10
2.1.2 Habitat
Rajungan hidup pada habitat yang beraneka ragam seperti pantai dengan dasar pasir, pasir lumpur, dan juga di laut terbuka. Hewan ini hidup dengan
membenamkan diri dalam pasir di daerah pantai berlumpur, hutan bakau, atau kadang-kadang dijumpai berenang-renang di permukaan Oemarjati dan
Wardhana, 1990. Dalam keadaan biasa, ia diam di dasar laut hingga kedalaman lebih dari 65 m, tetapi sesekali ia juga terlihat berenang dekat ke permukaan laut
Nontji, 2007. Menurut Thomson 1974 yang dikutip oleh Saedi 1997 rajungan dapat
merayap dengan baik di dasar dan daerah intertidal pasang surut sampai pada lumpur basah yang terbuka. Rajungan juga dapat menguibur diri di bawah pasir
dalam sekejap mata untuk menghindari musuh-musuhnya. Seperti kebanyakan penghuni laut aktif lainnya, rajungan menjadikan muara sebagai tempat mencari
makan feeding place dan pergi ke laut untuk memijah. Hutan bakau merupakan komunitas laut dangkal yang didominasi oleh
beberapa jenis pohon atau semak-semak yang mempunya kemampuan untuk tumbuh di air asin. Hutan bakau dapat terbentuk dengan sendirinya apabila
kondisi fisik lingkungan memilki arus yang kecil sehingga endapan partikel yang halus cenderung berkumpul di dasar; substrat di daerah hutan mangrove pada
umumnya adalah lumpur; kadar oksigen tanah mangrove rendah dan kadar garamnya tinggi; dan merupakan bagian dari daerah pasang surut Nyabakken,
1993. Menurut Nyabakken 1993 hutan bakau dihuni oleh berbagai jenis makhluk
hidup. Sementara di bagian atasnya hidup beberapa organisme terestrial, terdapat hewan-hewan laut yang tinggal di bawahnya. Kelompok hewan laut dominan
yang hidup di hutan bakau adalah jenis moluska, beberapa krustasea dan jenis ikan-ikan tertentu. Dengan banyaknya sumberdaya yang terdapat pada hutan
bakau, menjadikannya sebagai salah satu tempat yang baik untuk perkembangan rajungan.
11
2.1.3 Daur hidup
Menurut Nontji 2007 seekor rajungan dapat menetaskan telurnya menjadi larva dengan jumlah hingga lebih dari sejuta ekor. Bentuk larva yg baru menetas
sangatlah berbeda dengan bentuk dewasa. Larva yang baru menetas mengalami beberapa kali perubahan bentuk hingga pada akhirnya memiliki bentuk yang sama
dengan rajungan dewasa. Larva rajungan yang baru menetas zoea memiliki bentuk yang lebih mirip
udang daripada rajungan. Di kepalanya terdapat semacam tanduk memanjang, matanya besar dan di ujung kakinya terdapat rambut-rambut. Tahap zoea ini
terdiri dari 4 tingkat dan kemudian berubah ke tahap megalopa dengan bentuk yang berbeda. Ciri-ciri tingkat perkembangan Zoea dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Umur dan ciri khas burayak dari tingkat Zoea I sampai Zoea IV Zoea I
Zoea II Zoea
III Zoea
IV Umur hari
2 2
2-3 6
Panjang karapas cm 0.3-0.5
0.5-0.7 0.7-0.8
0.8-0.9 Ruas abdomen ruas 5
5 6
6 Seta pada telson
6s 6s+2h
6s+2h 6s+2h Seta pada masing-masing ujung
pelopod maksiliped 4
6-8 10 12-14
Sumber : Panggabean dan Aswandy 1982 dikutip oleh Saedi 1997
Keterangan : s adalah serrate seta; h adalah simple seta
Pada saat larva rajungan memasuki tahap megalopa, bentuknya sudah mulai mirip dengan rajungan dewasa. Tubuh larva pada tahap ini sudah mulai melebar,
kaki dan sapitnya sudah memiliki wujud yang semakin jelas. Kemudian pada tahap berikutnya terbentuklah juvenile yang sudah merupakan tahap rajungan
muda Nontji, 2007. Tahapan perkembangan larva rajungan dapat dilihat pada Gambar 3.
12 a
b
c Digambar ulang oleh Caesario 2010
Keterangan : a Larva rajungan pada tahap zoea; b Larva rajungan pada tahap megalopa;
c Juvenile rajungan muda.
Gambar 3 Perkembangan larva rajungan.
Nontji 2005 mengatakan bahwa larva rajungan hidup sebagai plankton, berenang-renang dan terbawa arus, berbeda dengan rajungan dewasa yang hidup
di dasar perairan. Selanjutnya Juwana dan Romimohtarto 2000 dikutip oleh Ramdani 2007 menambahkan bahwa larva rajungan memiliki ukuran yang
sangat kecil sekali dan berenang-renang lemah dalam air laut sebagai plankton. Pada tahap ini larva rajungan bersifat planktonik pemakan plankton Oemarjati
dan Wardhana, 1990. Daur hidup rajungan secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 4.
13
Digambar ulang oleh Caesario 2010 Gambar 4 Siklus hidup rajungan.
2.1.4 Reproduksi