Hubungan antara berat dan lebar karapas rajungan Portunus

135 Gambar 58 Hubungan antara berat dengan panjang karapas seluruh hasil tangkapan rajungan Portunus pelagicus

5.1.9 Hubungan antara berat dan lebar karapas rajungan Portunus

pelagicus Berdasarkan analisis regresi linier terhadap berat dengan lebar karapas rajungan Portunus pelagicus diperoleh persamaan sebagai berikut: y = - 8,42 + 2,73 ln x R 2 = 82 r=0,90 dimana y adalah berat dan x adalah lebar karapas Persamaan tersebut di atas dapat diinterpretasikan bahwa setiap penambahan ln lebar sebesar satu satuan mm akan meningkatkan ln berat sebesar 2.73 satuan g. Nilai koefisien determinasi R 2 pada persamaan ini sebesar 0,82 atau sebesar 82 . Nilai ini menunjukkan bahwa model dugaan dapat menjelaskan model yang sebenarnya di alam sebesar 82 . Nilai koefisien korelasi r pada persamaan ini sebesar 0,96. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan panjang karapas dan lebar karapas rajungan Portunus pelagicus sangat kuat. Sebaran data yang menunjukkan hubungan antara berat dengan lebar karapas kepiting bakau Scylla sp. disajikan pada Gambar 59. y = - 6,12 + 2,64 ln x R 2 = 76,6 r=0,87 136 Gambar 59 Hubungan antara berat dengan lebar karapas seluruh hasil tangkapan rajungan Portunus pelagicus 5.1.10 Rasio jenis kelamin Jumlah rajungan Portunus pelagicus yang tertangkap selama penelitian adalah sebanyak 49 ekor dengan komposisi rajungan jantan sebanyak 33 ekor dan rajungan betina sebanyak 16 ekor. Jumlah rajungan jantan paling banyak tertangkap pada bubu dengan bobot umpan sebesar 100 g yakni sebanyak 15 ekor. Adapun rajungan jantan lebih banyak tertangkap pada bubu dengan bobot umpan sebesar 100 g dengan posisi umpan di bawah. Rajungan jantan paling sedikit tertangkap pada bubu dengan bobot umpan sebesar 50 g yakni sebanyak 7 ekor. Adapun rajungan jantan lebih sedikit tertangkap pada bubu dengan bobot umpan sebesar 50 g dan 150 g dengan jumlah tangkapan masing-masing sebanyak 3 ekor. Rajungan betina paling banyak tertangkap pada bubu dengan bobot umpan sebesar 50 g dan 150 g dengan jumlah masing-masing sebanyak 6 ekor. Adapun rajungan betina paling banyak tertangkap pada bubu dengan bobot umpan sebesar 50 g dengan posisi umpan di bawah. Rajungan betina paling sedikit tertangkap pada bubu dengan bobot umpan sebesar 100 g yakni sebanyak 4 ekor. Adapun rajungan betina lebih sedikit tertangkap pada bubu dengan bobot umpan sebesar 50 g dan 100 g dengan jumlah tangkapan masing masing sebanyak 1 ekor. Secara lebih detail, jumlah rajungan jantan dan rajungan betina yang tertangkap pada tiap bubu disajikan pada Gambar 60. y = - 8,42 + 2,73 ln x R 2 = 82 r=0,90 137 Gambar 60 Jumlah rajungan jantan dan rajungan betina yang tertangkap pada tiap jenis perlakuan Berdasarkan uji Chi-square terhadap rasio jenis kelamin rajungan yang tertangkap pada bubu dengan menggunakan posisi dan bobot umpan yang berbeda, diperoleh nilai Chi-square 5,898 dengan nilai probabilitas 0,015. Hal ini menandakan bahwa populasi rajungan jantan dan betina tidak homogen. Adapun hasil uji chi – square terhadap rasio jenis kelamin rajungan yang tertangkap selama penelitian berlangsung secara detail dapat dilihat pada Lampiran 16. 138 5.2 Pembahasan 5.2.1 Komposisi total hasil tangkapan