sebesar 1.946.422 ekor benih. Perhitungan nilai BEP dapat dilihat pada Lampiran 13. Berdasarkan nilai tersebut di atas maka usaha
pembenihan ikan patin Alma Fish Farm dapat dikatakan layak sehingga dapat membuka usahanya kembali dengan ketentuan hasil kriteria
tersebut.
4.6. Faktor Kritis, Derajat Titik Kritis, dan Risiko Usaha Pembenihan Ikan
Patin
Analisis sensitivitas dilakukan untuk meneliti kembali pengaruh dari adanya keadaan yang berubah-ubah. Komponen perubahan yang diamati
adalah faktor kritis dari usaha pembenihan ikan patin. Analisis yang digunakan adalah analisis switching value metode coba-coba dengan
memasukkan nilai sehingga didapatkan keuntungan normal, yakni NPV sebesar 0, IRR sebesar 8 persen, BCR 1,00.
Dalam usaha pembenihan ikan patin Alma Fish Farm terdapat beberapa faktor kritis yang mempengaruhi kelancaran usaha diantaranya:
1. Penurunan harga jual benih ikan patin menjadi faktor kritis karena secara
otomatis akan menurunkan jumlah penerimaan. Dengan derajat titik kritis penurunan harga jual sebesar 25,79 persen, artinya penurunan harga jual
benih patin maksimum sebesar 25,79 persen sehingga usaha pembenihan ikan patin Alma Fish Farm memperoleh keuntungan normal, dengan nilai
NPV sebesar 0, IRR sebesar 8persen, dan BCR 1,00. Perhitungan analisis sensitivitas dengan faktor ktitis penurunan harga jual dapat dilihat
selengkapnya pada Lampiran 14-16. 2.
Kenaikan harga bahan baku produksi, khususnya pakan benih patin kurang berpengaruh pada kelayakan usaha pembenihan ikan patin. Kenaikan
harga pakan cacing sutera, artemia, dan pellet benih sebesar 50 persen membuat usaha pembenihan ikan patin Alma Fish Farm menjadi tetap
layak untuk dijalankan. Hasil perhitungan analisis sensitivitas dengan kenaikan harga pakan benih ikan patin selengkapnya terdapat pada
Lampiran 17-19. Kenaikan tingkat kematian benih ikan patin menjadi faktor kritis. Dengan derajat titik kritis kenaikan tingkat kematian sebesar
25,79 persen usaha pembenihan ikan patin Alma Fish Farm berada pada
level keuntungan normal dan derajat titik kritis tersebut menjadi titik maksimum sebelum usaha pembenihan menjadi tidak layak. Hasil
perhitungan analisis sensitivitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20-22.
Faktor ktitis dan derajat titik ktitis yang dijabarkan di atas dapat memberikan risiko usaha yaitu usaha pembenihan ikan patin menjadi tidak
memiliki keuntungan secara finansial. Maka untuk menghindari keadaan tidak untung secara finansial penurunan harga jual benih patin maksimum
menurun sebesar 25,79 persen. Harga jual benih pola pemasaran II melalui petani pengumpul dari Rp 60 per ekor maksimum turun sampai dengan
harga Rp 45 per ekor. Sedangkan harga jual benih pola pemasaran I dengan menjual secara langsung kepada petani pembesaran dari Rp 70 per
ekor maksimum turun sampai dengan harga Rp 52 per ekor. Kenaikan tingkat kematian benih sebesar 25,79 persen adalah
kenaikan tingkat kematian benih maksimum yang menyebabkan usaha pembenihan ikan patin Alma Fish Farm memiliki keuntungan normal.
Benih patin yang diproduksi dengan tingkat kematian tersebut adalah sebesar 222.626 ekor benih turun sebesar 25,79 persen dari jumlah
produksi normal sebesar 300.000 benih ikan patin. Hasil analisis sensitivitas usaha pembenihan ikan patin pada Alma Fish Farm dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil analisis sensitivitas usaha pembenihan ikan patin pada tingkat suku bunga 8 persen
No Kriteria
Satuan A
B C
1 NPV
Rp 92.190.525
2 IRR
8 8
35 3
BCR -
1,00 1,00
2,17 4
PBP Tahun
6 6
3,15 5
BEP Rp Rp
385.872.999 385.872.999 370.023.360
6 BEP Q
ekor 1.946.422
1.946.422 1.946.422
Keterangan: A : Jika terjadi penurunan harga jual benih ikan patin sebesar 25,79
persen. B : Jika terjadi kenaikan tingkat kematian benih ikan patin sebesar 25,79
persen. C : Jika terjadi kenaikan harga pakan benih ikan patin sebesar 50 persen.
4.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelancaran Usaha Pembenihan Ikan