66 jarum jam. Setelah hampir membentuk lingkaran, seluruh jaring beserta
pelampungnya diturunkan secara serentak. Kemudian tali terus diulur sampai kapal kembali mencapai pelampung tanda.
Setelah setting selesai dilakukan, kapal bergerak perlahan sekitar 5 menit, kemudian penarikan jaring dimulai dengan menaikkan pelampung tanda ke atas
kapal. Setelah itu nelayan memuntal sebagian tali selambar di gardan untuk penarikan jaring hingga ke atas kapal. Umumnya waktu yang diperlukan untuk
melakukan proses hauling sekitar 15-20 menit. Setelah hasil tangkapan dikeluarkan dari bagian kantong maka dilakukan
penyortiran dan pemindahan ikan-ikan hasil hasil tangkapan ke dalam palka. Ikan- ikan yang tertangkap disortir bedasarkan jenis dan ukurannya. Semua hasil
tangkapan dibawa kembali oleh nelayan dan tidak ada yang dibuang kembali ke laut.
6 Hasil tangkapan
Hasil tangkapan utama dari dogol adalah udang jerbung, udang bago, dan udang krosok. Adapun hasil tangkapan sampingannya terbagi menjadi dua
kelompok yaitu hasil tangkapan sampingan ekonomis tinggi dan ekonomis rendah. Hasil tangkapan sampingan ekonomis tinggi antara lain kakap, kerapu,
rajungan, sotong dan cumi-cumi sedangkan hasil tangkapan sampingan ekonomis rendah antara lain ikan sebelah, pari, cucut, gurita, belanak dan pepetek
.
3. Jaring Arad 1 Deskripsi
Jaring arad diklasifikasikan ke dalam pukat udang. Alat tangkap ini banyak dikenal dengan nama cungking trawl atau mini otter trawl. Jaring arad
dikelompokkan ke dalam jenis otter trawl karena pada alat ini dilengkapi dengan alat pembuka mulut jaring otter board Subani dan Barus, 1989. Alat tangkap
ini merupakan salah satu alat penangkap ikan yang dioperasikan secara aktif dengan cara ditarik oleh perahu bermesin. Alat tangkap ini biasanya dioperasikan
di perairan dangkal dengan target tangkapan utama yaitu udang. Secara garis besar konstruksi jaring arad terdiri dari bagian sayap, badan, dan kantong Hakim,
67 2006. Jaring arad banyak digunakan oleh nelayan di daerah perairan pantai utara
Jawa dalam skala kecil.
2 Konstruksi
Bagian alat tangkap jaring arad terdiri atas sayap, badan jaring, kantong, pelampung, pelampung besar, pemberat, palang kayu danleno dan papan rentang
otter board. Jaring arad termasuk ke dalam alat tangkap pukat yang terbagi atas tiga bagian utama, yaitu sayap, badan dan kantong. Konstruksi dari jaring arad
dapat dilihat pada Gambar 23. • Sayap
Sayap disebut juga jaring pengarah yang merupakan perpanjangan badan jaring ke otter board. Sayap berfungsi untuk mengarahkan hasil tangkapan masuk
ke dalam jaring. Sayap pada jaring arad memiliki panjang sebesar 10,5 m dengan material jaring yang digunakan yaitu PE dengan ukuran mesh size sebesar 43.75
mm. Pada sayap terdapat 2 jenis pelampung yang dipasang yaitu pelampung jenis I dan pelampung besar. Pelampung jenis I terbuat dari karet berwarna putih.
Pelampung jenis ini berbentuk elips dengan ukuran panjang 16 cm dan diameter 2 cm. Jumlah pelampung jenis I ini sebanyak 10 buah terpasang disepanjang sayap.
Adapun pelampung besar terbuat dari bahan plastik berbentuk silinder. Ukuran panjang pelampung ini yaitu 30 cm dengan diameter 12.5 cm. Jumlah pelampung
besar yang digunakan hanya satu buah dipasang pada bagian tengah mulut. • Badan
Badan jaring pada jaring arad berfungsi untuk mengurung obyek yang telah digiring oleh sayap. Badan jaring terletak di bagian tengah jaring arad dimana
pada sudut depan kiri dan kanan badan jaring berhubungan dengan sayap kanan dan kiri, sedangkan pada bagian belakang badan berhubungan langsung dengan
bagian kantong. Adapun material jaring yang digunakan pada bagian badan jaring yaitu PE dengan dengan panjang sebesar 4,5 m dan ukuran mata jaring mesh size
sebesar 37.5 mm. Disepanjang badan jaring bagian atas terpasang pelampung jenis II untuk menjaga agar mulut jaring arad tetap terbuka sempurna. Pelampung
jenis ini terbuat dari karet berbentuk kubus dengan dimensi p x l x t yaitu 4,5 x 2,5 x 2,5 cm. Jumlah pelampung jenis ini sebanyak 13 buah.
68 • Kantong
Kantong berfungsi sebagai tempat berkumpulnya hasil tangkapan. Kantong pada jaring arad memiliki panjang sebesar satu meter dan mesh size sebesar 20
mm. Pada bagian ujung kantong diikat dengan tali pengikat menggunakan simpul cod end knot
. Adapun penggunaan simpul tersebut ialah untuk memudahkan dalam mengeluarkan hasil tangkapan.
• Tali ris bagian sayap Tali ris atas dipergunakan untuk menghubungjan kedua sayap jaring bagian
atas melalui mulut bagian atas. Tali ris atas terbuat dari bahan PE multifilament dengan diameter 4 cm dan panjang 9 meter. Adapun tali ris bawah digunakan
untuk menghubungkan kedua sayap jaring bagian bawah melalui mulut bagian bawah. Tali ris bawah pada alat tangkap jaring arad terbuat dari bahan rami
dengan panjang 11 meter dan diameter 1 cm. Adapun perbedaan panjang tali ris atas dan bawah ini menyesuaikan dengan ukuran badan jaring.
• Otter board Otter board berfungsi untuk menjaga agar sayap jaring terbuka ke kanan dan
ke kiri dengan baik. Otter board terbuat dari kayu dan semen yang dicor dengan dimensi p x l x t yaitu 100 x 60 x 2 cm. Dengan adanya otterboard ini, jaring arad
diklasifikasikan sebagai pukat tarik trawl, namun karena ukurannya yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan trawl, maka jaring arad disebut juga mini trawl.
Gambar 23 Konstruksi jaring arad
3 Kapal
69 Kapal yang digunakan pada pengoperasian jaring arad adalah kapal motor
tempel berbahan kayu jati dengan dimensi L x B x D yaitu 8 x 2,8 x 1,5 meter. Kapal ini digerakkan dengan menggunakan mesin dengan merk Dongfeng. Mesin
ini memiliki umur teknis ±5 tahun dengan kekuatan sebesar 16 PK. Adapun bahan bakar yang digunakan adalah solar dengan kebutuhan solar per trip sebanyak 15-
20 liter. 4 Nelayan
Mayoritas nelayan jaring arad yang ada di Kabupaten Subang adalah penduduk asli setempat dan sebagian kecil merupakan nelayan pendatang yang
berasal dari Indramayu, Karawang dan Cirebon. Nelayan jaring arad di Kabupaten Subang terbagi menjadi dua yaitu nelayan pemilik juragan dan nelayan buruh.
Adapun pengoperasian jaring arad di Kabupaten Subang dilakukan oleh 2-3 orang nelayan, dimana satu orang bertugas sebagai nahkoda kapal dan sisanya bertugas
mengoperasikan jaring. Jumlah nelayan yang sedikit ini dikarenakan ukuran kapal dan alat tangkap yang digunakan merupakan unit penangkapan yang masih
tradisional dan memiliki ukuran yang kecil.
5 Metode pengoperasian
Pengoperasian jaring arad dilakukan secara one day fishing dimana kapal berangkat pada pagi hari yaitu pada pukul 04.00 dan kembali pada siang atau sore
hari pada pukul 14.00. Jaring arad dioperasikan di daerah pantai dengan tipe dasar perairan lumpur berpasir. Kedalaman perairan berkisar antara 15-60 m dengan
topografi dasar perairan yang relatif datar. Jaring arad dapat dioperasikan sepanjang tahun, namun intensitas pengoperasiannya dipengaruhi oleh musim
penangkapan. Wilayah pengoperasian jaring arad adalah di sekitar perairan Subang seperti Pantai Blanakan, Pantai Mayangan, Perairan Legonkulon, dan
Perairan Ciasem. Pada proses pengoperasian jaring arad terdapat beberapa tahap yaitu:
1 Penentuan daerah penangkapan ikan Fishing ground
Sebelum alat tangkap disetting, nelayan terlebih dahulu menentukan tempat yang diperkirakan terdapat target tangkapan. Pada tahap penentuan daerah
penangkapan ini nelayan tidak menggunakan alat Bantu seperti fish finder dan
70 sejenisnya. Nelayan menentukan daerah penangkapan dengan menggunakan
pengalamannya selama melaut. 2
Setting alat tangkap Setelah daerah penangkapan ikan ditentukan, nelayan akan menyiapkan jaring
arad untuk segera disetting. Sebelum jaring arad disetting, jaring arad ditata terlebih dahulu agar tidak terbelit saat sedang dioperasikan. Jaring yang terbelit
akan mengganggu proses terbukanya mulut jaring arad sehingga mulut jaring arad tidak terbuka dengan sempurna.
3 Penarikan jaring arad towing
Setelah jaring tertata dengan baik di dalam perairan, kemudian nelayan akan mulai melakukan penarikan jaring arad. Penarikan jaring arad dilakukan dengan
tujuan untuk menyapu dasar perairan sehingga ikan dan udang yang ada di dasar perairan dapat tertangkap. Adapun kecepatan kapal saat melakukan penarikan
jaring harus konstan agar bukaan mulut jaring arad tetap terbuka dengan sempurna.
4 Pengangkatan jaring hauling
Setelah dilakukan penarikan jaring, maka dilakukan pengangkatan jaring arad ke atas kapal untuk melihat hasil tangkapan. Proses penarikan jaring dimulai
dengan menarik tali ris terlebih dahulu sampai dengan bagian kantong jaring. Setelah bagian kantong berhasil ditarik ke atas kapal, kemudian ikatan pada
ujung kantong dilepaskan dan hasil tangkapan dikeluarkan. 5
Penanganan hasil tangkapan. Setelah hasil tangkapan dikeluarkan dari dalam kantong, kemudian hasil
tangkapan segera dibersihkan terlebih dahulu untuk menghilangkan lumpur yang tercampur dengan hasil tangkapan. Hal ini terjadi karena jaring arad
dioperasikan di dasar perairan yang berlumpur. Adapun setelah hasil tangkapan dibersihkan, nelayan melakukan melakukan penyortiran berdasarkan jenis dan
ukuran hasil tangkapan. Semua hasil tangkapan akan dibawa kembali oleh nelayan dantidak ada yang dibuang kembali ke laut.
6 Hasil tangkapan
Hasil tangkapan jaring arad terbagi menjadi dua kategori yaitu hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan. Adapun hasil tangkapan utama
71 jaring arad adalah udang jerbung Penaeus merguiensis, udang krosok
Parapenaeopsis sculptilis dan udang bago Pebaeus marguensis. Adapun hasil tangkapan sampingan jaring arad dibagi menjadi dua kelompok yaitu hasil
tangkapan sampingan bernilai ekonomis tinggi dan hasil tangkapan sampingan bernilai ekonomis rendah. Adapun hasil tangkapan sampingan yang bernilai
ekonomis tinggi yaitu rajungan Portunus sp, sotong Sepia sp dan cumi-cumi Loligo sp. Sedangkan untuk hasil tangkapan bernilai ekonomis rendah yaitu
beberapa jenis ikan seperti pepetek Leioghnatus sp, gulamah Pseuosorena sp, beloso Saurida tumbil, kerong-kerong Therapon theraps, sebelah Psettodes
erumei , pari Trygan sephen, cucut Squalus sp, dan gurita Octopus sp.
4. Jaring Millenium 1 Dekripsi