55 surut dengan ketinggian yang sama. Pasang dan surut terbesar adalah 1 m dan
kisaran tinggi pasang dan surut kedua adalah 0,5 – 0,7 m.
4 Arus perairan pantai
Pola arus perairan di pantai Subang yang secara umum mengikuti pola arus Laut Jawa menunjukkan bahwa arus musiman sangat dominan di wilayah perairan
ini. Periode musim Timur terjadi antara bulan Mei dan September, arus musim bergerak ke arah barat dengan kecepatan maksimum sekitar 25 cmdet. Dari bulan
November sampai Maret arus musim mengalir ke arah timur dengan kecepatan maksimum sekitar 30 cmdet. Pada bulan April dan Oktober arah arus musim
berubah. Pengukuran arus di wilayah pantai Subang menunjukkan bahwa di perairan pantai Mayangan arus pasang berkisar 1,4 – 31,5 cmdet mengalir
dominan ke arah barat, dan arus surut berkisar antara 0,7 – 28,1 cmdet yang dominan mengalir ke arah barat.
5 Kualitas air perairan Subang
Berdasarkan topografinya, perairan kabupaten Subang terdiri dari: 1 perairan pesisir dan laut, 2 perairan sungai dan situ. Kondisi perairan Kabupaten
Subang banyak dipengaruhi oleh kondisi alam di dataran tinggi, serta pengaruh sifat oseanografi perairan dangkal Laut Jawa.
Kondisi umum perairan Kabupaten Subang relatif baik. Beberapa lokasi di perairan payau dan laut mempunyai sifat kekeruhan yang cukup tinggi seperti di
Pondok Bali, Mayangan dan Blanakan. Kondisi ini merupakan karakteristik perairan Laut Jawa yang banyak dipengaruhi oleh sedimen yang dibawa oleh
beberapa sungai yang bermuara ke Pantai Utara Jawa. Selain itu, sifat oseanografi di daerah pasang surut intertidal Subang memungkinkan terjadi sedimentasi dan
penggerusan pantai abrasi. Kondisi ini merupakan suatu hal yang menguntungkan karena perairan pesisir Subang menjadi subur karena mendapat
suplai nutrient dari daratan.
4.2.3 Mangrove
Kabupaten Subang memiliki hutan mangrove sebesar 6.132,8 Ha dengan tiga lokasi wisata bahari yaitu Wisata Buaya Blanakan, Pantai Pondok Bali, dan
Pantai Patimban. Hutan mangrove yang terdapat di kawasan pantai utara
56 Kabupaten Subang berada di bawah otoritas pengelola Perum Perhutani BPKH
Ciasem dan Pamanukan. Formasi hutan mangrove di pesisir utara Kabupaten Subang dari arah laut ke
darat didominasi oleh api-api Avicenia marina, kemudian bakau Rhizopora mucronata
dan prepatpepada Sonnateratia acida. Jenis fauna yang ditemukan pada hutan mangrove adalah jenis reptile seperti ular dan kadal, katak, jenis ikan
seperti belut, gabus, mujair, sepat, mujair, belanak dan sebagainya. Kondisi derajad keasaman pH perairan mangrove Desa Mayangan bersifat
homogen dan bersifat basa. Komposisi elemen di dalam sedimen hampir menyerupai air laut pada umumnya, karena lingkungan mangrove pada umumnya
memiliki interaksi yang sangat intensif dengan perairan pantai. Kandungan natrium yang terkandung pada daerah tengah petak mangrove berbeda dengan
daerah lainnya yaitu sekitar 5 kali lipatnya. Hal ini disebabkan karena pada bagian tengah petak mangrove dikelilingi tambak yang tidak digunakan dan relatif
tertutup. Akibat dari penguapan yang terjadi terus-menerus tetapi interaksi dengan perairan terbuka sangat minimal dan tidak ada proses pergantian massa air yang
menyebabkan jumlah garam dalam perairan menjadi tinggi. Kandungan salinitas pada bagian tengah petak mangrove, sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan bagian tepi sungai dan area pertambakan. Pada bagian tepi sungai dan area pertambakan lebih terbuka dengan perairan luar karena air dapat
masuk melalui parit-parit dan kegiatan pertambakan menyebabkan selalu adanya pergantian air di sekitar perairan mangrove. Pada bagian tepi sungai memiliki
nilai salinitas lebih rendah karena memiliki interaksi yang intensif dengan perairan terbuka dalam hal ini sungai.
Kandungan kalium pada mangrove Desa Mayangan relatif tinggi. Hal ini menyebabkan komposisi elemen dalam sedimen substrat mangrove berbeda
dengan komposisi air laut pada umumnya, yaitu kandungan elemen natrium lebih besar daripada kalium. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari luar
seperti aktivitas pertanian dan perikanan, dalam hal ini adalah kegiatan budidaya tambak dimanan petani pada umumnya melakukan pemupukan pada lahan
garapannya. Kegiatan tersebut dapat merubah komposisi elemen di dalam perairan
57 sekitar mangrove yang kemudian akan mempengaruhi kandungan elemen dalam
sedimen.
4.3 Unit Penangkapan Ikan