Persaingan dengan industri tempe domestik Persaingan dengan industri tahu dan tempe daerah lain

Tabel 21 Analisis matriks SWOT Strengths Kekuatan 1. Tahu yang dihasilkan bebas bahan kimia berbahaya 2. Industri Tahu sebagai penyedia makanan sehat dan bergizi protein tinggi bagi masyarakat 3. Pengalaman Manajer pengelola dalam menjalankan industri tahu 4. Limbah industri tahu Kabupaten Tegal merupakan sumber pakan ternak ampas dan sumber energi alternatif biogas 5. Industri Tahu Kabupaten Tegal mampu memproduksi tahu dalam jumlah besar Weaknesses Kelemahan 1. Industri Tahu memiliki ketergantungan terhadap kedelai impor 2. Produk tahu yang dihasilkan tidak tahan lama 3. Menggunakan teknologi sederhana dan tingkat adopsi teknologi yang rendah 4. Industri Tahu memiliki modal yang terbatas 5. Motivasi Manajer yang lemah untuk mengembangkan Industri Tahu 6. Industri Tahu kekurangan tenaga kerja SDM Opportunities Peluang 1. Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang meningkat 2. Tahu diterima semua segmen konsumen dan pemasaran yang luas 3. Produk olahan tahu Tegal yang khas dan bernama Tahu Aci Tegal 4. Dukungan Pemerintah Daerah dan pihak lain yang baik 5. Industri Pariwisata Kabupaten Tegal yang meningkat 6. Meningkatnya kebutuhan energi alternatif masyarakat

7. Berkembangnya industri penggemukan ternak

1. Memperluas jangkauan daerah pemasaran industri kecil tahu S1, S5, O2 2. Meningkatkan citra produk guna membidik kelas konsumen yang lebih tinggi melalui desain kemasan dan merek S2, O1, O2, O3 3. Membangun jejaring kerjasama bisnis S3, S4, O3, O4 4. Regional Branding S1, S2, O3, O4, O5 5. Melakukan penetrasi terhadap rantai suplai dan pengendalian harga kedelai S5, O4 1. Mengembangkan kapasitas kewirausahaan pengelola W4, W5, O4 2. Mengoptimalkan kinerjaproduksi W3, W6, O1, O4 3. Menjaga komitmen dukungan dari Pemerintah dan pihak lain W1, W4, O4, O5 4. Mengembangkan teknologi industri tahu yang tepat guna W3, O4 5. Mempermudah akses kepada lembaga keuangan W1, W3, W4, O4 Threaths Hambatan 1. Harga kedelai mengikuti kurs dolar yang cenderung naik dan kelangkaan kedelai 2. Stok Kedelai lokal yang terbatas sebagai pengganti kedelai impor 3. Harga komoditas penyedia protein hewani daging, ayam, ikan menurun 4. Persaingan dengan industri tempe domestik

5. Persaingan dengan industri tahu dan tempe daerah

lain 1. Menjaga mutu dan kualitas produk S1, S2, S5, T3, T4, T5 2. Memanfaatkan bahan baku tahu alternatif S1, S2, S5, T1, T2 3. Inovasi guna diversifikasi produk tahu S3, S5, T3, T4, T5 4. Optimalisasi nilai ekonomi limbah industri tahu S4, T1 1. Menjaga kerjasama dan koordinasi yang baik dengan supplier kedelai W4, T1, T2 2. Revitalisasikelembagaan KOPTI W1, W4, T1, T2, T5 3. Konsolidasi internal dan eksternal Paguyuban Industri Kecil Tahu W4, W5, T1, T4, T5 Faktor Internal Faktor Eksternal

2. Membangun jejaring kerjasama bisnis

Dalam rangka meningkatkan penjualan produk tahu dengan memanfaatkan segmen konsumen, dan pasar yang luas sementara kemampuan memasarkan dari pengusaha terbatas. Industri kecil tahu perlu membangun jejaring kerjasama bisnis dengan pengusaha yang berkecimpung dalam bisnis yang serupa yaitu bidang penjualan makanan. Salah satu bentuk jejaring kerjasama yang harus dibangun adalah menggalakan kerjasama dengan Paguyuban Warung Tegal. Paguyuban Warung Tegal memiliki jaringan yang sangat luas karena keberadaan warung-warung Tegal yang tersebar luas di seluruh wilayah nusantara. Terjalinnya kerjasama ini merupakan langkah jitu untuk memasarkan dan promosi tahu dari Tegal.

3. Meningkatkan citra produk guna membidik kelas konsumen yang lebih

tinggi melalui desain kemasan dan merek Keunggulan produk tahu yang beberapa kali teruji bebas teruji dapat dimanfaatkan untuk memasuki pasar modern yang telah ada di Kota dan Kabupaten Tegal. Pengusaha dapat membidik masyarakat yang mulai menerapkan gaya hidup sehat yang terutama berasal dari kalangan menengah keatas yang memiliki daya beli cukup tinggi. Perusahaan dapat menjual produknya ke masyarakat menengah keatas dengan membuat jenis produk yang berbeda yaitu dengan kemasan yang diberi merek dan berbagai informasi nilai gizi yang terkandung pada tahu. Tentunya produk ini dipasarkan melalui saluran distribusi yang berbeda yaitu pasar retail modern, seperti supermarket dan hypermarket. Pemilihan saluran distribusi tersebut karena ada kecenderungan kalangan menengah keatas yang peduli kesehatan telah beralih dari pasar tradisional ke pasar modern dan rela membayar lebih untuk produk yang sama hanya dengan kemasan yang lebih menarik. Kemasan dan harga yang berbeda akan menimbulkan persepsi yang berbeda walaupun sebenarnya tidak banyak perbedaan dari isi produk. Dengan adanya nilai tambah tersebut dan target pasar yang berdaya beli lebih tinggi tentunya harga jual produk juga akan lebih mahal dan margin laba yang lebih besar. Kegiatan yang dilakukan sebagai implementasi strategi ini adalah : a. Fasilitasi desain kemasan dan merek produk, b. Fasilitasi konsinyasi produk dan dukungan penjualan produk di pasar modern

4. Regional Branding

Helmi 2007 mengemukakan brand is everthing, merek adalah kepercayaan. Melalui merek produk dapat keluar dari komoditisasi ordinary menjadi unik extraordinary. Bagi investor ketika akan melakukan investasi disuatu daerah, mereka akan melakukan survei tentang kondisi daerah tersebut. Bagi daerah-daerah yang biasa-biasa saja tentu tidak akan menjadi pilihaninvestor untuk menanamkan investasinya, untuk itu diperlukan suatu aktivitas pengelolaan image di suatu daerah agar tidak terkena cap jelek bagi investor. Hal ini juga berlaku bagi suatu produk daerah. Merek bagi suatu daerahkota di era otonomi daerah dapat meningkatkan daya saing suatu wilayah menjadi sangat penting, wilayah yang tidak memiliki daya saing tinggi akan tertinggal dari wilayah lain. Dalam konteks marketing, wilayah yang ingin maju dan memenangi persaingan harus berhasil menerapkan standar global. Wilayah Tegal secara umum telah dikenal oleh masyarakat Indonesia terutama berkaitan dengan karakteristik budaya yang tercermin dari logat berbicaranya, warung Tegal, teh poci, sate kambing muda dan kemampuan mengolah logam. Keterkenalan wilayah Tegal ini perlu ditingkatkan dan dimanfaatkan dalam rangka mengembangkan industri kecil tahu dengan menjadikannya sebagai identitas sekaligus pembeda dari produk lainnya. Peningkatan citra produk tahu Tegal yang berkualitas dan bebas bahan kimia berbahaya dan produk olahan Tahu Aci Tegal yang khas dan spesifik harus dilakukan secara intensif dan terus menerus melalui promosi dan pameran. Hal ini merupakan proses untuk mengkomunikasikan sesuatu yang berbeda kepada masyarakat luas sehingga tercipta image yang menarik terhadap produk tahu Tegal dan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung maupun para investor yang ingin menanamkan modalnya. Kegiatan yang dirumuskan sebagai implementasi strategi ini adalah fasilitasi penyelenggaraan dan peran serta pameran dan eksebisi produk lokal dan Food Festival . Kegiatan pameran produk lokal ini bertujuan untuk meningkatkan citra produk-produk lokal secara umum yang dihasilkan oleh Kabupaten Tegal termasuk industri kecil yang memproduksi tahu. Food Festival merupakan kegiatan serupa dengan kegiatan pameran yang lebih memfokuskan pada produk- produk makanan. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan dan meningkatkan citra makanan yang diproduksi di Kabupaten Tegal. Sasaran kegiatan ini adalah para konsumen baik dalam maupun luar daerah Kabupaten Tegal, para investor yang diharapkan menanamkan modal dalam rangka pengembangan industri di Kabupaten Tegal terutama industri kecil tahu. Selain pelaksanaan pameran di Kabupaten Tegal secara teratur, perlu diberikan fasilitas bagi industri tahu untuk eksebisi mengikuti pameran dan promosi di daerah lain. Peran serta industri kecil tahu dalam pameran dan promosi di daerah lain harus digiatkan dalam rangka lebih mengenalkan produk tahu dari Kabupaten Tegal.

5. Melakukan penetrasi terhadap rantai suplai dan pengendalian harga

kedelai Permasalahan utama dalam usaha industri kecil tahu secara umum di Indonesia dan khususnya di Indonesia adalah bahan baku. Berbagai masalah timbul akibat ketergantungan terhadap kedelai impor yang harganya tergantung nilai mata uang Dolar Amerika. Kondisi ini diperparah dengan terbatasnya bahkan susah ditemukannya komoditas kedelai lokal. Nilai kedelai impor selain tergantung nilai dolar juga terkait sistem distribusinya yang panjang dari importir hingga ketangan industri kecil tahu. Berdasarkan informasi, rantai distribusi kedelai impor melewati 3 tiga distributor sebelum sampai ke toko pengecer kedelai di Kabupaten Tegal. Hal ini jelas menaikan nilai harga kedelai. Oleh karena itu ada harapan oleh para pengusaha agar dapat memotong rantai distribusi kedelai sehingga harga sedikit lebih rendah. Implementasi strategi ini benar-benar membutuhkan usaha dengan komitmen yang besar dan sungguh-sungguh dari seluruh stakeholders. Strategi ini akan benar-benar berhadapan dengan para pelaku ekonomi lain yang tentu tidak ingin kehilangan keuntungan dari mengusahakan dan mengendalikan rantai suplai komoditas kedelai impor ini. beberapa kegiatan yang dilakukan untuk strategi ini adalah :

a. Temu koordinasi pengusaha tahu, pemerintah daerah, pemerintah

pusat, importir dan distributor Dalam rangka menyatukan komitmen bersama dan bersungguh-sungguh membantu pengembangan industri kecil tahu maka diperlukan koordinasi yang baik seluruh stakeholders- nya. Temu koordinasi ini menjadi jembatan menyatukan pandangan dan menggugah kerelaan pihak importir untuk sedikit mensuplai langsung kebutuhan kedelai industri kecil tahu di Kabupaten Tegal dan didukung oleh para distributornya. Dukungan pemerintah pusat dan daerah sebagai pelaksana regulasi sangat dibutuhkan demi kelancaran kerjasama ini.

b. Kerjasama optimalisasi peran dan fungsi BULOG bagi suplai kedelai

Langkah lain dalam rangka penetrasi rantai supplai ini adalah mengoptimalkan peran dan fungsi BULOG. Lembaga pemerintah ini diharapkan dapat turut serta memotong rantai suplai dan distribusi dengan mengimpor, memasok dan menyalurkan kedelai kepada industri kecil tahu di Kabupaten Tegal.

c. Fasilitasi subsidi harga bahan baku

Kegiatan ini merupakan rencana cadangan yang disiapkan dalam rangka menjaga kestabilan kemampuan industri kecil tahu bila sewaktu-waktu terjadi lonjakan harga kedelai. Sebagaimana diketahui nilai mata uang dolar sangat tidak stabil bagi rupiah. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi nilai mata uang dolar sebagai mata uang dunia. Oleh karena itu perlu disiapkan rencana menghadapi keadaaan yang tidak terkontrol sebagaimana terjadi pada tahun 2008, 2012 dan 2013.

d. Fasilitasi usaha tani kedelai

Sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor, maka usaha tani kedelai di Indonesia secara umum dan di Kabupaten Tegal khususnya perlu didukung. Permasalahan dari usaha tani kedelai berdasarkan informasi dari pihak yang berwenang adalah nilai ekonomis kedelai dengan harga kedelai yang tinggi yaitu berkisar Rp10 000. Hal ini disebabkan kedelai merupakan tanaman sub tropis yang membutuhkan banyak perlakuan untuk menghadapi ancaman berbagai hama penyakit. Teknis usaha tani yang subsisten dengan luas tanaman kecil juga menjadikan usaha tani kedelai tidak efisien, tidak seperti yang diusahakan di luar negeri. Hal tersebut menyebabkan kedelai lokal tidak dapat bersaing dengan kedelai impor dan menyebabkan petani enggan menanam kedelai. Kebijakan pertanian Indonesia yang lebih mengutamakan memacu produksi padi dengan segala bantuannya juga merupakan faktor petani lebih memilih menanam padi daripada kedelai. Oleh karena itu, dalam rangka mendukung ketersediaan kedelai lokal guna mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor maka diperlukan komitmen bersama. Dalam rangka menarik minat petani untuk menanam kedelai maka petani perlu difasilitasi untuk menghasilkan kedelai yang mampu dijual dipasaran. Bantuan fasilitasi tersebut dapat diberikan lewat subsidi input produksi maupun membeli kedelai petani dengan harga sesuai nilai ekonominya oleh pemerintah untuk kemudian dijual kembali dengan harga subsidi. Strategi W–O 1. Menumbuhkembangkan jiwa dan kapasitas kewirausahaan pengelola Strategi mengatasi kelemahan yang diantaranya motivasi rendah dari pengusaha, rendahnya tingkat adopsi inovasi teknologi, perasaaan memiliki modal yang terbatas adalah antara lain dengan menumbuhkembangkan jiwa dan kapasitas kewirausahaan para pengusaha pengelola industri kecil tahu di Kabupaten Tegal. Jiwa kewirausahaan dengan semua definisi dan filososfisnya sangat penting ditingkatkan untuk menumbuhkan semua nilai-nilai positif dalam rangka mengembangkan industri tahu. Nilai-nilai positif yang diharapkan timbul antara lain agar pengusaha memiliki daya pikir kreatif, bertindak inovatif dan berani mengambil resiko yang rasional. Beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam rangka menumbuhkembangkan jiwa dan kapasitas kewirausahaan pengelola industri tahu adalah :

a. Studi banding

Kegiatan dilaksanakan sebagai usaha membuka wawasan pengusaha industri tahu di Kabupaten Tegal tentang keberhasilan usaha-usaha industri tahu di daerah lain. Tujuan kegiatan ini juga diharapkan mampu menyerap kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan branding daerah terhadap produk tahu yang dihasilkan.

b. Outbound

Nilai-nilai kerjasama, menghadapi dan mengatasi masalah diharapkan dapat ditimbulkan melalui permainan-permainan yang dilaksanakan dalam kegiatan outbound ini.

c. Pelatihan manajemen dan kepemimpinan

Dalam pelatihan ini peserta diharapkan dapat memiliki persepsi yang sama mengenai fungsi dan proses manajemen usaha untuk meningkatkan kompetensi pengelola industri tahu dalam mengembangkan usahanya. Pelatihan ini secara khusus bertujuan untuk menciptakan usaha industri kecil tahu Kabupaten Tegal yang dikelola dengan prinsip manajemen dan wirausaha yang baik. Melalui materi yang diberikan dalam pelatihan ini juga diharapkan menginduksi sifat-sifat kepemimpinan yang dibutuhkan oleh pengusaha yang berguna bagi pengembangan industri kecil tahu Kabupaten Tegal.

2. Mengoptimalkan kinerja produksi

Perlu kegiatan pembinaan optimalisasi kapasitas produksi yang dilakukan untuk mengoptimalkan tenaga kerja berdasarkan standar prosedur kerja yang efisien dan efektif sehingga dapat mengatur proses produksi menjadi lebih tertib dan teratur, meningkatkan kinerja karyawan akibat pembagian kerja yang baik, meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan pekerjaan. Hal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi biaya produksi.

3. Menjaga komitmen dukungan dari pemerintah dan pihak lain

Pentingnya dukungan dari berbagai pihak dalam menjaga eksistensi dan mengembangkan industri kecil tahu sangat diperlukan. Pemerintah dan Perguruan Tinggi memiliki peran yang sangat besar. Peran besar bagi pengembangan industri kecil tahu di Kabupaten Tegal sangat dirasakan pada tahun 2008, dimana seluruh elemen pemerintahan mulai dari Pusat, Pemerinntah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Tegal berkoordinasi dengan Perguruan Tinggi seperti Universitas Diponegoro, Politeknik Negeri Semarang dan Universitas Gadjah Mada secara bersama-sama mendukung pengembangan industri kecil tahu. Berbagai bantuan mengalir dan banyak penelitian dilakukan yang menjadikan kawasan sentra industri kecil tahu di Kecamatan Adiwerna berubah dari tempat yang kumuh menjadi lebih tertata. Keberadaan dukungan Perguruan Tinggi dan lainnya diharapkan menjadi konsultan yang selalu memberikan asistensi bagi eksistensi dan pengembangan usaha industri kecil tahu. Fungsi konsultan diharapkan memberikan fasilitasi dan pandangannya tentangberbagai kebutuhan dan kecenderungan produk dan pasar. Oleh karena itu dukungan yang menyeluruh seperti hal tersebut diatas sangat perlu diusahakan dan dijaga keberlangsungan dukungannya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Pasaribu 2011 bahwa strategi pengembangan agroindustri pedesaan perlu memerhatikan gerakan kolektif dan semangat kebersamaan, melakukan kolaborasi aktif antara pemerintah pusat, daerah, swasta dan masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan strategi menjaga dukungan berbagai stakeholders tersebut diatas antara lain :

a. Pembinaan dan pendampingan

Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan terhadap industri kecil tahu perlu dilakukan secara kontinyu untuk selalu menampung keluhan, pendapat dan menyalurkan informasi dari dan kepada industri kecil tahu.

b. Pemeliharaan dan rehabilitasi fasilitas drainase dan biodigester IPAL

Sejak dibangun tahun 2008, fasilitas sistem drainase yang berfungsi menyalurkan limbah cair dari pabrik, menyalurkan biogas ke masyarakat dan Biodigester atau Instalasi Pengolahan Limbah IPAL penampung limbah dan pengolah limbah cair dari pabrik belum pernah mengalami rehabilitasi dan tersentuh pemeliharaan. Hal ini menyebabkan beberapa saluran tersumbat bahkan rusak yang diperkirakan tingkat kerusakan saluran tersebut hingga 30 – 40 persen saluran. Oleh karena itu sangat diperlukan kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi fasilitas tersebut terutama untuk menjaga proses pengolahan limbah dan penyaluran biogas bagi masyarakat.

c. Fasilitasi sarana dan prasarana

Bantuan fasilitasi perbaikan sarana prasarana dalam rangka mendukung industri kecil tahu perlu dilakukan dengan salah satu pertimbangan bahwa usaha ini rata-rata telah berjalan selama puluhan tahun atau dalam rangka membantu wirausahawan muda baru yang perlu dukungan pengembangan usahanya.

4. Mengembangkan teknologi industri tahu yang tepat guna

Dalam rangka pengembangan industri kecil tahu diperlukan sentuhan teknologi industri. Selama ini telah banyak penelitian tentang inovasi teknologi bagi industri tahu diantaranya teknologi steam, air nigarin. Hal tersebut berhadapan dengan keterbatasan modal, membutuhkan tenaga kerja, dan penambahan investasi. Oleh karena itu diperlukan teknologi yang benar-benar tepat guna dalam rangka pengembangan industri kecil tahu sebagai contoh berdasarkan informasi bahwa pengusaha lebih membutuhkan teknologi pembungkusan tahu untuk mengurangi ketergantungan terhadap tenaga kerja pembungkus yang semakin sulit dicari.