Konsumsi Pemasaran Persyaratan dan Kesesuaian Teknis Usaha Pembenihan Ikan Patin

produksi benih mengalami penurunan yang relatif besar. Perkembangan produksi benih ikan patin di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.

2.1.2 Konsumsi

Jumlah konsumsi ikan di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2008 konsumsi ikan sebesar 19,8 kg per kapita per tahun. Perkembangan konsumsi ikan di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Perkembangan Konsumsi Ikan Di Kabupaten Bogor Tahun 2004-2008 Konsumsi Ikan 2004 2005 2006 2007 2008 KgKapita Tahun 17,30 17,73 2,49 18,24 2,88 18,80 3,07 19,18 2,02 Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2008 Angka dalam kurung adalah pertumbuhan

2.1.3 Pemasaran

Produksi ikan air tawar yang ada di Kabupaten Bogor selain dipasarkan di Bogor juga dipasarkan di luar wilayah Bogor. Untuk pemasaran benih pemasarannya meliputi Sukabumi, Indramayu, Cianjur, Purwakarta, Sumatera, dan Kalimantan. Menurut Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor pada tahun 2005 permintaan untuk benih sebesar 703.000.000 ekor dan mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebesar 708.584.000 ekor. Untuk pemasaran ikan konsumsi meliputi Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, dan Cirebon. Kondisi yang ada sekarang banyak petani ikan patin hanya bergerak di pembenihan dan sedikit di kegiatan pembesaran. Kegiatan pembenihan dilakukan untuk mendapatkan benih yang berkualitas dengan ukuran sekitar ¾ inci sampai 1 inci, sedangkan pembesaran ikan patin merupakan kegiatan menghasilkan ikan patin ukuran konsumsi yaitu sekitar 0,3-1 kg.

2.1.4 Harga

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari marketing mix bauran pemasaran product, price, place, promotion produk, harga, distribusi, promosi. Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan. http:www.organisasi.org. Harga rata-rata komoditas perikanan di tingkat konsumen di Kabupaten Bogor bervariasi. Pada tahun 2006 harga yang paling tinggi adalah jenis ikan gurame yang mencapai harga Rp 22.800 dan setiap tahunnya mengalami peningkatan harga. Harga yang paling rendah di yahun 2006 adalah jenis ikan nilam yaitu Rp 9.083. Harga rata-rata komoditas perikanan untuk jenis ikan patin pada tahun 2006 adalah Rp 11.000 dan mengalami penurunan harga pada tahun 2007 menjadi Rp 9.000. Namun, pada tahun 2008 ikan patin mengalami peningkatan harga menjadi Rp 13.375. Tahun 2009 harga rata-rata ikan patin di tingkat konsumen mengalami peningkatan menjadi Rp 16.875 per kg. Perkembangan harga rata-rata komoditas perikanan di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perkembangan Harga Rata-rata Komoditas Perikanan di Tingkat Konsumen di Kabupaten Bogor Tahun 2006 - 2009 NO JENIS IKAN 2006 RpKg 2007 RpKg 2008 RpKg 2009 RpKg 1. Gurame 22.800 22.800 28.167 36.042 2. Mas 12.000 12.000 18.958 21.375 3. Lele 10.125 10.000 13.917 14.167 4. Nila 9.417 9.000 12.708 15.042 5. Mujair 7.792 7.000 10.833 16.458 6. Nilam 9.083 11.000 13.542 15.458 7. Tawes 9.833 14.000 15.167 15.208 8. Belut 15.958 25.000 28.917 34.917

9. Patin

11.000 9.000 13.375 16.875 10. Tambakan 10.417 9.000 11.792 13.625 Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2009

2.1.5 Persyaratan dan Kesesuaian Teknis Usaha Pembenihan Ikan Patin

Lokasi lahan untuk usaha pembenihan ikan patin sebaiknya di dataran rendah dengan ketinggian tidak lebih dari 300 meter di atas permukaan laut. Air yang dibutuhkan tidak perlu terlalu jernih asalkan debitnya cukup untuk mengganti air kolam. Penggantian air dilakukan setiap minggu dengan sumber air berasal dari sungai, waduk, danau, air irigasi, air sumur, atau air PAM Perusahaan Air Minum. Kualitas air yang memenuhi syarat untuk pembenihan adalah oksigen 3-7 ppm, suhu 26-33 o C, pH air 7-8,5, karbondioksida tidak lebih dari 10 ppm, ammonia dan asam belerang tidak lebih dari 0,1 ppm, dan kecerahan antara 30-45 centimeter Kordi, 2005. Menurut Kordi 2005 fasilitas pembenihan disesuaikan dengan target produksi. Pembenihan ikan patin dapat dilakukan dalam skala kecil atau HSRT hatchery skala rumah tangga ataupun skala besar atau HSL hatchery skala lengkap. Beberapa fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan pembenihan adalah sebagai berikut.

1. Kolam Pemeliharaan Induk

Kolam pemeliharaan induk berfungsi sebagai kolam khusus yang digunakan untuk memelihara induk. Kolam ini digunakan sebagai tempat membesarkan ikan-ikan yang kemudian dijadikan induk atau memelihara ikan sampai matang gonad dan sebagai tempat induk- induk ikan yang telah selesai dipijahkan. Ukuran kolam terantung dari kebutuhan maupun lahan yang tersedia. Sebagai ikan yang menyukai perairan dalam, maka kedalaman air di kolam induk diatur pada kedalaman 100-150 cm. 2. Wadah Penetasan Telur Wadah penetasan telur digunakan untuk menetaskan telur-telur yang telah dibuahi. Penetasan telur patin dapat menggunakan akuarium, bak fibreglas atau corong penetasan yang dilengkapi dengan aerator. 3. Wadah Pemeliharaan Larva Wadah pemeliharaan larva digunakan untuk memelihara larva. Wadah yang digunakan dapat berupa akuarium, bak fiberglass atau kolam beton dengan ukuran tergantung dari kebutuhan. Sebuah akuarium berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm dapat ditebar larva patin sebanyak 500 ekor. 4. Bak Pemberokan Induk Bak ini digunakan untuk menyimpan atau menempatkan induk hasil seleksi dari kolam pemeliharaan induk. Bak ini tidak perlu terlalu luas dan tidak terlalu dalam karena fungsinya hanya sementara. 5. Bak Inkubasi Bak inkubasi adalah bak yang digunakan untuk menyimpan induk beberapa saat sebelum disuntik, sesudah disuntik, dan menunggu waktu ovulasi. 6. Kolam Pemeliharaan Benih Kolam pemeliharaan benih digunakan untuk memelihara anak ikan pasca larva. Kolam dapat berupa kolam tanah, kolam beton, sawah, atau akuarium. 7. Wadah Pakan Wadah pakan digunakan untuk pemanpungan pakan atau wadah untuk kultur pakan berupa akuarium, bak fiberglass atau bak beton. Ukuran bak disesuaikan dengan keutuhan. 8. Perlengkapan Lain Unit pembenihan harus memperoleh pasokan listrik untuk dapat beroperasi, baik listrik dari PLN Perusahaan Listrik Negara maupun generator. Energi listrik digunakan untuk menggerakkan aerasi, pompa air, dan penerangan. Perlengkapan lain adalah sarana aerasi, pompa air, timbangan, pemanas air, serokan, pH meter, DO-meter, berbagai bahan dan perlengkapan untuk pemijahan benih, dan sebagainya.

2.1.6 Budidaya Pembenihan Ikan Patin