Pengasaman dan Penggumpalan . Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu Dalam Rangka Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tegal

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Kinerja Industri Kecil Tahu di Kabupaten Tegal Untuk mengetahui kinerja industri kecil tahu di Kabupaten Tegal, maka perlu dikaji nilai pendapatan dean keuntungan yang diperoleh. Industri kecil tahu di Kabupaten Tegal dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila menghasilkan keuntungan dari proses dan biaya yang dikeluarkan. Berikut ini adalah beberapa analisis yang dapat memberikan gambaran kinerja industri kecil tahu di Kabupaten Tegal. Analisis Usaha Analisis usaha yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Biaya, Pendapatan dan Keuntungan

Biaya adalah sejumlah nilai uang yang dikeluarkan oleh produsen atau pengusaha untuk membiayai kegiatan produksi Supardi 2000. Sebagaimana Tabel 13 diketahui bahwa rerata total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi tahu di Kabupaten Tegal dalam penelitian ini sebesar Rp762 437 per harinya. Total biaya ini tersusun oleh biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap fixed cost merupakan investasi pengusaha yang kemudian dikonversi melalui penyusutan dalam hitungan hari. Biaya variabel variabel cost merupakan biaya input produksi yang dikeluarkan pengusaha untuk memproduksi tahu. Hasil pengamatan memberikan data dan informasi produksi tahu rata-rata berjumlah 2983 unithari maka didapatkan biaya pokok produksi sebesar Rp256 per unit Lampiran 4. Tabel 13 Analisis usaha industri kecil tahu di Kabupaten Tegal Komponen Analisis Usaha Nilai Analisis TC = TFC + TVC Rp762 437hari TR = P. Q Rp981 402hari π = TR – TC Rp218 965hari RC = TRTC 1.3 BEP Q 2317 unithari Harga pokok produksi sangat erat kaitannya dengan harga jual, karena menunjukkan keuntungan dan kerugian yang akan didapat. Berdasarkan harga jual tahu Rp329 per unit untuk jumlah produksi tahu 2983 unit maka diperoleh pendapatan sebesar Rp981 402 per hari. Dengan pendapatan tersebut maka keuntungan yang diperoleh pengusaha adalah Rp218 965 per hari atau 28.72 dari total biaya produksi. Sebagai catatan dalam perhitungan pendapatan dan keuntungan industri ini tidak mengikutsertakan nilai dari ampas tahu dan “siwilan” yang juga memiliki nilai ekonomi. Berdasarkan analisis hasil pendapatan tambahan dari hasil sampingan sebesar Rp36 426 per hari. Berdasarkan nilai rata-rata keuntungan produksi tahu Rp218 965 per hari tersebut, diketahui sebanyak 21 unit atau 34.43 industri kecil tahu di Kabupaten Tegal memiliki keuntungan di atas rata-rata dan 40 unit atau 65.57 industri kecil tahu di Kabupaten Tegal memiliki keuntungan di bawah rata-rata.

3. Analisis RC Ratio

Nilai rasio adalah hubungan proporsi antara komponen-komponen finansial dari suatu usaha. Nilai rasio yang dihitung dalam penelitian ini adalah nilai RC Ratio yang merupakan hubungan proporsi antara nilai pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan. Nilai RC Ratio yang dihasilkan oleh industri kecil tahu lebih dari satu 1 yaitu sebesar 1.3 menunjukkan bahwa industri yang diusahakan menghasilkan keuntungan karena pendapatan yang dihasilkan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Ilustrasi dari nilai RC Ratio sebesar 1.3 adalah setiap nilai Rp1000 yang dikeluarkan dalam proses produksi akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp1300. Nilai rasio keuntungan pada saat tertentu meningkat dikarenakan meningkatnya permintaan pasar terhadap produk tahu bisa naik antara 50 hingga 100 dari data penelitian ini. Hal ini dikarenakan faktor awal bulan Ramadhan dan akhir bulan Ramadhan mendekati hari raya Idul Fitri dan selama awal bulan Syawal disebabkan banyaknya gelaran hajatan.

4. Analisis Titik Impas Produksi

Titik impas produksi merupakan titik dimana perusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian. Besar titik impas dipengaruhi oleh harga jual, biaya tetap total dan biaya variabel rata-rata Lampiran 4. Perhitungan nilai BEP dapat didasarkan pada harga dan jumlah produksi. Analisis BEP nilai titik impas jumlah produksi sebanyak 2317 unit sedangkan jumlah produksi usaha sebesar 2983 unit. Ternyata produksi tahu setiap harinya lebih besar dari titik impas, maka perusahaan berada dalam posisi yang menguntungkan. Berdasarkan perhitungan lain tentang nilai BEP jika didasarkan pada harga adalah sebesar Rp252 sedangkan rataan harga jual tahu per unit adalah Rp329. Hal ini menunjukan bahwa secara umum usaha industri kecil tahu di Kabupaten Tegal merupakan usaha yang menguntungkan dan memiliki kinerja yang baik. Menurut analisis titik impas yang didasarkan pada nilai kuantitas produksi tahu, maka diketahui sebanyak 40 unit atau 65.57 industri kecil tahu memiliki produksi diatas titik impas jumlah produksi dan sisanya 21 unit atau 34.42 industri kecil tahu memproduksi tahu dengan jumlah di bawah jumlah titik impas. Analisis Nilai Tambah Nilai tambah yang diukur adalah nilai tambah yang dihasilkan daripengolahan kacang kedelai segar menjadi tahu. Produk tahu yang dihasilkan menjadi objek penelitian dengan memperhatikan nilai rata-rata output dan harga output yang dihasilkan dari tahu. Bentuk tahu yang dihasilkan adalah segi empat dengan rerata harga jual Rp329. Dalam proses penelitian, peneliti mengkonversikan output yang dihasilkan menjadi satuan berat kilogram, untuk memudahkan dalam proses perhitungan akhir nilai tambah yang disesuaikan dengan alat analisis yang dipakai. Dari hasil penelitian rerata jumlah tahu dengan harga Rp329 atau setara harga Rp300 memiliki jumlah 30 unit tahu per kilogram. Nilai tambah pengolahan tahu di daerah penelitian, dihitung dengan menggunakan model perhitungan Hayami seperti Tabel 14. Perhitungan nilai tambah dilakukan dengan melihat berbagai komponen yang mempengaruhi dalam perhitungan, antara lain sumbangan input lain dan harga bahan baku. Selain nilai tambah, model perhitungan Hayami juga menganalisis pendapatan tenaga kerja,