Proporsi hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan pada bubu lipat Jumlah dan bobot total hasil tangkapan

98 sebanyak 1 ekor atau setara dengan 2.04 dari total hasil tangkapan rajungan. Adapun jumlah hasil tangkapan tertinggi terjadi pada stasiun ke 5 dengan jumlah sebanyak 30 ekor atau setara dengan 61.22 dari total hasil tangkapan rajungan. Rata-rata hasil tangkapan rajungan yang diperoleh pada setiap stasiun adalah 10 ekor. Secara lebih rinci jumlah hasil tangkapan rajungan per stasiun dan rata-rata hasil tangkapan rajungan pada tiap bubu per stasiun disajikan pada Gambar 34. Gambar 34 Jumlah hasil tangkapan rajungan per stasiun dan rata-rata hasil tangkapan rajungan per bubu per stasiun

5.1.2 Proporsi hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan pada bubu lipat

Hasil tangkapan pada bubu lipat selama penelitian berjumlah 240 ekor dengan proporsi hasil tangkapan rajungan Portunus pelagicus sebagai hasil tangkapan utama sebanyak 49 ekor atau setara dengan 20 dari total hasil tangkapan. Adapun hasil tangkapan sampingan selama penelitian sebanyak 91 ekor atau setara dengan 80 dari total hasil tangkapan. Adapun untuk hasil tangkapan sampingan yang tertangkap selama penelitian antara lain kepiting batu Thalamita sp, udang peci Penaeus indicus, kepiting bakau Scylla sp, kepiting bolem Leptodius sp, dan beloso Cryptocentrus caeruleomaculatus. Proporsi antara hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan pada bubu lipat dapat dilihat pada Gambar 35. 99 Gambar 35 Proporsi hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan pada bubu lipat

5.1.3 Jumlah dan bobot total hasil tangkapan

Jumlah keseluruhan hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian adalah sebanyak 240 ekor jika ditinjau dari segi jumlah. Ditinjau dari segi bobot hasil tangkapan, total bobot hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian adalah sebesar 12.689 g . Hasil tangkapan yang paling dominan ditinjau dari segi jumlah dan bobot adalah jenis kepiting batu Thalamita sp. dengan jumlah 87 ekor dan bobot sebesar 3.775 g atau setara dengan 36 dari total hasil tangkapan. Hasil tangkapan paling sedikit jika ditinjau dari segi jumlah adalah jenis ikan beloso Cryptocentrus caeruleomaculatus sebanyak 8 ekor. Adapun jika ditinjau dari segi bobot, maka hasil tangkapan yang paling sedikit adalah udang peci Pennaeus indicus dengan bobot sebesar 159 g. 5.1.3.1 Jumlah dan bobot total hasil tangkapan pada posisi umpan berbeda 1 Jumlah hasil tangkapan Total hasil tangkapan bubu dengan menggunakan umpan yang dipasang dengan posisi pemasangan umpan di atas yaitu sebanyak 124 ekor atau setara dengan 51,67 dari total hasil tangkapan. Hasil tangkapan dominan yang n=240 100 tertangkap oleh bubu dengan posisi umpan di atas ini adalah kepiting batu Thalamita sp. dengan jumlah sebanyak 45 ekor atau setara dengan 18.75 dari total hasil tangkapan, diikuti oleh rajungan Portunus pelagicus sebanyak 24 ekor atau setara dengan 10 dari total hasil tangkapan, kemudian diikuti oleh udang peci Pennaeus indicus sebanyak 15 ekor atau setara dengan 7.9 dari total hasil tangkapan. Adapun total hasil tangkapan pada bubu dengan menggunakan umpan yang dipasang di bawah yaitu sebanyak 116 ekor atau setara dengan 48,33 dari total hasil tangkapan. Hasil tangkapan dominan yang tertangkap pada bubu ini adalah kepiting batu Thalamita sp. sebanyak 42 ekor atau setara dengan 17,5 dari total hasil tangkapan, diikuti dengan rajungan Portunus pelagicus dengan jumlah sebanyak 45 ekor atau setara dengan 18.75 dari total hasil tangkapan, kemudian diikuti dengan udang peci Penaeus indicus dan kepiting bolem dengan jumlah masing-masing sebanyak 15 ekor atau setara dengan 6,25 dari total hasil tangkapan. Secara detail komposisi hasil tangkapan yang ditangkap pada bubu dengan posisi peletakan umpan di atas dan bubu dengan posisi peletakan umpan di bawah disajikan pada Gambar 36, Gambar 37, dan Tabel 10. Tabel 10 Jumlah dan bobot hasil tangkapan bubu dengan posisi umpan berbeda Jenis hasil tangkapan Posisi Umpan Atas Bawah Jumlah Bobot g Jumlah Bobot g Nama indonesia Nama internasional nama latin Rajungan Blue swimming crab Portunus pelagicus 24 1320 25 985 Kepiting Bakau Mud crab Scylla sp 17 2280 11 885 Kepiting Batu Swimming crab Thalamita sp 45 1815 42 1940 Kepiting Bolem Rock crab Leptodius sp 8 940 15 1600 Udang Peci Indian white prawn Pennaeus indicus 19 97 15 62 Ikan Beloso Blue-speckled shrimp goby Cryptocentrus caeruleomaculatus 11 455 8 310 total 124 6907 116 5782 101 Gambar 36 Komposisi total jumlah hasil tangkapan bubu dengan posisi pemasangan umpan di atas Gambar 37 Komposisi total jumlah hasil tangkapan bubu dengan posisi pemasangan umpan di bawah. n=124 n=116 102 Berdasarkan uji Mann-Whitney terhadap total hasil tangkapan bubu dengan posisi umpan yang berbeda, diperoleh nilai Asymp.Sig.2-tailed sebesar 0.761 pada taraf nyata 0,05 Lampiran 6. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap jumlah hasil tangkapan bubu dengan posisi umpan yang berbeda. 2 Bobot hasil tangkapan Ditinjau dari segi bobot total hasil tangkapan, bobot hasil tangkapan total pada bubu dengan posisi umpan di atas sebesar 6.907 g atau setara dengan 54.43 dari bobot total hasil tangkapan. Hasil tangkapan dominan yang tertangkap oleh bubu dengan posisi umpan di atas adalah kepiting bakau Scylla sp. dengan bobot sebesar 2.280 g atau setara dengan 17.97 dari bobot hasil tangkapan keseluruhan, diikuti oleh kepiting batu Thalamita sp. dengan bobot sebesar 1.815 g atau setara dengan 14.3 dari total bobot hasil tangkapan, dan rajungan Portunus pelagicus dengan bobot sebesar 1.320 g atau setara dengan 10.4 dari total bobot hasil tangkapan. Adapun total bobot hasil tangkapan pada bubu dengan posisi umpan di bawah yaitu sebesar 5782 g atau setara dengan 45,57 dari bobot total hasil tangkapan. Hasil tangkapan dominan yang tertangkap pada bubu ini adalah kepiting batu Thalamita sp. dengan bobot sebesar 1940 g, setara dengan 15.29 dari total hasil tangkapan, diikuti oleh kepiting bolem Leptodius sp dengan bobot sebesar 1.600 g atau setara dengan 12.6 dari bobot total hasil tangkapan, dan rajungan Portunus pelagicus dengan bobot sebesar 985 g atau setara dengan 7.76 dari bobot total hasil tangkapan. Secara detail komposisi bobot hasil tangkapan yang ditangkap pada bubu dengan posisi umpan berbeda disajikan pada Gambar 38. 103 a b Gambar 38 Komposisi total bobot hasil tangkapan pada bubu dengan posisi pemasangan umpan di atas a dan di bawah b Berdasarkan uji Mann-Whitney terhadap total bobot hasil tangkapan bubu dengan posisi umpan yang berbeda, diperoleh nilai Asymp. Sig. 2-tailed dengan nilai probabilitas sebesar 0.450 pada taraf nyata 0,05 Lampiran 6. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap bobot total hasil tangkapan bubu dengan posisi umpan yang berbeda. 5.1.3.2 Jumlah dan bobot keseluruhan hasil tangkapan pada tiap perlakuan Jumlah hasil tangkapan yang diperoleh pada tiap bubu selama penelitian berbeda-beda. Rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh pada tiap jenis bubu selama penelitian adalah 8 ekor. Total hasil tangkapan tertinggi diperoleh bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan 100 g yaitu sebanyak 54 ekor. Total bobot yang deperoleh pada bubu jenis tersebut adalah sebesar 3084 g. Adapun total hasil tangkapan terendah diperoleh pada bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan 50 g yaitu sebanyak 28 ekor. Total bobot yang diperoleh pada bubu jenis tersebut adalah sebesar 2000 g. Secara lebih detail total hasil tangkapan pada tiap bubu disajikan pada Gambar 39. 104 Gambar 39 Total hasil tangkapan pada tiap jenis bubu Hasil tangkapan yang paling dominan pada bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 50 g adalah kepiting batu Thalamita sp dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 11 ekor, dengan total bobot sebesar 365 g. Persentase jumlah hasil tangkapan kepiting batu pada bubu jenis ini setara dengan 39 dari total hasil tangkapan pada bubu jenis tersebut. Jumlah hasil tangkapan terbanyak kedua adalah kepiting bakau Scylla sp sebanyak 7 ekor, dengan total bobot sebesar 1040 g. Persentasi jumlah hasil tangkapan kepiting bakau pada bubu ini setara dengan 25 dari total hasil tangkapan pada bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 50 g. Adapun hasil tangkapan terendah ditempati oleh kepiting bolem Leptodius sp dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 1 ekor, dengan bobot total sebesar 90 g. Persentasi hasil tangkapan kepiting bolem setara dengan 4 dari total hasil hasil tangkapan pada bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 50 g. Hasil tangkapan yang paling dominan pada bubu dengan posisi umpan di bawah dengan bobot umpan sebesar 50 g adalah kepiting batu Thalamita sp dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 15 ekor, dengan bobot total sebesar 615 g. Persentase jumlah hasil tangkapan kepiting batu pada bubu jenis ini setara dengan 50 dari total hasil tangkapan pada bubu jenis tersebut. Jumlah hasil tangkapan terbanyak kedua adalah rajungan Portunus pelagicus sebanyak 8 ekor, dengan bobot total sebesar 285 g. Persentasi jumlah hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini setara dengan 27 dari total hasil tangkapan pada bubu jenis tersebut. Adapun hasil tangkapan terendah ditempati oleh udang peci 105 Penaeus indicus dan kepiting bakau Scylla sp dengan jumlah hasil tangkapan masing-masing sebanyak 1, dengan bobot total sebesar 5 g untuk udang peci dan 50 g untuk kepiting bakau. Persentasi hasil tangkapan udang peci dan kepiting bakau masing-masing setara dengan 3 dari total hasil hasil tangkapan pada bubu tersebut. Hasil tangkapan yang paling dominan pada bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 100 g adalah kepiting batu Thalamita sp dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 25 ekor, dengan bobot total sebesar 615 g. Persentase jumlah hasil tangkapan kepiting batu pada bubu jenis ini setara dengan 47 dari total hasil tangkapan pada bubu tersebut. Jumlah hasil tangkapan terbanyak kedua adalah rajungan Portunus pelagicus sebanyak 7 ekor, dengan bobot total sebesar 285 g. Persentasi jumlah hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini setara dengan 13 dari total hasil tangkapan pada bubu jenis tersebut. Adapun hasil tangkapan terendah ditempati oleh kepiting bakau Scylla sp, udang peci Pennaeus indicus dan ikan beloso Cryptocentrus caeruleomaculatus dengan jumlah hasil tangkapan masing-masing sebanyak 555 g untuk kepiting bakau, 24 g untuk udang peci, serta 200 g untuk bobo ikan beloso. Persentasi hasil tangkapan kepiting bakau, udang peci, dan ikan beloso masing-masing setara dengan 9 dari total hasil tangkapan pada bubu tersebut. Hasil tangkapan yang paling dominan pada bubu dengan posisi umpan di bawah dengan bobot umpan sebesar 100 g adalah kepiting batu Thalamita sp dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 13 ekor, dengan bobot total sebesar 585 g. Persentase jumlah hasil tangkapan kepiting batu pada bubu jenis ini setara dengan 32 dari total hasil tangkapan pada bubu tersebut. Jumlah hasil tangkapan terbanyak kedua adalah rajungan Portunus pelagicus dengan jumlah sebanyak 12 ekor, dengan bobot sebesar 575 g. Persentasi jumlah hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini setara dengan 29 dari total hasil tangkapan pada bubu tersebut. Adapun hasil tangkapan terendah ditempati oleh udang peci Pennaeus indicus dan kepiting bolem Leptodius sp dengan jumlah masing- masing sebesar 3 ekor, dengan bobot sebesar 10 g untuk udang peci dan 330 g untuk kepiting bolem. Persentasi hasil tangkapan udang peci dan kepiting bolem masing-masing setara dengan 7 dari total hasil tangkapan pada bubu tersebut. 106 Hasil tangkapan yang paling dominan pada bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 150 g adalah rajungan Portunus pelagicus dan udang peci Pennaeus indicus dengan jumlah hasil tangkapan masing-masing sebanyak 12 ekor, dengan bobot total sebesar 630g untuk rajungan dan 63 g untuk udang peci. Persentasi jumlah hasil tangkapan rajungan dan udang peci pada bubu jenis ini masing-masing setara dengan 29 dari total hasil tangkapan pada bubu tersebut. Hasil tangkapan terendah ditempati oleh ikan beloso Cryptocentrus caeruleomaculatus dengan jumlah sebanyak 4 ekor, dengan bobot total sebesar 150 g. Persentasi jumlah hasil tangkapan ikan beloso setara dengan 9 dari total hasil tangkapan bubu jenis tersebut. Adapun jenis hasil tangkapan kepiting bolem Leptodius sp tidak tertangkap pada bubu jenis ini. Hasil tangkapan yang paling dominan pada bubu dengan posisi umpan di bawah dan bobot umpan sebesar 150 g adalah kepiting batu Thalamita sp dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 14 ekor, dengan bobot total sebesar 740 g. Persentasi jumlah hasil tangkapan kepiting batu pada bubu jenis ini setara dengan 31 dari total hasil tangkapan pada bubu tersebut. Jumlah hasil tangkapan terbanyak kedua adalah udang peci Pennaeus indicus dengan jumlah sebanyak 11 ekor, dengan bobot sebesar 47 g. Persentasi jumlah hasil tangkapan udang peci pada bubu jenis ini setara dengan 23 dari total hasil tangkapan pada bubu tersebut. Hasil tangkapan terendah ditempati oleh ikan beloso Cryptocentrus caeruleomaculatus dengan jumlah sebanyak 1 ekor, dengan bobot total sebesar 50 g. Persentasi jumlah hasil tangkapan ikan beloso pada bubu jenis ini setara dengan 1 dari total hasil tangkapan bubu jenis tersebut. Secara detail jumlah dan bobot ikan yang tertangkap pada bubu dengan posisi dan bobot umpan yang berbeda disajikan pada tabel 11. Diag komposisi hasil tangkapan masing-masing bubu disajikan pada gambar 40. 107 Tabel 11 Jumlah dan bobot hasil tangkapan pada bubu dengan posisi dan bobot umpan berbeda Jenis hasil tangkapan Posisi dan bobot Atas Bawah Jumlah ekor Bobot g Jumlah Jumlah ekor Bobot g Jumlah Bubu dengan bobot umpan sebesar 50 g Nama Indonesia Nama Internasional Nama Latin Rajungan Blue swimming crab Portunus pelagicus 5 390 17.85 8 285 26.67 Kepiting Bakau Mud crab Scylla sp 7 1040 25 1 50 3.33 Kepiting Batu Swimming crab Thalamita sp 11 365 39.28 15 615 50 Kepiting Bolem Rock crab Leptodius sp 1 90 3.57 2 200 6.67 Udang Peci Indian white prawn Pennaeus indicus 2 10 7.14 1 5 3.33 Ikan Beloso Blue-speckled shrimp goby Cryptocentrus caeruleomaculatus 2 105 7.14 3 130 10 Total 28 2000 100 30 1285 100 Bubu dengan bobot umpan sebesar 100 g Nama Indonesia Nama Internasional Nama Latin Rajungan Blue swimming crab Portunus pelagicus 7 300 25 12 575 40 Kepiting Bakau Mud crab Scylla sp 5 555 17.87 6 475 20 Kepiting Batu Swimming crab Thalamita sp 25 1155 89.28 13 585 43.33 Kepiting Bolem Rock crab Leptodius sp 7 850 25 3 330 10 Udang Peci Indian white prawn Pennaeus indicus 5 24 17.87 3 10 10 Ikan Beloso Blue-speckled shrimp goby Cryptocentrus caeruleomaculatus 5 200 17.87 4 130 13.33 Total 54 3084 100 41 2105 100 Bubu dengan bobot umpan sebesar 150 g Nama Indonesia Nama Internasional Nama Latin Rajungan Blue swimming crab Portunus pelagicus 12 630 42.85 5 125 16.67 Kepiting Bakau Mud crab Scylla sp 5 685 17.85 4 360 13.33 Kepiting Batu Swimming crab Thalamita sp 9 295 32.14 14 740 46.67 Kepiting Bolem Rock crab Leptodius sp 10 1070 33.33 Udang Peci Indian white prawn Pennaeus indicus 12 63 42.85 11 47 36.67 Ikan Beloso Blue-speckled shrimp goby Cryptocentrus caeruleomaculatus 4 150 14.28 1 50 3.33 Total 42 1823 100 45 2392 100 108 Atas Bawah Gambar 40 Komposisi total hasil tangkapan bubu dengan posisi dan bobot umpan berbeda Bobot 50 g Bobot 150 g n=42 n=41 n=30 n=28 Bobot 50 g Bobot 100 g Bobot 100 g Bobot 150 g n=54 n=45 109 Berdasarkan uji Friedman terhadap total hasil tangkapan bubu dengan posisi dan bobot umpan yang berbeda, diperoleh nilai Chi-Square 4.043 dengan nilai probabilitas sebesar 0,543 pada taraf nyata 0,05 Lampiran 9. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap jumlah total hasil tangkapan bubu dengan posisi dan bobot umpan yang berbeda.

5.1.4 Keragaman spesies hasil tangkapan