Pembungkusan, Pencetakan dan Pengepresan Tahu

3. Analisis RC Ratio

Nilai rasio adalah hubungan proporsi antara komponen-komponen finansial dari suatu usaha. Nilai rasio yang dihitung dalam penelitian ini adalah nilai RC Ratio yang merupakan hubungan proporsi antara nilai pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan. Nilai RC Ratio yang dihasilkan oleh industri kecil tahu lebih dari satu 1 yaitu sebesar 1.3 menunjukkan bahwa industri yang diusahakan menghasilkan keuntungan karena pendapatan yang dihasilkan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Ilustrasi dari nilai RC Ratio sebesar 1.3 adalah setiap nilai Rp1000 yang dikeluarkan dalam proses produksi akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp1300. Nilai rasio keuntungan pada saat tertentu meningkat dikarenakan meningkatnya permintaan pasar terhadap produk tahu bisa naik antara 50 hingga 100 dari data penelitian ini. Hal ini dikarenakan faktor awal bulan Ramadhan dan akhir bulan Ramadhan mendekati hari raya Idul Fitri dan selama awal bulan Syawal disebabkan banyaknya gelaran hajatan.

4. Analisis Titik Impas Produksi

Titik impas produksi merupakan titik dimana perusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian. Besar titik impas dipengaruhi oleh harga jual, biaya tetap total dan biaya variabel rata-rata Lampiran 4. Perhitungan nilai BEP dapat didasarkan pada harga dan jumlah produksi. Analisis BEP nilai titik impas jumlah produksi sebanyak 2317 unit sedangkan jumlah produksi usaha sebesar 2983 unit. Ternyata produksi tahu setiap harinya lebih besar dari titik impas, maka perusahaan berada dalam posisi yang menguntungkan. Berdasarkan perhitungan lain tentang nilai BEP jika didasarkan pada harga adalah sebesar Rp252 sedangkan rataan harga jual tahu per unit adalah Rp329. Hal ini menunjukan bahwa secara umum usaha industri kecil tahu di Kabupaten Tegal merupakan usaha yang menguntungkan dan memiliki kinerja yang baik. Menurut analisis titik impas yang didasarkan pada nilai kuantitas produksi tahu, maka diketahui sebanyak 40 unit atau 65.57 industri kecil tahu memiliki produksi diatas titik impas jumlah produksi dan sisanya 21 unit atau 34.42 industri kecil tahu memproduksi tahu dengan jumlah di bawah jumlah titik impas. Analisis Nilai Tambah Nilai tambah yang diukur adalah nilai tambah yang dihasilkan daripengolahan kacang kedelai segar menjadi tahu. Produk tahu yang dihasilkan menjadi objek penelitian dengan memperhatikan nilai rata-rata output dan harga output yang dihasilkan dari tahu. Bentuk tahu yang dihasilkan adalah segi empat dengan rerata harga jual Rp329. Dalam proses penelitian, peneliti mengkonversikan output yang dihasilkan menjadi satuan berat kilogram, untuk memudahkan dalam proses perhitungan akhir nilai tambah yang disesuaikan dengan alat analisis yang dipakai. Dari hasil penelitian rerata jumlah tahu dengan harga Rp329 atau setara harga Rp300 memiliki jumlah 30 unit tahu per kilogram. Nilai tambah pengolahan tahu di daerah penelitian, dihitung dengan menggunakan model perhitungan Hayami seperti Tabel 14. Perhitungan nilai tambah dilakukan dengan melihat berbagai komponen yang mempengaruhi dalam perhitungan, antara lain sumbangan input lain dan harga bahan baku. Selain nilai tambah, model perhitungan Hayami juga menganalisis pendapatan tenaga kerja, keuntungan pengusaha, serta dapat melihat margin yang diperoleh dari pengolahan tahu tersebut. Rata-rata jumlah output yang dihasilkan berdasarkan perhitungan adalah sebesar 108.4 kg tahu, dari mengolah kacang kedelai sebanyak 66 kg. Sehingga faktor konversi yang di dapat adalah sebesar 1.64. Nilai konversi ini menunjukkan bahwa setiap pengolahan 1 kg kacang kedelai akan menghasilkan 1.64 kg tahu. Rata-rata tenaga kerja yang digunakan adalah 3.95 HOK, sehingga koefisien tenaga kerja yang digunakan untuk mengolah 1 kg kacang kedelai adalah sebesar 0.06 HOK. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan 1 kg kacang kedelai menjadi tahu adalah Rp5599kg. Nilai tambah ini diperoleh dari pengurangan nilai produk dengan harga bahan baku dan nilai input lain. Nilai tambah yang diperoleh masih merupakan nilai tambah kotor, karena belum dikurangi dengan imbalan tenaga kerja. Rasio nilai tambah merupakan perbandingan antara nilai tambah dengan nilai produk. Rasio nilai tambah yang diperoleh adalah 37.88. Hal ini berarti, dalam pengolahan kacang kedelai menjadi tahu memberikan nilai tambah sebesar 37.88 dari nilai produk sebagaimana Tabel 13. Tabel 14 Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami Pada Industri Kecil Tahu di Kabupaten Tegal Variabel Nilai I. Output, Input dan Harga 1. Output kg 108.4 2. Input kg 66 3. Tenaga Kerja HOK 3.95 4. Faktor Konversi 1.64 5. Koefisien Tenaga Kerja HOKkg 0.06 6. Harga Output Rpkg 9000 7. Upah tenaga Kerja RpHOK 28 257 II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga Bahan Baku RpKg 7334 9. Sumbangan Input Lain RpKg 1848 10. Nilai Output RpKg 14 782 11. a. Nilai Tambah RpKg 5599 b. Rasio Nilai Tambah 37.88 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja RpKg 1691.14 b. Pangsa Tenaga Kerja 30.20 13. a. Keuntungan RpKg 3908.16 b. Tingkat Keuntungan 69.80 III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin RpKg 7447 a. Pendapatan Tenaga Kerja 22.71 b. Sumbangan Input Lain 24.82 c. Keuntungan Pengusaha 52.48