Melakukan penetrasi terhadap rantai suplai dan pengendalian harga

dengan kacang kara. Kacang komak tidak jauh berbeda dengan kacang kedelai, namun dari segi tekstur, kacang komak lebih lembut. Kandungan protein kacang komak lebih rendah daripada kedelai 22.7 dan juga kacang komak tidak membutuhkan input produksi yang banyak seperti pupuk dan air, tahan hama dan penyakit. Produktivitas kacang ini cukup tinggi mencapai 6-10 tonha dibandingkan dengan kedelai Nurhayati et al, 2012. Hal ini senada dengan penelitian Andrew SR. et al 2006, kadar senyawa organik koro komak adalah karbohidrat dan protein sehingga potensial digunakan sebagai sumber makanan dan protein alternatif. Pada penerapannya diperlukan peran serta aktif pemerintah dan departemen terkait. Proses alih bahan baku ini tidak mudah untuk dilakukan, maka diperlukan sosialisasi, penyuluhan dan pendampingan terhadap pelaku usaha. Apabila ada komitmen yang kuat dan kerjasama semua pihak yang baik, maka dapat diciptakan prospek bisnis yang menguntungkan, berkelanjutan, menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka strategi ini adalah : a. Riset penggunaan bahan baku tahu alternatif b. Sosialisasi penggunaan bahan baku tahu alternatif c. Fasilitasi usahatani bahan baku tahu alternatif d. Bantuan bahan baku tahu alternatif

3. Optimalisasi nilai ekonomi limbah industri kecil tahu

Tekonologi pemanfaatan sisa industri kecil tahu telah banyak diteliti menghasilkan berbagai macam rekomendasi. Hal tersebut menjadikan industri kecil tahu dapat dikatakan sebagai industri dengan tanpa limbah zero waste. Limbah padat berupa ampas merupakan bahan makanan ternak yang sangat berguna bagi penggemukan dan meningkatkan jumlah susu pada sapi perah. Ampas tahu masih mengandung protein 4.71 , karbohidrat 11.07, maka dimungkinkan untuk dimanfaatkan kembali menjadi kecap, tauco, tepung yang dapat digunakan dalam pembuatan berbagai makanan kue kering, cake, lauk pauk, kerupuk, dan lain-lain. Pada pembuatan kue dan aneka makanan, pemakaian tepung tahu tersebut dapat disubstitusikan ke dalam gandum. Pemakaian tepung ampas tahu sebagai bahan substitusi gandum mempunyai manfaat antara lain dihasilkannya suatu produk yang masih mempunyai nilai gizi dan nilai ekonomi serta lingkungan menjadi bersih. Kegunaan lain dari ampas tahu seperti dikemukakan Putri dan Yuwono 2016 dapat dimanfaatkan kembali sebagai campuran dan koagulan yang akan menambah nilai serat dalam tahu. Selain limbah padat, industri tahu menghasilkan limbah cair tahu, limbah cair tersebut whey yang dihasilkan dari industri pengolahan tahu memiliki potensi untuk dimanfaatkan menjadi nata de soya Rahmawati, 2013. Pada industri kecil tahu di Kabupaten Tegal penanganan limbah cair tahu telah baik dengan adanya IPAL, oleh karena hal yang dibutuhkan adalah meningkatkan nilai ekonomi energi yang dihasilkan serta memperoleh nilai ekonomi limbah baik padat dan cair dengan mengkonversi menjadi berbagai produk makanan. Hal yang perlu dicermati adalah sasaran dan pelaksana yang menerapkan aplikasi dari semua teknologi tersebut. Bagi pengusaha industri kecil tahu di Kabupaten Tegal, mereka terlalu lelah untuk melanjutkan proses pengolahan limbah sehingga teknologi pemanfaatan limbah dianggap pengusaha industri tahu Tegal tidak tepat guna. Sebagai contoh pemanfaatan limbah produksi seperti nata de soya, seharusnya diarahkan pada industri makanan lain untuk mengolah limbah cair tahu bukan pada disarankan pada industri kecil tahu yang telah kelelahan dalam mengolah kedelai untuk selanjutnya mengolah limbahnya menjadi makanan.

4. Menganekaragamakan produk tahu

Tuntutan konsumen dan persaingan pasar menuntut perusahaan untuk melakukan pengembangan produk. Pengembangan produk mempunyai perann dalam meningkatkan volume penjualan Rini, 2013. Oleh karena itu untuk pengembangan industri kecil tahu melalui strategi diversifikasi, perlu adanya inovasi produk-produk tahu baik pada tahu itu sendiri maupun pada pengembangan produk olahan. Inovasi tahu dapat dilakukan misalnya pada rasa seperti yang telah dilakukan pada tahu dari Bandung yang memiliki rasa keju dan inovasi bentuk tahu bulat dari Tasikmalaya. Inovasi rasa yang dapat ditawarkan pada pengusaha seperti tahu pedas. Sedangkan untuk inovasi pengembangan produk olahan tahu seperti tahu aci yang gurih juga dapat melalui inovasi rasa seperti pedas, balado dan lain sebagainya. Kreasi pengembangan produk olahan tahu seperti nugget tahu, pepes tahu siwil, tahu krispi, keripik dan kerupuk tahu, serta tahu gesek khas Tegal perlu dilakukan untuk meningkatkan ragam produk tahu dan meningkatkan nilai ekonomi. Strategi W – T 1. Menjaga kerjasama dan koordinasi yang baik dengan suplier kedelai Hal ini merupakan strategi yang perlu dilakukan disebabkan ada satu teknis jual beli dengan toko suplier kedelai di Kabupaten Tegal yang banyak dilakukan oleh para pengusaha yaitu sistem jual beli dengan mekanisme “bayar amet” atau “keluar masuk”. Sistem jual beli tersebut sedikit menguntungkan pengusaha karena bisa mengambil kedelai dahulu dan membayarnya jika sudah memperoleh pendapatan dari produk tahu walaupun harga sedikit lebih tinggi dari yang membayar cash. Untuk menjaga kondisi sistem jual tersebut maka perlu membangun komitmen antara suplier kedelai dan pengusaha melalui kegiatan fasilitasi temu koordinasi pengusaha tahu dan suplier kedelai.

2. Revitalisasi Kelembagaan KOPTI

Kondisi kelembagaan KOPTI di Kabupaten Tegal sebagai penyokong industri tahu dan tempe mati suri sejak tahun 1998. Permasalahan adanya konflik internal dan dicabutnya subsidi kedelai menyebabkan KOPTI tidak mampu menyediakan kedelai dengan harga yang kompetitif disebabkan selisih harga dengan assosiasi pedagang kedelai hingga kasus tindak pidana menyeret pengurus. Puncaknya kantor KOPTI dijual untuk menutup hutang terhadap distributor kedelai. Pada akhir 2014, KOPTI mulai mencoba bangkit dengan kepengurusan baru bersama berbagai masalah yang dihadapinya,hal ini diharapkan mampu menjadi koperasipendukung industri tahu tempe di Kabupaten Tegal. Revitalisasi keberadaaan KOPTI perlu dilakukan untuk memulihkan fungsi terutama berkaitan dengan kapasitas lembaga sebagai lembaga keuangan mikro penyedia modal dan media meringankan masalah suplai dan harga kedelai impor.Selain itu diharapkan KOPTI tidak hanya bergerak pada bisnis simpan pinjam dan suplai kedelai tetapi juga melebarkan sayap pada bisnis jual beli bahan makanan pokok sembako atau yang lainnya. Hal ini berguna bagi kelangsungan perputaran keuangan KOPTI yang tidak hanya bergantung pada kedelai. Kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan strategi revitalisasi KOPTI antara lain adalah :

a. Pelatihan manajemen koperasi dan lembaga mikro keuangan

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas KOPTI sebagai lembaga ekonomi sosial yang mampu mensejahterakan anggotanya bukan hanya pengurusnya. Pelatihan manajemen koperasi dan pelatihan lembaga mikro keuangan dilaksanakan untuk mempersiapkan KOPTI menjadi lembaga keuangan yang mendukung pengembangan industri kecil tahu dengan menyediakan permodalan sehingga industri kecil tahu memiliki lembaga keuangan sendiri dan tidak harus berurusan dengan perbankan yang memiliki prosedur yang rumit.

b. Fasilitasi modal awal lembaga mikro keuangan

Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari kegiatan pelatihan manajemen koperasi dan lembaga mikro keuangan. Kegiatan ini menjadi pijakan awal dari KOPTI untuk menyediakan bantuan permodalan bagi industri kecil tahu yang membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya. Modal awal ini merupakan bantuan bergulir yang harus dikembangkan oleh KOPTI sebagai lembaga mikro keuangan sehingga diharapkan nantinya mampu menjadi penyokong bagi penyelesaian masalah keterbatasan modal industri kecil tahu untuk mengembangkan usahanya.

3. Konsolidasi internal dan eksternal Paguyuban Industri Kecil Tahu

Lembaga lain yang seharusnya mampu menyokong industri tahu di Kabupaten Tegal adalah Paguyuban yang menaungi kepentingan industri-industri tahu. Pada kenyataannya keberadaan paguyuban industri kecil tahu tidak dirasakan manfaatnya oleh seluruh anggotanya dan dianggap hanya dimanfaatkan oleh pengurus untuk mendapatkan bantuan-bantuan dari program pemerintah. Conflict of interest ini harus segera dibenahi dan dihilangkan melalui konsolidasi baik internal antar anggota, antara anggota dengan pengurus. Konsolidasi eksternal antara paguyuban dengan pemerintah, perguruan tinggi, perbankan, LSM juga perlu dilakukan dalam rangka peningkatan kerjasama dan assistensi. Konsolidasi ini pada akhirnya dapat meningkatkan social trust di kalangan anggota atau antara lembaga, bahkan dengan masyarakatsekitar. Keberadaan paguyuban juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif lembaga keuangan mikro untuk membantu permodalan dan suplai kedelai. Perancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu di Kabupaten Tegal Perancangan arsitektur strategi pengembangan industri kecil tahu di Kabupaten Tegal merupakan langkah lanjutan dari perumusan alternatif strategi. Perumusan arsiterktur strategi mengacu pada metode Yoshida 2006 memperhatikan beberapa unsur. Unsur tersebut diantaranya visi dan misi pembangunan daerah, analisis lingkungan internal dan eksternal, melakukan ”pengintipan terhadap masa depan yang akan dihadapi” atau industry foresight, mengetahui dan memahami tantangan UMKM, dan sasaran yang akan dicapai.