2. . Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu Dalam Rangka Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tegal
restoran sebesar 31.06 dengan sumbangan terbesar subsektor perdagangan besar dan eceran sebesar 29.80, 2 Sektor industri pengolahan sebesar 29.10
dengan sumbangan terbesar oleh subsektor pengolahan makanan, minuman dan tembakau sebesar 7.51, 3 Sektor pertanian menyumbang sebesar 13.63
dengan sumbangan terbesar subsektor tanaman bahan makanan sebesar 10.42, 4 Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 6.08 disumbang
subsektor sewa bangunan, 5 Sektor jasa 6.01 disumbang administrasi pemerintahan dan pertahanan sebesar 4.95, 6 Sektor pengangkutan dan
komunikasi 5.91 disumbang subsektor angkutan jalan raya 4.40, 7 Sektor bangunan 5.39, 8 Sektor pertambangan dan galian 2.31 yang semuanya
disumbang subsektor galian, 9 Sektor listrik, gas dan air bersih 0.51 dengan subsektor listrik 0.47 BPS Kab. Tegal, 2013. Berdasarkan analisis BPS
Kabupaten Tegal, sektor industri pengolahan merupakan sektor ekonomi produksi yang memiliki kontribusi dan penyumbang pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Tegal yang utama. Kinerja sektor industri pengolahan lebih baik dari pada sektor pertanian, sektor tambang dan galian dan sektor produksi lainnya. Sektor industri
pengolahan, dari segi distribusi PDRB hanya kalah dari sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Dari segi pertumbuhan, sektor industri pengolahan tidak pernah keluar dari tiga besar sektor dengan pertumbuhan PDRB terbaik. Kenyataan tersebut
memberikan gambaran bahwa industri pengolahan merupakan sektor ekonomi yang sangat penting bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Kabupaten
Tegal.
Sebagaimana terdapat pada Tabel 10, kondisi ekonomi Kabupaten Tegal pada tahun 2013 relatif stabil bahkan mengalami peningkatan seiring dengan
tumbuhnya beberapa sektor penggerak ekonomi dan membaiknya infrastruktur penunjang ekonomi. Hal ini dapat terlihat dari pergerakan nilai Produk Domestik
Regional Bruto PDRB. Pada tahun 2013, PDRB Kabupaten Tegal atas dasar harga berlaku mencapai Rp10.98 trilyun, lebih tinggi dari nilai PDRB pada tahun
2012 sebesar Rp9.80 triliyun atau meningkat 10.75 . Untuk melihat prosentase kontribusi laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal pada tahun 2014
berdasarkan lapangan usaha atas harga berlaku, maka komposisi laju pertumbuhan ekonominya sebagai berikut:
1.
Sektor primer yang meliputi lapangan usaha: pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar 9.44, pertambangan dan
penggalian sebesar 12.15. Total kontribusinya terhadap LPE oleh sektor primer sebesar 21.59.
2. Sektor sekunder yang meliputi lapangan usaha: industri pengolahan sebesar
8.65, listrik, gas dan air bersih sebesar 9.83 dan bangunan sebesar 11.74. Total kontribusi sektor sekunder terhadap LPE sebesar 30.22.
3. Sektor tersier yang meliputi lapangan usaha: perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 13.32, pengangkutan dan komunikasi sebesar 13.12, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 14.69 serta jasa-jasa
lainnya sebesar 12.36. Total kontribusinya terhadap LPE oleh sektor tersier sebesar 53.49.
Berdasarkan uraian data di atas, dapat disimpulkan bahwa kontribusi laju
pertumbuhan ekonomi dari kelompok lapangan usaha sektor tersier lebih tinggi dari sektor sekunder maupun sektor primer. Kondisi demikian mengindikasikan
bahwa Kabupaten Tegal merupakan wilayah pasar bagi komoditas-komoditas ekonomi. Kondisi ini disebabkan oleh dukungan kondisi geografis yang terletak di
daerah pantura dan didukung fasilitas infrastruktur yang baik. Laju pertumbuhan sektor tersier yang tinggi merupakan faktor yang positif bagi pertumbuhan sektor
yang lain baik sektor sekunder terutama industri pengolahan maupun sektor primer. Selain itu, kontribusi sektor sekunder yang lebih tinggi dari sektor primer
dapat membuka peluang dalam menunjang sektor lain bergerak terutama sektor primer, dimana sektor sekunder yang merupakan sektor produksi terutama industri
pengolahan dapat menjamin peningkatan nilai ekonomi dari hasil-hasil produksi sektor primer.
Perekonomian Kabupaten Tegal dari segi pendapatan sebagaimana data pada Tabel 11 menunjukkan bahwa pendapatan Daerah Kabupaten Tegal tahun
2013 mencapai 1 574 068 555 274 rupiah atau sekitar 102.02 persen dari target, dengan rincian sekitar 9.93 persen disumbang dari Pendapatan Asli Daerah
PAD, Pendapatan Transfer 85.99 persen dan lain-lain Pendapatan Yang Sah 4.09 persen. Jika PAD Kabupaten Tegal diamati lebih lanjut maka realisasi kontribusi
terbesar adalah dari Lain-lain Pendapatan asli Daerah yang Sah sekitar 50.35 persen, kemudian Pajak Daerah sekitar 30.86 persen, Restribusi Daerah 15.62
persen dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sekitar 3.17 persen. Dapat diketahui pendapatan terbesar Kabupaten Tegal merupakan dana
transfer, hal ini menggambarkan ketergantungan yang besar Kabupaten Tegal terhadap pendanaan dari pemerintah di jenjang yang lebih tinggi.
Tabel 11 Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Tegal tahun
anggaran 2013 No
Uraian Tahun Anggaran 2013
Target Realisasi
Pendapatan 1 542 936 147 000 1 574 068 555 274 102.02
1 Pendapatan Asli
Daerah 136 733 165 000
156 244 859 788 114.27 a Pajak Daerah
43 855 972 000 48 221 943 060 109.96
b Retribusi Daerah 23 455 889000
24 410 427 074 104.07 c Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4 922 932 000 4 946 668 663 100.48
d Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
64 498 372 000 78 665 820 991 121.97
2 Pendapatan Transfer
1 341 288 275 000 1 353 487 528 720 100.91 3
Lain-lain pendapatan yang sah
64 914 707 000 64 336 166 766
99.11 Sumber : BPS Kab. Tegal 2014
Selain ditunjukan oleh realisasi pendapatan daerah, kemampuan suatu daerah untuk mengelola potensi ekonominya dapat digambarkan lewat
penggunaan indikator Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Sebagaimana terdapat pada Tabel 10 tentang Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Tegal Pada tahun 2013 pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas dasar Harga Konstan sebesar 5.81 persen, sedangkan Menurut harga Berlaku mencapai
12.11 persen. Adapun Angka Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan sebesar 4 459 475.62 juta rupiah dan Atas Dasar Harga Berlaku mencapai 12 126 585.04 juta rupiah. Sementara untuk Laju Inflasi Kabupaten
Tegal tahun 2014 tertinggi terjadi pada bulan Desember yang menyentuh angka 2.39. Sedangkan terendah terjadi pada bulan April -0.50.
Pada tingkat pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Tegal pada tahun 2014 dihitung dari angka PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun
yang sama, maka diperoleh tingkat pendapatan per kapita berdasarkan harga berlaku yaitu mencapai Rp8 539 054 kapitatahun. Bilamana pendapatan per
kapita di atas, dihitung berdasarkan tingkat pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku pada setiap bulan, maka diperoleh pendapatannya sebesar Rp711 587
kapitabulan.
Kondisi Sektor Industri
Sebagaimana dibahas dalam keadaan ekonomi diatas, Kabupaten Tegal merupakan wilayah dengan sektor ekonomi produksi utama yaitu industri
pengolahan. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, Perusahaan BesarSedang pada tahun 2013 berjumlah sebanyak 94 perusahaan dengan tenaga kerja yang diserap
14504 orang. Kecamatan Adiwerna, Talang dan Kramat merupakan tempat tumbuh suburnya industri, masing-masing ada 33, 13 dan 11 buah seperti pada
Tabel 12. Namun perusahaan yang menyerap banyak tenaga kerja berada di Kramat, Slawi, dan Adiwerna.
Tabel 12 Sebaran kelas industri di Kabupaten Tegal No
Kecamatan Perusahaan
Industri Besar
Industri Sedang
Industri Kecil
1 Margasari
- -
1 939
2 Bumijawa
2 -
1 545
3 Bojong
- -
- 633
4 Balapulang
2 1
1 1810
5 Pagerbarang
2 -
- 598
6 Lebaksiu
3 -
3 1969
7 Jatinegara
- -
- 511
8 Kedungbanteng
- -
- 345
9 Pangkah
5 2
4 2505
10 Slawi
6 1
2 792
11 Dukuhwaru
- -
- 1647
12 Adiwerna
33 1
3 6432
13 Dukuhturi
10 -
- 1894
14 Talang
13 1
10 11 773
15 Tarub
2 -
1 1562
16 Kramat
11 2
18 2016
17 Suradadi
3 -
2 607
18 Warureja
2 -
2 492
Sumber : BPS Kabupaten Tegal, 2014 Kondisi pertumbuhan perusahaan berbeda yang terjadi pada kelompok
industri – kelompok industri Logam Mesin dan Elektronik ILME, Kimia dan Kertas, Tekstil dan Aneka serta Agro dan Hasil Hutan, tahun 2013 ini
berkembang kurang pesat. Pada kelompok industri Argo dan Hasil Hutan jumlah
usaha relatif tetap dengan penyerapan tenaga kerja 40 418 orang. Potensi investasi tahun 2013 masih didominasi Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN
sebanyak 4656 investasi sedangkan PMA berjumlah 2 investasi dengan total nilai investasi sebesar Rp814.2 milyar.
Secara umum pertumbuhan industri di Kabupaten Tegal dari tahun 2013 hingga 2014 sangat kecil. Potensi perindustrian dari industri kecil menengah
hanya tumbuh dari 29 234 industri menjadi hanya 29 246 industri. Sedangkan industri besar tidak ada pertumbuhan potensi dengan jumlah hanya 15 industri.
Kondisi ini mempengaruhi serapan tenaga kerja pada industri kecil menengah dari tahun 2013 sebesar 120 351 orang tenaga kerja meningkat sedikit menjadi 120
621 orang tenaga kerja pada tahun 2014 sedangkan potensi industri besar yang stagnan menyebabkan tidak adanya pertambahan serapan tenaga kerja dengan
serapan sebesar 6036 orang tenaga kerja.
Keragaan Industri Kecil Tahu di Kabupaten Tegal
Melalui penyebaran kuesioner dan didampingi dengan wawancara terhadap responden yang merupakan pengusaha pengelola industri kecil tahu di Kabupaten
Tegal, menghasilkan data dan informasi berkenaan dengan keragaan atau profil industri kecil tahu di Kabupaten Tegal. Adapun keragaan atau profil industri kecil
tahu di Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut :
Umur Pengusaha
Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat bahwa dari 61 pengusaha industri kecil tahu di Kabupaten Tegal yang menjadi responden, sebanyak 4 orang 6.56
memiliki umur antara 20 – 30 tahun, 13 orang 21.31 berumur antara 31 – 40 tahun, 25 orang 40.98 berumur antara 41 – 50 tahun dan, 19 orang 31.15
berumur lebih dari 50 tahun. Terhitung rata-rata umur pengusaha adalah 46.74 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa pengusaha industri kecil tahu di Kabupaten
Tegal sebagian besar telah berumur bahkan terdapat umur 75 tahun. Keberadaan pengusaha industri kecil tahu yang telah berumur lebih banyak daripada berumur
muda juga dapat menjadi indikasi ancaman regenerasi terhadap industri kecil tahu.
Gambar 7 Karakteristik industri kecil tahu menurut kelompok umur tahun Sumber : Data primer diolah, 2015
6.56 21.31
40.98
31.15
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 45.00
20-30 31-40
41-50 50
Tingkat Pendidikan Pengusaha
Berdasarkan Gambar 8, dapat dilihat bahwa untuk karakteristik tingkat pendidikan pengusaha industri kecil tahu yang menjadi responden, sebanyak 9
orang responden 14.75 tidak lulus SD atau bahkan tidak mengenyam bangku pendidikan formal, responden yang telah lulus SD merupakan jumlah terbanyak
yaitu 33 orang 54.10, 11 orang responden 18.03 memiliki ijasah tanda tamat belajar tingkat SMP, 7 orang responden 11.48 menamatkan pendidikan
tingkat SMA dan, hanya 3 orang responden 4.92 memiliki gelar pendidikan sarjana.
Dengan banyaknya responden yang memiliki tingkat pendidikan lulus SD, terhitung rata-rata lama pendidikan responden pengusaha industri kecil tahu hanya
6.9 tahun. Tingkat pendidikan responden yang tergolong rendah ini dapat memberikan indikasi salah satu penyebab rendahnya kapasitas untuk mengadopsi
informasi dan inovasi teknologi industri dalam rangka pengembangan industri.
Gambar 8 Karakteristik industri kecil tahu menurut tingkat pendidikan pengusaha Sumber : Data primer diolah, 2015
Lama Usaha
Gambar 9 memberikan gambaran bahwa industri kecil tahu di Kabupaten Tegal merupakan industri yang telah puluhan tahun memberikan kontribusi bagi
perekonomian daerah. Terlihat bahwa sebanyak 31 orang responden 50.82 telah menjalankan usaha industrinya selama antara 10 – 20 tahun, sebanyak 14
responden 22.95 baru menjalankan bisnisnya kurang dari 10 tahun 2 – 8 tahun, 12 orang responden 19.67 menjadi pengusaha industri kecil tahu
selama antara kurun waktu 21 – 30 tahun, dan bahkan terdapat 4 orang responden 6.56 telah menjadi pengusaha industri kecil tahu selama lebih dari 30 tahun
paling lama 39 tahun. Rerata lama usaha yang dijalankan industri tahu di Kabupaten Tegal adalah 16 tahun.
Lamanya usaha yang dijalankan oleh pengusaha industri kecil tahu memberikan gambaran eksistensi usaha atau kemampuan bertahan dalam
berusaha menjalankan bisnis pengolahan kedelai menjadi tahu. Lamanya usaha juga menggambarkan pengalaman yang menjadi modal berharga dalam berbisnis.
14.75 54.10
18.03 11.48
4.92 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
50.00 60.00
TLTS SD
SMP SMA
PT
Hal sebaliknya bahwa lamanya usaha puluhan tahun yang dijalankan responden dengan tingkat usaha yang sama dapat menggambarkan kemampuan pengusaha
untuk mengembangkan usaha yang lemah.
Gambar 9 Karakteristik industri kecil tahu menurut lama usaha Sumber : Data primer diolah, 2015
Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja
Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa kebutuhan tenaga kerja untuk industri kecil tahu di Kabupaten Tegal tidak mementingkan tenaga kerja dengan
tingkat pendidikan yang tinggi. Sebanyak 57 orang tenaga kerja 93.44 yang bekerja pada industri kecil tahu hanya merupakan lulusan SD, dan hanya 4 orang
tenaga kerja 6.56 yang lulus SMP.
Gambar 10 Karakteristik industri kecil tahu menurut tingkat pendidikan TK Sumber : Data primer diolah, 2015
22.95 50.82
19.67
6.56 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
50.00 60.00
10 10 - 20
21 - 30 30
93.44
6.56 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
50.00 60.00
70.00 80.00
90.00 100.00
Lulus SD Lulus SMP
Proporsi dan Peran Gender Dalam Industri Kecil Tahu
Berdasarkan jenis kelamin pada Gambar 11, jumlah tenaga kerja perempuan lebih banyak daripada tenaga kerja laki-laki. Dari total 247 orang tenaga kerja,
sebanyak 152 orang atau 61.54 merupakan tenaga kerja perempuan dan 95 orang atau 38.47 tenaga kerja berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan jumlah
perbandingan persentase tersebut diketahui tidak ada bias gender dalam kebutuhan tenaga kerja di industri kecil tahu di Kabupaten Tegal. Peran tenaga kerja
perempuan dalam industri adalah sebagai pembungkus dan pembuka bungkus tahu, pengepresan tahu dan pendinginan tetapi tidak jarang tenaga kerja laki-laki
juga memiliki peran pada kegiatan tersebut. Tenaga kerja laki-laki berperan sebagai tenaga perendaman, penggilingan, perebusan, pengepresan bubur tahu dan
tidak ada tenaga kerja perempuan dalam kegiatan tersebut.
Gambar 11 Karakteristik industri kecil tahu menurut jenis kelamin TK Sumber : Data primer diolah, 2015
Teknologi Industri Kecil Tahu
Berdasarkan penggunaan teknologi dalam memproduksi tahu sebagaimana dalam Gambar 12, industri kecil tahu di Kabupaten Tegal secara umum
menggunakan teknologi sederhana dengan persentase sebesar 87 sedangkan yang menggunakan teknologi modern sebesar 13. Perbedaan teknologi yang
digunakan dalam memproduksi tahu dilihat dari kualitas material alat yang digunakan dan kekinian teknologinya.
Kualitas material yang baik yang digunakan seperti pada wajan untuk merebus bubur kedelai ada yang menggunakan wajan besi biasa tetapi ada yang
menggunakan wajan berkualitas dengan merek yang dikenal dengan nama “mornel”
. Alat pemisah ampas dengan bubur tahu juga menjadi indikasi tingkat penggunaan teknologi, beberapa menggunakan alat yang terbuat dari bambu dan
beberapa menggunakan besi yang lebih awet. Perbedaan teknologi merebus bubur kedelai juga terlihat dari alat yang
digunakan, industri kecil tahu yang menggunakan teknologi boiler mesin steam uap hanya beberapa saja dan itupun merupakan hasil bantuan dan secara umum
alat merebus menggunakan dapur rebus biasa. Persentase penggunaan teknologi industri kecil tahu di Kabupaten Tegal yang secara umum menggunakan teknologi
38.47 61.54
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
Laki laki
Perempuan
sederhana menunjukan rendahnya tingkat adopsi teknologi yang dimanfaatkan oleh industri kecil tahu di Kabupaten Tegal.
Gambar 12 Karakteristik industri kecil tahu berdasarkan teknologi Sumber : Data primer diolah, 2015
Skala Usaha
Berdasarkan analisis sebagaimana Gambar 13, diketahui bahwa industri kecil tahu di Kabupaten Tegal rata-rata mengolah 66 kilogram kedelai per hari.
Hal tersebut menjadi dasar penggolongan skala usaha industri kecil tahu menjadi industri dengan skala usaha di atas rata-rata dan di bawah rata-rata. Banyaknya
industri kecil tahu dengan skala usaha mengolah kedelai di bawah rata-rata lebih sedikit yaitu 38 dibandingkan dengan skala usaha di atas rata-rata yaitu 62.
Gambar 13 Karakterisitik industri kecil tahu berdasarkan skala usaha Sumber : Data primer diolah, 2015
13 87