilkan sebagai sumber modal digunakan oleh pengusaha hanya untuk memutar bisnis dan memenuhi kebutuhannya. Salah satu penyebab rendahnya tingkat adopsi inovasi teknologi industri kecil tahu di Kabupaten Tegal adalah alasan pengusaha yang memiliki keterbatasan modal, oleh karena itu sangat penting memudahkan akses industri kecil tahu kepada lembaga keuangan untuk memperoleh modal. Kemudahan penambahan modal melalui skim kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan sangat penting bagi industri kecil tahu dengan memperhatikan metode pengembalian kredit yang tidak mencekik pengusaha. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Azriani et al 2008 bahwa kredit yang diterima usaha kecil secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai omset penjualan. Strategi S – T 1. Menjaga mutu dan kualitas produk Mutu dan kualitas yang terjaga merupakan strategi jitu untuk menghadapi persaingan dengan tingkat yang tinggi terutama persaingan dengan industri tahu dari daerah lain. Mutu tahu dari Kabupaten Tegal yang telah teruji bebas bahan kimia berbahaya merupakan keunggulan yang harus tetap dijaga. Langkah- langkah yang sebaiknya dilakukan untuk menjaga mutu dan kualitas produk tahu adalah dengan standardisasi mutu melalui sertifikasi produk dan usaha. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah mutu dan kualitas bahan produksi seperti kedelai dan tetap menjaga kemurnian bubuk kunyit sebagai pewarna. Oleh karena itu kegiatan yang perlu dilakukan antara lain adalah :

a. Fasilitasi sertifikasi produk

Fasilitasi sertifikasi produk menjamin tahu yang terstandar dari segi kesehatan, kehalalan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup sehingga konsumen menjadi semakin yakin untuk mengkonsumsi tahu yang diproduksi oleh Kabupaten Tegal. Hal ini juga menjadi strategi untuk membidik konsumen yang memiliki standar produk yang tinggi yang otomatis mengangkat nilai ekonomi tahu.

b. Fasilitasi sertifikasi usaha

Tanda Daftar Industri TDI menjadi tanda ijin yang harus segera diusahakan oleh para pengusaha industri kecil tahu di Kabupaten Tegal. TDI menjadi langkah awal sertifikasi usaha, dengan adanya TDI memudahkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengumpulkan data yang valid dan berguna bagi perencanaan pengembangan dan pembangunan terutama industri. Terdaftarnya industri kecil tahu juga berguna bagi pendataan Dinas untuk melaksanakan program dan kegiatan bantuan.

2. Memanfaatkan bahan baku tahu alternatif

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor dan mengatasi kelangkaan kedelai lokal, maka perlu alternatif bahan baku kedelai. Berdasarkanhasil penelitian di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor IPB, bahwa kacang komak dapat dijadikan bahan alternatif pembuatan tahu tempe. Kacang ini masih satu famili dengan kacang kara. Kacang komak tidak jauh berbeda dengan kacang kedelai, namun dari segi tekstur, kacang komak lebih lembut. Kandungan protein kacang komak lebih rendah daripada kedelai 22.7 dan juga kacang komak tidak membutuhkan input produksi yang banyak seperti pupuk dan air, tahan hama dan penyakit. Produktivitas kacang ini cukup tinggi mencapai 6-10 tonha dibandingkan dengan kedelai Nurhayati et al, 2012. Hal ini senada dengan penelitian Andrew SR. et al 2006, kadar senyawa organik koro komak adalah karbohidrat dan protein sehingga potensial digunakan sebagai sumber makanan dan protein alternatif. Pada penerapannya diperlukan peran serta aktif pemerintah dan departemen terkait. Proses alih bahan baku ini tidak mudah untuk dilakukan, maka diperlukan sosialisasi, penyuluhan dan pendampingan terhadap pelaku usaha. Apabila ada komitmen yang kuat dan kerjasama semua pihak yang baik, maka dapat diciptakan prospek bisnis yang menguntungkan, berkelanjutan, menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka strategi ini adalah : a. Riset penggunaan bahan baku tahu alternatif b. Sosialisasi penggunaan bahan baku tahu alternatif c. Fasilitasi usahatani bahan baku tahu alternatif d. Bantuan bahan baku tahu alternatif

3. Optimalisasi nilai ekonomi limbah industri kecil tahu

Tekonologi pemanfaatan sisa industri kecil tahu telah banyak diteliti menghasilkan berbagai macam rekomendasi. Hal tersebut menjadikan industri kecil tahu dapat dikatakan sebagai industri dengan tanpa limbah zero waste. Limbah padat berupa ampas merupakan bahan makanan ternak yang sangat berguna bagi penggemukan dan meningkatkan jumlah susu pada sapi perah. Ampas tahu masih mengandung protein 4.71 , karbohidrat 11.07, maka dimungkinkan untuk dimanfaatkan kembali menjadi kecap, tauco, tepung yang dapat digunakan dalam pembuatan berbagai makanan kue kering, cake, lauk pauk, kerupuk, dan lain-lain. Pada pembuatan kue dan aneka makanan, pemakaian tepung tahu tersebut dapat disubstitusikan ke dalam gandum. Pemakaian tepung ampas tahu sebagai bahan substitusi gandum mempunyai manfaat antara lain dihasilkannya suatu produk yang masih mempunyai nilai gizi dan nilai ekonomi serta lingkungan menjadi bersih. Kegunaan lain dari ampas tahu seperti dikemukakan Putri dan Yuwono 2016 dapat dimanfaatkan kembali sebagai campuran dan koagulan yang akan menambah nilai serat dalam tahu. Selain limbah padat, industri tahu menghasilkan limbah cair tahu, limbah cair tersebut whey yang dihasilkan dari industri pengolahan tahu memiliki potensi untuk dimanfaatkan menjadi nata de soya Rahmawati, 2013. Pada industri kecil tahu di Kabupaten Tegal penanganan limbah cair tahu telah baik dengan adanya IPAL, oleh karena hal yang dibutuhkan adalah meningkatkan nilai ekonomi energi yang dihasilkan serta memperoleh nilai ekonomi limbah baik padat dan cair dengan mengkonversi menjadi berbagai produk makanan. Hal yang perlu dicermati adalah sasaran dan pelaksana yang menerapkan aplikasi dari semua teknologi tersebut. Bagi pengusaha industri kecil tahu di Kabupaten Tegal, mereka terlalu lelah untuk melanjutkan proses pengolahan limbah sehingga teknologi pemanfaatan limbah dianggap pengusaha industri tahu Tegal tidak tepat guna. Sebagai contoh pemanfaatan limbah produksi seperti nata