Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin RpKg

matriks IFE dan EFE Gambar 5. David 1995 menyatakan bahwa matriks I-E didasari pada dua dimensi kunci, yaitu skor bobot total IFE pada sumbu x dan skor bobot total EFE pada sumbu y. Pada sumbu y matriks I-E, skor total dari 1.0 hingga 1.99 dianggap rendah; 2.0 hingga 2.99 adalah menengah; dan 3.0 hingga 4.0 adalah tinggi. Sembilan sel matriks I-E yang terlihat pada Gambar 5 tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Pertama, sel I, II, IV digambarkan sebagai tumbuh dan membangun. Strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk atau integratif integrasi ke belakang, ke depan, dan horizontal dapat menjadi strategi yang paling sesuai untuk diterapkan. Kedua, sel II, V, VII digambarkan sebagai pertahankan dan memelihara. Ketiga, sel VI, VII, IX digambarkan sebagai panen atau divestasi, yaitu usaha memperkecil atau mengurangi usaha dengan menggunakan strategi divestasi, diversifikasi konglomerat, dan likuidasi. Total Skor IFE Total Skor EFE Kuat 4.0 – 3.0 Menengah 2.9 – 2.0 Lemah 1.9 –1.0 Kuat 4.0 – 3.0 I II II Menengah 2.9 – 2.0 IV V VI Lemah 1.9 –1.0 VII VIII IX Gambar 5 Matrik IE Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan alat untuk memaksimalkan peranan faktor yang bersifat positif, meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul. Hasil analisis SWOT adalah berupa sebuah matriks yang terdiri atas empat kuadran. Masing-masing kuadran merupakan perpaduan strategi antara faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman. Secara lengkap kerangka matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 8. Menurut David 1995 langkah-langkah dalam menyusun matriks SWOT adalah sebagai berikut: a. Mendaftar peluang eksternal b. Mendaftar ancaman eksternal c. Mendaftar kekuatan internal d. Mendaftar kelemahan internal e. Memadukan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel S-O. f. Memadukan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasilnya ke dalam sel W-O. g. Memadukan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel S-T. h. Memadukan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat hasilnya pada sel W-T. Teknik Arsitektur Strategi Road Map dalam analisis strategi pengembangan industri kecil tahu di Kabupaten Tegal merupakan upaya pembangunan suatu model konseptual yang dapat menjelaskan posisi dan kebijakan strategis sehingga dapat ditempuh oleh semua stakeholder. Road Map memuat 10 unsur diantaranya : 1. Selalu mengajukan pertanyaan pasti ; 2. Mengidentifikasi keterlibatan institusikelompok pemeduli ; 3. Memuat hubungan timbal balik ; 4. Menilai fungsi suatu institusikelompok pemeduli ; 5. Merangkum keseluruhan data dan informasi ; 6. Menganalisa dampak yang muncul ; 7. Wahana dalam mendesain perencanaan dan transparansi kepentingan ; 8. Mengukur resiko yang muncul ; 9. Saranaalat fungsi pengawasan dan evaluasi ; 10. Memberikan umpan balik terhadap kebijakan Tabel 8 Kerangka matriks SWOT IFE EFE Kekuatan S

1. 2.

3. Kelemahan W 1. 2. 3. Strategi S-O Strategi W-O Peluang O 1. 2. 3. Strategi menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada Strategi memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan internal Strategi S-T Strategi W-T Ancaman T 1. 2. 3. Strategi menggunakan kekuatan untuk menghindari dan mengatasi ancaman Srategi berupaya meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : David, 1995 Mapping dapat dilakukan dengan membuat skema ilustrasi untuk memudahkan operasionalisasi kerangka kerja konseptual. Mapping dapat berupa langkah-langkah stage dapat juga berupa bentangan jangka waktu menjajar secara horisontal dan beberapa parameter yang dibentangkan secara vertikal.Parameter tersebut diantaranya isu ’issues’, landasanpijakan logis ’computational platforms’, konsepdesain, metode analisis ’conceptstools from computer science ’, tantangan keilmuan ’scientific challenges’, dan tujuan ’goals’. Mapping dapat juga dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan tujuan ’goals’. Kerangka kerja konseptual kemudian dijabarkan kedalam 4 empat parameter yakni ringkasan naratif narrative summary, observasi observation, perhitungan melalui metode analisis means of verification, asumsiresiko risksassumptions, sedangkan kategori yang digunakan adalah tujuan goals, peruntukan purpose, keluaran output kesatu, kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Perencanaan strategik melalui pendekatan arsitektur strategikmapping menurut Yoshida 2006, dapat disusun dengan cara : 1. Menganalisis kesenjangan gap analysis yang terjadi antara kapabilitas internal UMKM ditunjukan dengan audit kinerja dengan sasaran masa depan yang ingin dicapai oleh UMKM. Setelah mendapatkan hasil analisis kelayakan kesenjangan, UMKM kemudian menyusun arsitektur strategik yang disebut ”peta” untuk meminimalisir kesenjangan yang ada dengan memuat beberapa tindakan yang bersifat umum. Hal ini berguna agar mampu menyusun langkah adaptif yang fleksibel dalam menghadapi perubahan di masa mendatang. 2. Pada dasarnya, pendekatan kedua ini menggunakan komponen yang hampir sama dengan pendekatan pertama dalam menyusun arsitektur strategik. Pada pendekatan ini, arsitektur strategik disusun dengan memperhatikan beberapa unsur. Unsur tersebut diantaranya visi dan misi UMKM, analisis lingkungan internal dan eksternal UMKM, melakukan ”pengintipan terhadap masa depan yang akan dihadapi” atau industry foresight, mengetahui dan memahami tantangan UMKM, dan sasaran yang akan dicapai. Gambar 6 Pendekatan Arsitektur StrategiMapping Arsitektur strategiMaping diciptakan untuk lebih adaptif dan fleksibel dalam menangani perubahan, sehingga dengan aplikasinya arsitektur strategi ini, organisasi akan dengan leluasanya mengembangkan skenario yang diperkirakan akan memuluskan jalan menuju tercapainya visi dan misi organisasi tersebut. Strategi dengan skenarionya yang dirumuskan kemudian dipetakan ke dalam sebuah cetak biru atau yang lazim disebut sebagai blue print strategy. Blue print strategy ini sepenuhnya disusun guna mendukung tercapainya tujuan visi organisasi dalam waktu yang telah ditentukan Yoshida, 2006. Analisis Internal Analisis Eksternal Visi dan Misi UMKM Tantangan UMKM Arsitektur Strategi Sasaran Program Strategi dan Kebijakan Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut: 1. Tahap pra lapangan dan persiapan instrumen penelitian a Kajian literatur, melakukan pendalaman literatur dan teori-teori mengenai pengembangan industri kecil tahu dalam kerangka pengembangan UMKM, dan teori-teori mengenai evaluasi dan faktor– faktor dalam pengembangan industri kecil tahu sebagai salah satu wujud pengembangan UMKM dalam rangka pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Tegal. b Penyusunan desain penelitian, sebagai pegangan dalam melaksanakan penelitian. c Observasi awal, dilakukan untuk mengetahui secara sepintas kondisi lapangan penelitian, kondisi sosial dan aktivitas masyarakat di lokasi penelitian. 2. Tahap Pengumpulan data di lapangan Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan cara observasi, surveikuesioner, wawancara dan pengumpulan data sekunder lainnya. 3. Tahap pengolahan data dan analisis Pengolahan dan analisis data menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif sesuai dengan metode analisis yang direncanakan yaitu analisis kelayakan usaha untuk uji keunggulan industri kecil tahu, analisis regresi linier dalam rangka mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi industri kecil tahu di Kabupaten Tegal. Analisis selanjutnya adalah perumusan strategi dan program pengembangan industri kecil tahu di Kabupaten Tegal menggunakan kombinasi tahapan penyusunan strategi menurut David dan pengambilan keputusan dengan menyusun arsitektur strategi. 4. Tahap penulisan laporan Tahap penulisan laporan penelitian merupakan tahap akhir penelitian, dimana semua hasil penelitian yang telah di analisis dituangkan dalam sebuah produk tulisan yang terstruktur menurut kaidah penulisan penelitian Institut Pertanian Bogor. 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TEGAL Kondisi Demografis Jumlah Penduduk Kabupaten Tegal pada tahun 2013 berdasarkan estimasi data Badan Pusat Statistik BPS tahun 2014 berjumlah 1 415 009. Jumlah penduduk tersebut telah mengalami kenaikan bilamana dibandingkan dengan penduduk pada tahun 2012 yang berjumlah 1 409 406 jiwa. Dengan luas wilayah seluas 878.79 km 2 , kepadatan penduduk di Kabupaten Tegal pada tahu 2013 sebesar 1 610 jiwakm 2 dengan tiap keluarga menanggung 3.77 jiwa, hal ini menunjukan peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar 1604 jiwakm 2 . Persebaran penduduk Kabupaten Tegal di masing-masing wilayah kecamatannya dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Tegal tahun 2013 No Kecamatan Luas Wilayah Km 2 Jumlah Penduduk Jiwa Kepadatan Penduduk JiwaKm 2 1 Margasari 86.83 95 150 1096 2 Bumijawa 88.56 83 943 948 3 Bojong 58.52 61 675 1054 4 Balapulang 74.91 81 485 1088 5 Pagerbarang 43.00 52 341 1217 6 Lebaksiu 40.95 83 487 2039 7 Jatinegara 79.62 53 833 676 8 Kedungbanteng 87.62 40 214 459 9 Pangkah 35.51 100 086 2819 10 Slawi 13.89 70 574 5081 11 Dukuhwaru 26.30 59 006 2244 12 Adiwerna 23.86 119 083 4991 13 Dukuhturi 17.48 88 530 5065 14 Talang 18.39 99 490 5410 15 Tarub 26.82 77 320 2883 16 Kramat 38.49 107 666 2797 17 Suradadi 55.73 81169 1456 18 Warureja 62.31 59957 962 Sumber : BPS Kab. Tegal, 2014 Berdasarkan data BPS 2014, jumlah penduduk laki-laki Kabupaten Tegal sejumlah 703 494 jiwa dan penduduk perempuan Kabupaten Tegal sejumlah 711 515 jiwa, maka sex ratio sebesar 0.99, yang berarti berlaku umum bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah laki-lakinya, yaitu setiap 100 orang perempuan terdapat 99 orang laki-laki. Jumlah pengangguran pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012, yaitu dari 45 338 orang, menjadi 42 693 orang, turun sebanyak 2645 orang atau sekitar 5.83 . Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah Kabupaten Tegal dalam menurunkan jumlah pengangguran telah menunjukan hasil yang memadai, baik yang dilakukan dengan cara mengundang investor, membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan keterampilan para pekerja maupun upaya lainnya melalui kemudahan untuk membuka usaha baru dan wirausaha mandiri di sektor formal maupun informal. Keberadaan jumlah penduduk yang meningkat berpengaruh terhadap konsumsi bahan makanan salah satunya tahu, sedangkan jumlah pengangguran yang menurun ini di sisi lain dapat mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja bagi industri kecil tahu. Pembangunan Ekonomi Kabupaten Tegal Pembangunan daerah Kabupaten Tegal melalui paradigma pertumbuhan menitikberatkan pada peningkatan nilai sektor-sektor ekonomi secara makro. Kinerja sektor-sektor ekonomi tahunan Kabupaten Tegal mengalami peningkatan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku Kabupaten Tegal Tahun 2010 – 2013 Milyar Rupiah LAPANGAN USAHA TAHUN 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 1. Pertanian 1121 1223 1336 1464 2. Pertambangan Penggalian 178 201 226 255 3. Industri Pengolahan 2259 2521 2852 3187 4. Listrik, Gas Air Bersih 43 46 50 56 5. Bangunan 423 480 529 589 6. Perdagangan, Hotel Restoran 2470 2742 3045 3434 7. Pengangakutan Komunikasi 469 515 579 657 8. Keuangan Persewaan, Jasa Perusahaan 491 539 596 689 9. Jasa-jasa 483 532 589 657 Total PDRB 7936 8799 9803 10 989 Sumber : BPS Kab. Tegal 2014 Berdasarkan data BPS tentang perekonomian Kabupaten Tegal tahun 2013, secara agregat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal dari tahun 2010 hingga 2012 meningkat dengan pertumbuhan pada tahun 2010 sebesar 11.31 sedangkan pada tahun 2011 pertumbuhan melambat dengan pertumbuhan sebesar 10.87 dan pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal kembali meningkat dengan pertumbuhan sebesar 11.41. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012, sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan terbesar yaitu 13.15, sektor ekonomi dengan pertumbuhan secara berurutan adalah sebagai berikut : 1 Industri pengolahan 13.15; 2 Pengangkutan dan komunikasi 12.43, 3 Pertambangan dan penggalian 12.35, 4 Perdagangan, hotel dan restoran 11.04, 5 Sektor jasa 10.86, 6 Sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan 10.67, 7 Sektor bangunan 10.20, 8 Sektor pertanian 9.23, 9 Sektor listrik, gas dan air bersih 8.60. Urutan besar pertumbuhan sektor perekonomian di Kabupaten Tegal tidak secara otomatis memberikan sumbangan nilai distribusi pertumbuhan ekonomi secara agregat. Distribusi sumbangan sektor perekonomian agregat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tegal berurutan sebagai berikut; 1 Sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 31.06 dengan sumbangan terbesar subsektor perdagangan besar dan eceran sebesar 29.80, 2 Sektor industri pengolahan sebesar 29.10 dengan sumbangan terbesar oleh subsektor pengolahan makanan, minuman dan tembakau sebesar 7.51, 3 Sektor pertanian menyumbang sebesar 13.63 dengan sumbangan terbesar subsektor tanaman bahan makanan sebesar 10.42, 4 Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 6.08 disumbang subsektor sewa bangunan, 5 Sektor jasa 6.01 disumbang administrasi pemerintahan dan pertahanan sebesar 4.95, 6 Sektor pengangkutan dan komunikasi 5.91 disumbang subsektor angkutan jalan raya 4.40, 7 Sektor bangunan 5.39, 8 Sektor pertambangan dan galian 2.31 yang semuanya