Persiapan Wadah Pemeliharaan Pemanenan dan Penebaran Larva B. Biaya Tenaga Kerja C. Biaya Lain-lain

setelah 18 sampai 24 jam pada suhu 28 o C. Daya tetas telur pada Alma Fish Farm adalah 60 sehingga telur yang menetas sekitar 6.000. Tingkat mortalitas larva yang baru menetas adalah 30 sehingga benih yang baru menetas sekitar 4.200 dan tingkat mortalitas benih pada waktu perawatan larva sebesar 20 sehingga benih yang dihasilkan sekitar 3.360.

4. Proses Perawatan Larva

a. Persiapan Wadah Pemeliharaan

Wadah pemeliharaan larva yang didunakan di Alma Fish Farm yakni berupa akuarium berukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm yang diisi air dengan ketinggian 25 cm dan diaerasi selama 24 jam. Akuarium yang telah diisi air dan dipasang instalasi aerasi siap untuk digunakan kemudian dilakukan pemanenan larva yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang keberhasilan pemeliharaan benih. Menciptakan lingkungan yang nyaman sebagai tempat hidup benih tentu akan meningkatkan nafsu makan benih ikan dan pertumbuhan menjadi lebih cepat sehingga hasil produksi akan meningkat. Oleh karena itu kualitas air harus dijaga dengan cara menjaga sistem aerasi di akuarium tetap baik. Selain itu akuarium rutin dibersihkan setiap dua hari sekali dengan cara mengelap bagian dasar akuarium dan mengganti air setiap harinya sekitar pukul 13.00 WIB. Air di akuarium diganti setiap hari. Penggantian air kurang lebih 50-60 dilakukan ketika benih mulai memakan artemia.

b. Pemanenan dan Penebaran Larva

Telur ikan patin yang telah menetas dan menjadi larva kemudian dilakukan pemanenan larva. Padat tebar larva per akuarium sekitar 6.000 ekor. Larva yang baru menetas belum sempurna, tetapi masih mempunyai cadangan makanan di dalam tubuhnya berupa kuning telur. Benih-benih patin akan berenang aktif secara vertikal menuju permukaan air. Benih diberi pakan berupa artemia keesokan harinya. Pada saat yang bersamaan dengan penetasan telur, petani melakukan kultur artemia yaitu menetaskan telur artemia ke dalam wadah berupa ember sebanyak 12 buah.

c. Pemberian Pakan

Larva ikan patin diberi pakan artemia selama 3 hari setiap 2 jam sekali. Jumlah artemia yang diberikan sampai larva kenyang. Ukuran dalam setiap kultur artemia berbeda. Pada kultur artemia 1 dilakukan penetasan artemia sebanyak 12 ember dengan takaran 1 sendok artemia untuk 6 galon pertama dan 3 sendok artemia untuk 6 galon berikutnya. Pada kultur artemia 2 dilakukan penetasan artemia sebanyak 12 ember dengan takaran 3 sendok artemia untuk 6 galon pertama dan 3,5 sendok artemia untuk 6 galon berikutnya. Pada kultur artemia 3 dilakukan penetasan artemia sebanyak 12 ember dengan takaran 4 sendok artemia untuk 6 galon pertama dan 5 sendok artemia untuk 6 galon berikutnya. Pada kultur artemia 4 dilakukan penetasan artemia sebanyak 6 ember dengan takaran 5 sendok artemia. Jumlah keseluruhan artemia yang diperlukan selama sekali produksi sekitar 3 kaleng artemia. Pada hari ke empat sampai hari ke dua puluh benih ikan patin diberi pakan berupa cacing sutera per hari setiap 6 jam sekali, sehingga rata-rata untuk satu kali produksi dibutuhkan cacing sutera sebanyak 500 takar. Satu takar cacing sutera sebanyak 600 ml. Pada hari ke empat tersebut benih patin memakan cacing sutera yang dicacah dan campurkan artemia. Pemberian pakan dilakukan setiap 4 jam. Pada hari ke-5 sampai hari ke-21 setelah penetasan, benih patin diberi pakan cacing sutera utuh. Pemberian pakan dilakukan setiap 6-8 jam sekali. Pada hari ke-21 proses pembenihan ukuran benih menjadi kurang lebih ½ inchi. Pada hari ke-22 sampai hari ke-30 atau ukuran kurang lebih ¾ inchi, benih patin diberi pakan cacing sutera utuh dicampur dengan pelet benih. Pada awal bulan ke-2 ukuran benih menjadi 1 inchi lebih sehingga dapat dilakukan panen. Pola tanam pembenihan ikan patin pada Alma Fish Farm dapat dilihat pada Lampiran 1.

5. Pemanenan Benih

Alma Fish Farm dalam kegiatan pembenihan ikan patin, produk yang dihasilkan adalah berupa benih yang berumur mulai dari tiga puluh hari dan biasanya dipanen tergantung permintaan pasar. Benih yang bisa dipanen setiap periode sekitar 300.000 ekor benih. Pemanenan dilakukan dengan cara membuang air sebanyak 80 persen dari volume awal, dengan tujuan memudahkan penyerokan larva. Selanjutnya larva diserok menggunakan serokan kecil dan diletakkan dalam baskom besar yang diisi air sebanyak tiga liter. Adapun kriteria benih yang akan dipasarkan adalah berukuran seragam, sehat, dan bintik mata sudah berwarna hitam. Selanjutnya baskom yang berisi benih langsung dibawa ke ruang pengepakan. Pengepakan dan transportasi benih di Alma Fish Farm merupakan kegiatan terakhir yang dilakukan. Benih yang telah dipanen dimasukkan ke dalam baskom untuk dihitung. Cara penghitungan benih yaitu dengan mempersiapkan 10 baskom kecil yang masing- masing telah berisi air sebanyak satu liter, kemudian benih dihitung sebanyak 2.000 ekor per baskom untuk dijadikan sampel. Baskom yang berisi air dua liter dan larva, dimasukkan ke dalam plastik packing dan diberi oksigen, serta diikat dengan karet dan dimasukken dalam karung. Benih yang dijual langsung kepada konsumen setiap kali produksi sekitar 200.000 ekor dan sisanya 100.000 ekor dijual melalui pengumpul di daerah sekitar usaha. Biasanya benih yang sudah dipesan akan diambil oleh pembeli. Namun jika pembeli berasal dari luar Jawa Barat akan diantar ke tempat pembeli dan di luar Pulau Jawa pengiriman akan dilakukan melalui paket barang dan biaya pengiriman menjadi tanggung jawab pembeli. Menurut Prahasta dan Masturi 2009, para distributor benih di Sumatera bagian selatan rata-rata 3-5 kali sebulan membeli benih dari Bogor dengan jumlah pembelian sekitar 50.000-60.000 ekor. Tingkat kematian benih yang berasal dari Bogor relatif rendah, yakni sekitar 10 ekor per 50.000 ekor benih atau kurang dari 0,02. Ukuran benih yang dibeli adalah 1,5-2 inchi. Apabila benih yang diperlukan lebih banyak, ukuran benih yang dibeli adalah 1-2 inchi. Pola tanam pembenihan ikan patin pada Alma Fish Farm dapat dilihat pada Lampiran 1. 4.4. Aspek Pasar dan Pemasaran Usaha Pembenihan Ikan Patin 4.4.1 Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini Aspek pasar menganalisis mengenai potensi permintaan, penawaran, harga yang berlaku, dan strategi pemasaran. Permintaan benih yang dihadapi oleh Alma Fish Farm cukup tinggi baik dari pelanggan di daerah Bogor maupun di daerah sekitar Jawa Barat lainnya. Berdasarkan wawancara dengan pemilik Alma Fish Farm permintaan akan benih ikan patin cukup tinggi. Sebagian besar pembeli datang ke tempat pembenihan sehingga petani pembenih dapat menekan biaya pengiriman atau transportasi. Menurut pemilik konsumen adalah pelanggan yang biasa membeli benih di tempat usahanya dan konsumen baru yang lebih dahulu memesan benih ikan. Hal tersebut dilakukan agar benih yang dijual sesuai dengan ukuran dan umur potensialnya yaitu berumur tiga puluh hari sebesar kurang lebih satu inci. Strategi pemasaran yang dilakukan Alma Fish Farm dalam penetapan harga sama untuk semua pelanggan. Tetapi jika kualitas ikan menurun petani kurang dapat mempertahankan harga benih dan terkadang harga benih ditentukan oleh pembeli.

4.4.2 Menetapkan Pasar Sasaran

Petani benih perlu untuk menetapkan pasar sasaran dalam penjualan produk benih dan haruh disesuaikan dengan kemampuan dalam menyediakan sumber daya. Petani benih juga harus mengumpulkan dan menganalisis data penjualan terakhir, proyeksi laba yang diharapkan agar bisa memilih pasar yang paling sesuai dengan yang diharapkan. Usaha pembenihan ikan patin Alma Fish Farm sesekali melakukan kegiatan promosi dengan menawarkan sampel ikan sebanyak lima sampai sepuluh ekor benih ke setiap petani pembesaran atau petani pengumpul di sekitar Bogor, misalnya daerah Ciampea, Semplak, dan Ciapus. Sedangkan untuk luar pulau Jawa, pasar benih patin yang dituju adalah Kalimantan dan Sumatera Selatan karena kedua wilayah tersebut menjadi sentra kegiatan pembesaran ikan patin.

4.4.3 Bauran Pemasaran

Pemasaran produk benih terdapat kebijakan pemasaran yang terdiri dari empat komponen, yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. Produk barang dalam usaha pembenihan ikan patin dapat berupa mutu yang baik, seperti benih yang sehat dan tidak terdapat penyakit. Produk yang dihasilkan oleh Alma Fish Farm adalah benih ikan patin. Benih yang diproduksi termasuk ke dalam jenis ikan patin Siam hasil domestikasi dari Thailand. Benih patin yang dibudidayakan ini dijual dengan ukuran ¾ - 2 inchi. Benih patin ini biasanya dijual langsung kepada petani pembesaran patin dan pedagang pengumpul di daerah sekitar Bogor. Benih patin diproduksi dengan berbagai bahan baku dan berbagai tahapan mulai dari persiapan sampai ke tahap panen dan pascapanen. Penetapan harga adalah masalah utama yang dialami perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan harga adalah faktor internal yang disesuaikan dengan sasaran pemasaran dan faktor eksternal yang disesuaikan dengan pasar dan permintaan konsumen. Penetapan harga jual berfungsi untuk mengetahui tingkat pendapatan yang akan diperoleh perusahaan. Alma Fish Farm menetapkan harga yang hampir sama dengan pesaing yaitu Rp 60,00 per ekor benih ukuran 1 inchi untuk dijual ke petani pengumpul dan Rp 70,00 per ekor benih ukuran 1 inchi untuk dijual langsung ke petani pembesaran ikan patin. Tetapi harga jual ini dapat berubah sesuai dengan biaya bahan baku, karena proses produksi bergantung pada bahan baku yang digunakan. Benih ikan patin yang diproduksi Alma Fish Farm disalurkan ke petani pengumpul di Bogor dan petani pembesaran ikan patin. Petani pengumpul merupakan distributor untuk menyalurkan benih ikan patin kepada petani pembesaran. Pola pemasaran I, petani menjual langsung benih ikan patin ke konsumen, yaitu petani pembesaran ikan patin. Petani pembesaran ikan patin biasanya berada di wilayah Pulau Jawa. Harga pada pola pemasaran ini lebih tinggi dibandingkan dengan pola II. Harga jual benih pada pola pemasaran I adalah Rp 70,00 per ekor benih ikan. Pola pemasaran II, petani menjual benih ikan patin ke pedagang pengumpul yang ada di sekitar lokasi tempat pembenihan. Harga benih pada pola pemasaran ini adalah Rp 60,00 per ekor benih dengan ukuran 1 inchi. Harga ini lebih rendah dibandingkan petani menjual langsung kepada konsumen atau petani pembesaran ikan patin. Hal ini karena benih patin yang dijual ke petani pengumpul dikarantina sampai ada pembeli dan akan menambah biaya modal kerja bagi petani pengumpul. Konsumen akhir yang dituju biasanya berada di luar daerah pulau Jawa, seperti Kalimantan dan Sumatera Selatan. Alma Fish Farm terletak di kawasan yang cukup strategis. Kawasan tersebut memiliki iklim yang sesuai untuk kegiatan pembenihan ikan patin. Selain itu, didukung oleh tata letak yang memudahkan produsen dalam tahapan-tahapan produksi dari awal pembenihan sampai pengepakan benih. Tata letak usaha pembenihan ikan patin Alma Fish Farm dapat dilihat pada Lampiran 2. Jalur distribusi menuju pedagang pengumpul juga dapat ditempuh relatif singkat. Jalur distribusi benih ikan patin dari Alma Fish Farm hingga sampai ke petani pembesaran ikan patin dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Alur Distribusi Benih Ikan Patin pada Alma Fish Farm Pedagang atau petani pengumpul benih ikan patin biasanya sudah mempunyai pasar yang luas di daerah Sumatera dan Kalimantan. Namun tidak menutup kemungkinan petani pembesaran yang berada di wilayah Bogor dan Jawa Barat membeli ikan ke pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul biasanya menjual benih dengan harga Rp 70,00 sampai Rp140,00 per ekor benih, tergantung besarnya biaya transportasi yang dikeluarkan oleh petani pengumpul. Promosi merupakan kegiatan untuk mengenalkan produk yang dihasilkan kepada masyarakat. Kegiatan promosi dapat mempermudah pelaksanaan penjualan. Promosi yang dilakukan oleh Alma Fish Farm masih tergolong sederhana, yaitu dengan cara pemberitahuan secara lisan. Cara seperti ini dapat memudahkan konsumen untuk mengenal benih patin yang diproduksi oleh Alma Fish Farm. Proses pembenihan ikan patin memerlukan pengetahuan tersendiri. Tidak semua petani ikan air tawar dapat mengawinkan induk ikan patin jantan dan betina untuk menghasilkan benih ikan patin yang berkualitas baik. Jenis ikan patin yang dipijahkan secara kawin suntik adalah ikan patin siam dan ikan patin lokal. Prahasta dan Masturi, 2009. Ikan patin memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pada tahun 2001, benih patin yang berukuran panjang 2,5 cm 1 inci bisa dijual Petani Pembesaran Ikan Patin Alma Fish Farm Petani Pengumpul di Bogor I II dengan harga Rp 125,00 per ekor. Sebagai ikan hias, ada pedagang yang menjual dengan harga Rp 500,00 hingga Rp 1.000,00. Adapun harga ikan ukuran konsumsi dapat mencapai puluhan ribu rupiah per kilogramnya Hernowo 2001.

4.5. Aspek Finansial

4.5.1 Asumsi-asumsi

Dalam suatu usaha pembenihan ikan patin dibutuhkan perencanaan usaha agar pencapaian tujuan dapat dilaksanakan dengan baik oleh setiap orang dalam organisasi dan perlu disusun rencana untuk mengetahui hak dan kewajiban. Proses perencanaan usaha pembenihan ikan patin pada Alma Fish Farm dilakukan dengan pendekatan atas-bawah. Pimpinan usaha membuat rencana, pengarahan, dan petunjuk semua kegiatan dalam pembenihan. Karyawan melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan. Perencanaan yang dibuat adalah perencanaan jangka pendek. Biasanya dilakukan untuk mengatur kapan memulai kegiatan produksi pembenihan dan biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan proses kegiatan produksi. Analisis kelayakan usaha budidaya pembenihan ikan ptin menggunakan beberapa asumsi, yaitu sebagi berikut: 1. Modal awal yang digunakan adalah modal pribadi. 2. Umur usaha dari anlisis kelayakan usaha pembenihan ikan patin adalah enam tahun. 3. Kegiatan pembenihan ikan patin dilakukan enam kali dalam setahun dengan siklus produksi selama dua bulan per siklus. 4. Harga jual benih pola pemasaran I Rp 70,00 per ekor dan pola pemasaran II Rp 60,00 per ekor. 5. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah suku bunga deposito berjangka waktu satu tahun di BRI yaitu 8 tahun 2009. Alasan pemilihan tingkat suku bunga deposito karena petani dapat mengakses dengan mudah ke bank tersebut dan petani menggunakan modal pribadi bukan pinjaman. Sehingga petani dihadapkan pada pilihan akan menginvestasikan modal pada usaha pembenihan ikan patin atau didepositokan di bank. 6. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk usaha pembenihan ikan patin terdiri dari biaya investasi dan biaya modal kerja. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke – 0 dan biaya reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang sudah habis umur ekonomisnya. Biaya modal kerja terdiri dari biaya bahan baku produksi dan biaya operasional. Biaya modal kerja dimulai pada tahun ke – 1, dimana dimulai kegiatan produksi. 7. Harga yang digunakan dalam penelitian adalah harga yang berlaku pada bulan Agustus 2009, baik harga input maupun harga output dari kegiatan pembenihan ikan patin. 8. Pajak pendapatan yang digunakan adalah pajak progresif berdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 2008, yaitu : a. Untuk lapisan penghasilan kena pajak PKP sampai dengan Rp 50 juta, tarif pajaknya 5 persen. b. Untuk lapisan PKP di atas Rp 50 juta hingga Rp 250 juta, tarif pajaknya 15 persen. c. Untuk lapisan PKP di atas Rp 250 juta hingga Rp 500 juta, tarif pajaknya 25 persen. d. Untuk lapisan PKP di atas Rp 500 juta, tarif pajaknya 30 persen.

4.5.2 Investasi dan Pengembangan

Dana investasi awal yang dikeluarkan dalam usaha pembenihan ikan patin ini adalah sebesar Rp 78.767.000,00. Biaya investasi usaha pembenihan ikan patin dapat dilihat pada Tabel 6. Rincian biaya investasi tahun pertama lebih lengkap disajikan pada Lampiran 3. Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh Alma Fish Farm untuk memulai usaha pembenihan ikan patin. Kegiatan investasi ini meliputi pembangunan hatchery ruang usaha, pembelian lahan, pembuatan kolam indukan, pembuatan bak air, pembuatan bak pemberokan dan inkubasi, juga pembelian peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan untuk kegiatan pembenihan ikan patin. Biaya- biaya yang dikeluarkan adalah biaya yang terkait dengan proses pembenihan mulai dari pemijahan, inkubasi telur, pemeliharaan dan perawatan larva, panen dan pascapanen, serta kegiatan penunjang produksi lainnya. Biaya investasi tertinggi adalah biaya lahan sebesar Rp 30.000.000 dengan persentase 38,09 persen. Tabel 6. Ringkasan Biaya Investasi Tahun Pertama Usaha Pembenihan Ikan Patin Jenis Jumlah Rp Persentase Biaya lahan 30.000.000 38,09 Bangunan hatcery 26.250.000 33,33 Kolam indukan 1.200.000 1,52 Bak tandon air 1.800.000 2,29 Bak Pemberokan inkubasi 200.000 0,25 Total Biaya Bangunan 29.450.000 37,39 Biaya Peralatan dan perlengkapan pembenihan 12.007.000 15,24 Biaya Peralatan dan perlengkapan aerasi 7.310.000 9,28 TOTAL BIAYA INVESTASI 78.767.000 100

4.5.3 Modal Kerja

Usaha pembenihan ikan patin Alma Fish Farm dikelola oleh pemilik secara langsung dibantu oleh seorang karyawan yang berasal dari daerah sekitar dengan tingkat pendidikan SMA. Karyawan bertanggung jawab pada kegiatan operasional harian. Oleh karena itu dalam kegiatan pembenihan ikan patin perlu dilakukan pengorganisasian mengenai struktur organisasi yang dirancang, pembagian kerja, koordinasi, pelimpahan wewenang, dan prestasi organisasi yang diinginkan. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan pada setiap tahun yang besarnya tidak terkait langsung dengan jumlah produksi. Biaya tetap yang dimaksud meliputi gaji karyawan tetap, biaya penyusutan, biaya listrik, biaya telepon, dan biaya irigasi air. Alokasi biaya terbesar adalah untuk gaji tenaga kerja tetap. Biaya irigasi air menempati tempat terbawah karena biaya untuk irigasi air dibayarkan kepada petugas desa dan air merupakan sifat barang publik yang dapat dimiliki siapapun. Biaya modal kerja usaha pembenihan ikan patin dapat dilihat pada Tabel 7. Rincian biaya modal kerja lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 7. Ringkasan Biaya Modal Kerja Usaha Pembenihan Ikan Patin per tahun Jenis Jumlah Rp Persentase Pakan Induk 3.780.000 5.22 Artemia 6.480.000 8.95 Cacing Sutera 15.000.000 20.71 Pelet Benih 3.360.000 4.64 Ovaprim 1.050.000 1.45 Corulon 780.000 1.08 Obat-obatan 600.000 0.83 Garam 900.000 1.24 Minyak Tanah 1.800.000 2.49 Refil Gas Oksigen 480.000 0.66 Karet 120.000 0.17 Plastik Packing 1.140.000 1.57 Bensin untuk Genset 270.000 0.37 Total Sarana Produksi 35.760.000

49.38 B. Biaya Tenaga Kerja

Karyawan Tetap 24.000.000 33.14 Karyawan Tidak Tetap 8.640.000 11.93 Total Biaya Tenaga Kerja 32.640.000

45.07 C. Biaya Lain-lain

Uang Irigasi Air 420.000 0.58 Biaya Telepon 600.000 0.83 Biaya Listrik 2200 watt 3.000.000 4.14 Total Biaya Lain-lain 4.020.000

5.55 TOTAL BIAYA MODAL KERJA